Part 19

2.9K 112 25
                                    

Martin memeluk tubuh Arra semakin erat, istrinya baru saja tertidur setelah melewati percintaan panas. Martin mengecup puncak kepala Arra, lalu beralih mengecup bibir ranum milik wanita yang selalu menjadi candu nya itu.

Martin mencoba memejamkan matanya, tapi pikirannya tertuju kepada Serena. Ah... Gadis itu pasti sangat kesepian tidur sendirian, ingin rasanya Martin juga memeluk Serena saat ini.

Perlahan Martin beranjak dari tempat tidur, Martin mengenakan pakaiannya lalu menuju pintu dan keluar dari kamarnya. Martin memeriksa keadaan rumah, memastikan tidak ada orang yang melihatnya masuk ke kamar Serena.

Martin melangkah menuju kamar Serena, yang berada di samping ruang kerjanya dan tidak jauh dari kamar utama.

Martin memutar knop pintu kamar Serena. Sial!! Ternyata pintu kamar Serena dikunci. Dengan kesal akhirnya Martin kembali ke kamarnya. Besok dia harus memperingati Serena agar tidak mengunci pintu kamar. Atau dia bisa meminta kunci cadangan kepada Nancy, wanita tua itu pasti tahu hubungan antara dirinya dengan Serena. Lagipula Martin pernah kepergok saat sedang berduaan berada dikamar Serena. Ah... Martin tidak peduli dengan wanita tua itu, dia hanya pelayan dirumah ini.

Martin akhirnya kembali ke kamar utama.

"Kau darimana?" Arra menatap Martin dengan curiga, Martin langsung terkejut melihat istrinya yang terbangun. Tapi dengan cepat memutar otaknya untuk mencari alasan.

"Tadi Allaric menelpon, dia meminta ku memeriksa email penting dari klien." Martin tersenyum sambil menghampiri Arra.

"Ooh... Apa Allaric tidak tahu ini jam berapa?" keluh Arra tidak suka, ini masih jam dua dini hari. Gila saja asisten suaminya itu sampai menghubungi disaat jam tidur.

"Ini proyek penting sayang." Martin mengusap kepala Arra.

"Ayo... Kita tidur lagi." ajak Martin sambil naik ke atas tempat tidur lalu menarik Arra ke dalam pelukannya.

Arra hanya menghela nafas kasar, pekerjaan selalu membuat Martin lupa tentang dirinya.

"Tidurlah," ucap Martin. Arra pun mencoba memejamkan matanya, sungguh dia mengantuk dan lelah saat ini.

**********

Serena sama sekali tidak bisa memejamkan matanya, dia sengaja mengunci pintu kamarnya karena takut Martin akan masuk menemuinya. Demi Tuhan, Serena sangat ketakutan saat mendengar ancaman Martin siang tadi.

"Kenapa hidupku jadi sial sekali! Seharusnya aku tidak pernah menerima tawaran pria brengsek itu!" Serena mengigit bibir bawahnya, dia menyesal sudah menjadi istri Martin. Seandainya saja dia bisa memutar kembali waktu, dia tidak akan menerima ide konyol untuk menikah dengan pria tua dan brengsek itu

Dan tentang pria misterius itu, malah membuat pikiran Serena tambah rumit. Serena tidak tahu siapa pria yang sudah menidurinya malam itu dan gila nya Serena malah menikmati percintaan dengan pria itu. Astaga... Serena memukul kepalanya pelan, dia pasti sudah benar-benar gila saat ini.

Lagipula Serena bisa apa kalau tahu identitas pria itu, statusnya adalah istri Martin jadi tidak ada gunanya dia mengetahui siapa pria misterius itu.

Serena menghela nafas lalu mencoba memejamkan matanya, besok dia akan mulai bekerja sebagai asisten dari wanita yang merupakan istri dari suaminya.

Paginya...

Serena sudah bersiap membantu  Emily di dapur, hanya gadis itu yang bersikap ramah kepada nya di mansion ini.

8. Bunga Kedua ( THE END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang