vote and comment before.
kalau nemu ada typo bilang yaa biar enak bacanya-![◇]
"Follback?" Gumam Jeka. Ya, hanya dia yang mendapat pesan itu, Jef, Bagas ataupun Yogi tidak mendapat pesan itu.
Jeka tidak membalas pesannya, tetapi tangannya beralih mengklik tanda follow back pada akun Binnie.
"Bianca Nivanca?" Gumam Jeka lagi, namanya simple, aneh, tetapi cukup bagus.
"ANJIR ADA PAK ANJU ANJIR!" Ucap Yogi lalu segera mematikan ponselnya, begitu juga teman temannya yang lain, mereka langsung mematikan ponsel mereka karena takut ketahuan lalu di sita oleh guru itu.
"Saya mau razia." Ujar guru berkaca mata itu saat tiba di depan kelas. Sontak seisi kelas mendadak tegang karena belum ada persiapan. Padahal, biasanya Yogi ataupun Bagas suka mendapat bocoran kalau Pak An- maaf, namanya Ranu, tetapi anak anak memanggilnya Pak Anju karena memang menyebalkan bagi mereka. Beliau guru konseling, jadi wajar saja kalau anak anak menilainya galak.
"Jeffrey, mana dasi kamu?" Ucap guru berkacamata itu.
"D-ditas pak," jawab Jef.
"Pakai!" Tegas Pak Ranu lalu beralih ke Yogi, "Yogi! Mana Bet kamu?! Dari awal kelas saya lihat kamu belum pasang bet kelas!"
"Wajar atuh, Pak. Ini kan baju baru," jawab Yogi.
"Kalau besok belum pakai juga, saya coret baju kamu!"
Kini Pak Ranu beralih ke Bagas, "atribut kamu lengkap, tapi itu lengannya gausah digulung gulung! Mau jadi preman mana kamu?!"
"Kamu juga Jeka! Apalagi kamu, dasinya jangan di cantolin di bahu aja! Kancingin itu baju kamu, masukin! Gesper mana gesper?!"
Jeka memang langganan sekali kalau sudah begini, dia hanya pasrah menunduk lalu mengangguk.
"Apa ini?! Anting? Kamu pakai anting? Lepas!" Ujar Pak Ranu. Jeka baru ingat kalau anting yang dia pakai sehabis manggung kemarin belum di lepas. Tidak, dia tidak ditindik.
Setelah merazia seluruh murid di kelas, Pak Ranu pergi dari kelas Jeka. Tentu saja bukan JYB 97 kalau menaati perintah guru itu. Mereka berpakaian seperti semula lagi, "kalau rapih rapih, gak enak belajarnya," itu motto JYB 97. Padahal, belajar saja tidak serius.
Mohon tidak ditiru.
[◇]
"AH, I'M ANGRY WITH MR. ANJU YOU KNOW?!"
"Tenang dulu atuh, Nela," ujar Lisa menenangkan.
"GAK BISA GITU LISA! THAT'S A LIPBALM FROM ETUDE HOUSE YOU KNOW?!"
Bams hanya bisa menghela nafas saat melihat Nebula yang ngamuk sejak tadi. Nebula itu tidak sengaja membawanya, tadi dia berniat memakainya di mobil tetapi malah terbawa di tasnya.
"Gue gue bawa hp sama lipbalm, tapi kenapa ini gak disita?!" Ujar Nebula menunjuk ponsel lamanya.
"Karena lo gak mainin," jawab Bams.
Nebula memang memiliki dua ponsel. Satu untuk dibawa ke sekolah, satu untuk dia mainkan dirumah atau ketika jalan jalan. Dia tidak mau ponsel lipat barunya kena sita, jadi dia membawa ponsel lamanya saja.
"Oh man holy shit! Itu baru beli kemaren pas Papi baru pulang dari Korea!" Ujar Nebula.
"Yaudah, hari sabtu kita ke Korea terus beli itu lagi," ucap Bams.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama
Teen Fiction"Gue suka sama lo. Lo juga pasti suka sama gue. Jadi, ayo pacaran!" Sejak kalimat itu hinggap dikehidupan Jeka, status kejombloannya telah sirna. Namun, siapa sangka ternyata sejak itu pula drama kehidupannya muncul. ©innerale 2020