Hari Ketujuh: Menemukanmu (Bagian 2)

223 53 39
                                    

untuk FedoraMarleen,

penulis favorit yang karya-karyanya satu di antara sejuta.

***

"INI benar-benar aneh."

"Apa?"

"Kau benar-benar aneh."

Sejujurnya, aku tak bisa lebih setuju lagi dengan komentar ayahku barusan. Saat ini kami tengah berkuda bersisi-sisian di rute hutan yang biasa dilaluinya, dengan empat orang ksatria--termasuk Sir Leonis--yang mengawal kami tak jauh di depan dan tak jauh di belakang.

Ketika aku menerobos masuk ruang duduk sekitar setengah jam yang lalu dan mendadak mengajak Ayah berkuda bersamaku, dia tampak seperti nyaris terkena serangan jantung. Aku praktisnya memintanya untuk menelantarkan para tamu, dan dia tidak bisa menerima ide itu.

Namun Raja Canopus--yang sepertinya sudah menyadari bahwa komentar istrinya mengenai pai rhubarb di meja sarapan tadi merupakan penyebab dari kecanggungan yang sempat terjadi, dan bertekad menebus kesalahannya--berkata bahwa mereka tak keberatan dengan sesi 'waktu bebas' tanpa Raja Cygnus dan meyakinkan pria itu agar mengabulkan permintaanku.

Tetapi tetap saja, Ayah masih kesulitan mencerna sikap spontanku yang agak di luar karakter ini. Terlebih, berkuda tepat sebelum agenda pidatoku yang penting.

"Raja Canopus tadi berkata bahwa aku boleh bersikap egois, toh ini hariku. Lagipula aku ingin mengetahui mengapa kau begitu menyukai berkuda belakangan ini, bahkan ketika jadwalmu begitu padat." aku menanggapi Ayah dengan santai, "Apakah karena tekanan penyelenggaraan segala perayaan ini?"

Bisa kulihat ekspresi Ayah sedikit berubah kaku. Pria itu mencengkeram tali kekang kudanya, Alpha, dengan lebih erat.

"Yang Mulia, apakah Anda ingin berhenti sejenak?"

Perhatianku teralih ketika Sir Leonis mengumumkan dari depan kami. Kami telah tiba di bukaan hutan yang dekat dengan tebing. Agak kurang tepat sebetulnya bila disebut tebing, karena tanah yang berada di balik tebing cukup landai. Kontur tanah di Centauri berbukit, semakin tinggi ke tengah pulau, dan istana terletak di pusat pulau yang lebih tinggi dari kota maupun laut, jadi bagian hutan ini bisa dibilang salah satu 'tepian bukit' dekat istana.

Ayah memberi gestur agar para ksatrianya menunggu di belakang sementara kami berdua berkuda mendekati pinggir bukit.

Pemandangan yang terlihat dari atas sini begitu luar biasa. Dari sisi ini, kami dapat melihat bagian kota Centauri yang berbatasan langsung dengan pelabuhan. Laut tampak begitu biru dengan camar-camar yang beterbangan di atasnya. Dan bila memicingkan mata, aku dapat melihat aktifitas penduduk di pelabuhan yang ramai, kapal-kapal yang merapat, barang-barang yang digotong oleh para buruh, juga nelayan yang menjajakan hasil tangkapan hari itu.

Ayah turun dari kudanya, maka aku mengikutinya. Kami mengikatkan Alpha dan Reggie di pohon terdekat, lalu berdiri bersebelahan, menikmati keindahan pemandangan kota dan laut.

"Ini sungguh menakjubkan." aku membuka suara, "Bahkan samar-samar masih terdengar deburan ombak di kejauhan."

Ayah mengangguk, "Ke sinilah aku biasa berkuda, Orion."

Aku memperhatikan profil Ayah.

Biasanya, Raja Cygnus selalu nampak kuat dan agung dengan bahu tegap, pandangan tajam, mahkota di puncak kepalanya yang semakin menguarkan aura kepemimpinannya. Namun saat ini, yang berdiri di sebelahku merupakan sosok pria yang berbeda. Aku dapat menangkap sorot menerawang pada pandangannya, garis-garis wajah yang merefleksikan umurnya, yang membuatnya terlihat begitu normal dan... rapuh.

To Be A Proper PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang