Bab 5

123 21 8
                                    


Selamat membaca.
Vote and coment yahh:)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Naila melangkah dengan lemas memasuki rumahnya,selepas dari pelatihnya ia langsung kembali kerumah namun ditengah perjalanan ia bertemu beberapa preman yang membegalnya sialnya ia sempat diberikan pukulan pada wajahnya membuat wajah cantiknya menjadi sedikit lebam.

Ia melangkah dengan pelan agar tidak menimbulkan suara karena jika mama-nya melihatnya pulang dengan wajah lebam bisa-bisa ia dimarahi habis-habisan.Dengan langkah kecil ia menaiki tangga satu persatu namun baru diundukan ketiga suara seseorang membuat langkahnya terhenti dan langsung menurunkan topinya agar menutupi sebagian wajahnya.

"Naila dari mana aja sampai adik kamu pulang pake gojek?"suara Diana membuat Naila membalikkan badannya namun ia tetap saja menunduk karena takut mama-nya akan melihat lebam diwajahnya.

"Dari rumah temen mah!"jawabnya dia memang tidak memberitahukan mama-nya jika mengikuti latihan,tapikan dia sudah berkata jujur tentang dari rumah temen.

"Angkat kepala kamu!"Diana melangkah mendekat membuat tubuh Naila menegang,ia memejamkan matanya saat Diana membuka topi yang sejak tadi menutup kepalanya sekaligus lebam diwajahnya.

"ASTAGA NAILA INI KENAPA??"nahkan Mama-nya akan bereaksi berlebihan seperti sekarang,bahkan Nabila yang sedang berada dikamarnya buru-buru keluar karena penasaran.

"Apa Mah apa?Kak Nai kenapa?"Nabila langsung memutar badan Naila memeriksa apa ada yang kurang,berlebihan.

"Apaan sih lo,pusing nih gue diputar-putar!!"Kesal Naila membuat Nabila menghentikan aksinya dan langsung tercengir.

"Ayo ikut Mama,wajah kamu harus diobatin!"Diana menarik tangan Naila menuju ruang keluarga.

"Apaan sih Mah nggak usah lebay deh,ini tuh cuma lebam biasa doang!!"ucap Naila mendengus kesal,namun perkataannya sukses membuat Diana berbalik dengan mata melotot.

"Lebay gimana?Itu muka kamu udah ungu-unguan sini deh!"ucap Diana yang diangguki setuju oleh Nabila.

"Yaudah!"pasrah Naila kemudian mengikuti langkah Diana yang menuntunnya kearah kursi.

💠💠

Aster melangkah memasuki rumahnya,ia mendengar suara bising dari arah ruang keluarga sesampainya disana ia disuguhkan pemandangan kedua orang tuanya dan adik perempuannya sedang bercanda disana.Ia tersenyum miris sambil melanjutkan langkahnya keadaan yang membuatnya seperti ini,bergabung disana adalah pilihan yang sangat salah.

Jika dia benar-benar nekat maka bundanya akan kembali mengamuk dan meneriakinya,Aster disini sebenarnya menjadi korban ia terus disalahkan dengan kesalahan yang ia sendiri tidak ketahui.

"Tau pulang ternyata!"suara ayahnya membuat Aster yang sedang menaiki tangga langsung menghentikan langkahnya tanpa berbalik.

"Abangg!"Asila adiknya hendak berlari kearahnya namun instruksi dari bundanya membuat langkah Asila terhenti.

"Jangan dekati dia Sila,kamu bisa dalam bahaya!"ucapan bundanya membuat Aster memejamkan matanya lagi-lagi ia kembali dijauhkan dari adiknya.

"Jadi ini yah ketua geng motor yang tidak jelas itu,isinya anak tidak tau diri semua!"Aster mengepalkan tangannya saat mendengar ayahnya menghina Delvaros.

"Iya Yah,anak yang kerjaannya cuma keluyuran merokok disekolah pun pasti seperti itu!"Kini Bundanya juga ikut menimpali.

"Jika kalian tidak tau kebenarannya tidak usah banyak bicara!"setelah mengatakan hal itu langsung saja Aster melanjutkan langkahnya,entah dapat keberanian dari mana ia berani melawan kedua orang tuanya.

ALISTER (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang