Note:
Kembali memperingatkan, karena cerita bab ini menggunakan latar omegaverse, ceritanya akan lebih berbahaya dibanding bab-bab lain. Tidak ada adegan bersetubuh eksplisit atau semacamnya, namun yang jelas akan ada adegan dengan kontak tubuh yang cukup intim. Diharap untuk berhati-hati, terutama kepada yang sedang verpuasa atau tidak bisa menerima cerita slash lebih dari ... kata-kata manis ...?
--------------------
Dunia ini diatur oleh hal-hal yang begitu acak dan mungkin berbeda di setiap tempat dan situasi, seperti misalnya: hubungan darah, kepercayaan, jenis kelamin, ikatan, dan masih banyak lagi.
Namun, bagi Val Gregory, yang paling tidak penting adalah jenis kelamin dan kepercayaan.
Ah, tentu yang Val maksud dengan kepercayaan bukanlah agama. Justru, Val sangat taat beribadah karena tinggal dengan pamannya yang seorang pastur gereja.
Dalam kepala Val yang ditetapkan sebagai omega melalui kondisi tubuhnya, ia sangat benci kepercayaan orang mengenai "ikatan takdir". Semua cerita tentang ikatan takdir ini pada dasarnya didukung oleh reaksi tubuh. Kata mereka, seseorang akan langsung tahu begitu bertemu dengan ikatan takdir mereka, panas yang dirasakan akan jauh levelnya di atas panas pengaruh estrus.
Semakin Val dewasa, ia semakin menertawakan pernyataan bahwa reaksi tubuh yang tidak biasa itu sebagai tanda ikatan takdir. Apanya yang ikatan takdir? Memangnya mereka bisa memastikan kalau reaksi itu hanya pada terjadi ketika seseorang di dekat satu orang itu saja? Kalau suatu hari muncul orang lain yang mengimpuls reaksi yang sama bagaimana?
"Aduh, Val, kamu berlebihan, ah. Kamu, 'kan, omega. Bukannya biasanya omega berpikir itu romantis, ya?"
Val yang tengah bertopang dagu di mejanya melirik ke dua orang lelaki yang berdiri di sebelahnya, mengobrol dengannya. Ia tersenyum canggung melihat pemuda berambut oranye yang tadi memprotes pendapatnya memasang wajah khawatir.
Pemuda itu bernama James Rhone, sahabat Val sejak kecil yang secara ajaib mendapat pernyataan sebagai alfa di hasil tes jenis kelamin keduanya, padahal ia terlahir dari keluarga yang sebagian besar berisikan beta. Lebih beruntung lagi karena tidak ada ekspektasi-ekspektasi aneh yang diarahkan kedua orangnya walaupun ia alfa satu-satunya dalam keluarga.
Yah, masa diskriminasi seseorang berdasarkan jenis kelamin kedua mereka memang sudah tidak separah dahulu. Alfa tidak lagi dituntut sempurna, seperti omega tidak lagi dilarang bekerja untuk publik-walau kadang masih saja ada beberapa golongan yang melakukan diskriminasi seperti itu.
"Itu cuma pendapatku, kok, Jay. Aku ... cuma enggak suka saja kalau apa yang mereka sebut ikatan takdir itu menentukan seenaknya jodoh seseorang, bahkan membuat seseorang rela menanti lama untuk hal yang belum tentu muncul. Jin, kalau kamu bagaimana?"
Pemuda berambut hitam di sebelah James sembari melipat tangan menghela napas mendengar mengikutsertakannya dalam percakapan mereka. Sementara itu, James menatapi pemuda yang dimaksud penuh rasa penasaran.
Park Jin Ki namanya, sahabat Val yang terlahir dari keluarga alfa dan sesuai ekspektasi mendapat status alfa itu juga. Berbeda dengan James dan Val yang sudah bersahabat baik sejak kecil, ia baru mulai dekat dengan kedua orang itu sejak sekolah menengah atas.
"Enggak penting. Buat apa coba kalau badanmu suka tetapi hatimu enggak? Yang kayak begitu cuma alasan orang-orang bego buat memaksakan kehendak orang lain."
Val terperangah mendengar jawaban itu, begitu pula James. James memandang val dan Jin bergantian dengan pandangan kaget.
"Hah?! Sumpah?! Kalian berdua ini kenapa, sih?! Bukannya aku peduli, sih, tetapi kalian blak-blakan banget bicaranya. Sumpah, kalian ada dendam apaan sama topik ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Irregulars
Fanfiction-Aegis Orta- [Fanfictions Collection] Seingin apa pun, kau maupun aku tidak akan bisa menjadi biasa. Kita ini tidak biasa. Panggung sandiwara harus dibubarkan, kau harus sadar bahwa dirimu bukan apa yang mereka sebut "biasa". Oh, ya, kamu tidak ingi...