Daring Lips | Highschool AU

727 41 43
                                    

Karyawisata sekolah adalah salah satu kegiatan menyenangkan selama sekolah. Val Gregory, James Rhone, dan Park Jin Ki pun beranggapan demikian.

Yang paling menyenangkan? Ah, biasa orang pasti menjawab jalan-jalan. Sayang, Val punya jawaban berbeda.

"Masih aman! Belum jam malam! Ayo, lanjut!"

Duduk melingkar di atas kasur dengan teman-teman sekamar yang kamu pilih sendiri, bermain sambil bergosip bersama. Bukankah itu sangat menyenangkan? Menghabiskan malam bersama sahabat, kapan lagi?

Ah, walau Val akui ia sedikit kangen dengan paman yang menampungnya sementara semasa ia sekolah menengah, Owen Gregory.

"Oke, Jin kena! Kamu mau tantangan macam apa?"

Jin berdecak sembari memandangi jari telunjuk dan tengahnya yang teracung berbentuk gunting. Sementara itu, Val dan James mengangkat tangan mereka yang terkepal sembari tertawa.

"Oke ...." Dengan kesal, Jin menurunkan tangannya, memandang kesal Val dan James. "Besok, waktu kita ke kuil, aku akan meneriakkan nama salah satu dari kalian begitu mencapai atap. Cepat tentukan siapa yang mau namanya kuteriakkan."

Val dan James seketika memucat.

"HAH?! ENGGAK, GANTI! Kalau kamu teriakkan namaku, bisa malu!" James berteriak kencang.

Val pun mengangguk-ngangguk setuju. Walau begitu, senyum Jin malah melebar.

"Oh, tidak bisa, aku sudah memutuskan. Kamu pikir tindakan itu tidak membuatku malu? Kalau harus melakukan tindakan tidak terpuji, aku akan bawa salah satu dari kalian denganku! Sekarang pilih! Atau mau dua-duanya sekalian?"

Val dan James saling pandang dengan wajah horor. Ya, ampun! Sepertinya mereka salah pilih teman main! Siapa juga yang awalnya menyarankan permainan di mana korban bisa menentukan sendiri kondisi awal tantangan untuk mereka? Ah, sial, benar juga. Itu, 'kan, ide Val sendiri soalnya ia tidak mau diberi tantangan aneh. Terakhir mereka main jujur berani seperti biasa, Val selalu mendapat pertanyaan memalukan atau tantangan yang membuatnya ingin masuk ke lubang.

"Jay, terima kasih. Aku senang sekali berteman denganmu—"

"Sial, Val! Aku enggak mau! Jijik tahu kalau namaku diteriakkan sama cowok begitu!"

"Terus bagaimana, dong?!"

Jin bersandar ke kepala kasur, wajahnya tampak sangat puas melihat pergumulan kedua temannya.

"Ya, berdebatlah! Kalau kalian lupa, biar kuingatkan. Seseorang bisa menggantikanku, loh. Tetapi tentu saja aku yang menilai apa tantangan yang akan dia lakukan memuaskanku atau tidak."

Val berteriak kaget mendengar celotehan Jin. Jarinya menunjuk tidak percaya ke arah Jin.

"Benar juga! Tadi kamu membuat peraturan itu! Ternyata untuk ini?!"

"Tunggu apalagi, Val?! Ambil!"

"Oke—kok, aku?!"

Dengan wajah datar, Jin kembali duduk tegap.

"Oke, Val. Sebutkan kondisi awalmu."

"Tunggu, kok—"

"Aku mendengarmu bilang 'oke' tadi."

"Itu enggak sengaja!"

"Peduli amat. Yang tersebut, tetap tersebut. Cepat sebutkan kondisimu."

Val memandang tidak percaya teman-temannya. James yang tadi panik bersamanya pun ikut tersenyum bak setan.

Mengapa ujung-ujungnya selalu Val yang tersiksa waktu mereka main tantangan begini?! Sungguh, ini semua tidak adil! Teman-temannya benar-benar tirani!

The IrregularsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang