Part 11

3.3K 142 31
                                    

"Hati-hati nona..." Damian melepaskan tangannya dari pinggang Serena.

Sedangkan gadis itu sedang berusaha mati-matian menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah karena malu. Sial... pria dihadapannya benar-benar tampan.

"Te--terima kasih," ucap Serena gugup.

Damian hanya tersenyum tipis lalu meninggalkan Serena. Pria itu berjalan menuju ruang VIP untuk bertemu anak buahnya.

Serena masih tertegun memandang punggung lebar milik Damian. Sungguh dia merasa gila karena merasakan debaran aneh itu, debaran yang bahkan tidak dia rasakan kepada suaminya.

Serena memutar tubuhnya, dia ingin segera keluar dari tempat berisik itu.

Dengan cepat Serena melangkah menuju ke pintu keluar.

Damian menuangkan wine ke gelas miliknya dan juga ke gelas milik anak buahnya.

Mereka masih belum berhasil menemukan wanita simpanan Martin. Dan jalan satu-satunya adalah mengikuti Allaric.

"Aku sangat penasaran gadis seperti apa yang menjadi istri kedua pria brengsek itu," gumam Damian sambil memutar wine yang ada di gelas nya, lalu perlahan menyesap minumannya.

"Besok pagi saya pastikan data tentang gadis itu akan ada ditangan anda Sir." jawab anak buah Damian.

Damian hanya diam menikmati cairan merah itu membasahi kerongkongan nya.

"Aku hanya kasihan kepada kakak ku, seharusnya dia juga lupa dengan pria brengsek itu!" keluh Damian sambil menghela nafas kasar.

Kalau saja perceraian itu sudah terjadi, dia pasti bisa mencegah Martin kembali ke dalam kehidupan kakak nya.

**********

"Besok aku akan pulang ke Toronto, aku akan menyiapkan rumah kita seperti dulu lagi." Martin mengusap pipi Arra dengan lembut.

"Apa aku tidak boleh ikut? Aku tidak ingin berpisah dengan mu," ucap Arra pelan dan memeluk pinggang Martin dengan posesif. Dia tidak ingin berpisah lagi dengan suaminya.

"Aku akan menjemput mu saat rumah kita sudah selesai di bereskan . Kau tahu kan sudah lama kita meninggalkan rumah itu. Semenjak kau sakit dan tinggal di Ottawa, aku tidak pernah pulang lagi ke rumah kita. Aku takut kesepian," ucap Martin panjang lebar, dia harus membuat Arra percaya.

Dan tentu saja istrinya percaya dengan ucapannya tadi. Arra wanita yang sangat polos dan mudah tersentuh, jadi tidak sulit bagi Martin mempengaruhi pikiran wanita itu.

Dia hanya perlu membuat Arra benar-benar lupa dengan semua perselingkuhan yang pernah dia lakukan.

Martin menarik dagu Arra lalu mengecup bibir istrinya dengan lembut.

Arra pun membalas ciuman mereka dengan intens, wanita itu juga merindukan sentuhan dari dirinya. Tapi Martin harus menahan diri sampai Arra benar-benar pulih, setelah itu dia akan membuat Arra mendesah hebat dibawah kungkungan nya.

Sebut saja Martin gila, saat ini dia sudah berencana akan meniduri Serena saat sampai di Toronto. Dia tidak bisa menahan hasrat dan gairahnya ketika berdekatan dengan istrinya. Walaupun dia harus membayangkan Arra saat bercinta nanti.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Arra saat merasakan Martin menghentikan ciuman mereka.

Martin hanya tersenyum tipis dan kembali melumat bibir Arra.

8. Bunga Kedua ( THE END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang