untuk alzamikra,
yang penuh perhatian dan sering menyapa.
***
LANGKAH-LANGKAH kakiku lebar dan mantap ketika berjalan di sepanjang lorong-lorong panjang berkarpet dan menaiki anak-anak tangga menuju kamar ayahku, keesokan paginya.
Dua ksatria yang menjaga pintu tampak sedikit heran melihatku mendatangi kamar raja sepagi ini. Mereka buru-buru menunduk menghormat.
"Y-Yang Mulia Orion, Yang Mulia Raja baru saja kembali dari berkuda dan sedang berganti pakaian--"
Berkuda sepagi ini? Lagi-lagi?
"Ini darurat." ceplosku asal. Salah satu ksatria hendak mengetuk pintu, namun aku tak membuang-buang waktu dan mendahului mereka mengetuk pintu putih besar itu dengan buku-buku jariku.
"Ayah, ini aku." aku mengumumkan, "Bisakah aku berbicara denganmu sebentar?"
Ada jeda diam selama beberapa saat.
"Masuklah."
Salah satu ksatria membukakan pintu untukku dan aku melangkah masuk, melihat Ayah sedang berpakaian dibantu oleh Sir Rowen. Dia berdiri membelakangiku menghadap cermin besar di dekat jendela.
"Apakah ini darurat?" tanya Ayah, menatapku bingung melalui pantulan cermin.
"Ya, bagiku setidaknya." gumamku tak tahan lagi, "Aku sudah memutuskan bahwa aku akan menyerahkan tanggung jawabku sebagai pendamping Putri Carina selama kedatangannya kepada Duke Alphard."
Ayah mengangkat alisnya tinggi sekali.
"Mengapa?"
"Apa kau sudah mendengar tentang kekacauan kecil di lapangan berlatih para ksatria kemarin siang?"
"Ya, aku mendengar laporannya dari Sir Leonis..."
"Apa kau mendengar detailnya?" desakku.
"Kenapa?"
"Dia gadis yang agak..." aku menggertakkan gigi menahan kata-kataku, "...kemarin dia mendadak meminta Victor untuk berpura-pura menawannya dengan pedang di leher, lalu memintaku untuk berduel melawan Victor demi membebaskannya! Kami terpaksa menurut demi menjaga perasaannya, tetapi teater dadakan itu malah berujung ke ajang taruhan para ksatria untuk menentukan siapa pemenangnya... dan ketika aku lengah di tengah duel, dia menyandung kaki Victor supaya aku unggul... dan ketika aku memprotes tindakannya yang curang, gadis itu mendadak berdeklarasi bahwa dia akan mengajariku cara untuk menjadi pangeran yang tidak naif!"
Ayah terkekeh pelan, "Kau jarang sebawel ini."
"Ayah."
Ayah berbalik menghadapku dan melambai pada Sir Rowen agar dia meninggalkan kami berdua, "Aku sudah mendengar garis besarnya dari Sir Leonis kemarin, seperti yang kubilang padamu. Dan ya, dengan cukup detail. Carina memang gadis yang berjiwa bebas, seperti ayahnya. Dia tidak suka berbasa-basi, namun aku yakin dia tidak pernah bermaksud jelek."
"Dia mengatakan bahwa aku pangeran yang naif." ulangku, tersinggung.
Ayah memandangku lurus-lurus, "Jadi apakah menurutmu kau pangeran yang sama sekali tidak naif?"
Aku kehilangan kata-kata.
"Orion." Ayah berjalan mendekat, "Akan tiba waktunya nanti ketika kau menjadi seorang raja dan menggantikanku, dan kau akan menerima beragam jenis sindiran, cercaan, bahkan hinaan, dari orang-orang yang tidak menyukaimu. Ada kalanya kau hanya perlu mengabaikannya, seperti yang seringkali kulakukan, namun ada kalanya pula kau perlu mendengarkan dan mengintrospeksi diri."
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be A Proper Prince
FantasyDalam tujuh hari, putra mahkota Kerajaan Centauri--Pangeran Orion--akan berulang tahun. Demi menyambut perayaan tersebut, istana kedatangan tamu kehormatan dari kerajaan tetangga, yakni sang raja dan putri bungsunya, Putri Carina. Selama tujuh hari...