Aby menatap tak percaya dengan keberadaan mereka saat ini. Aby menatap sekeliling kapal pesiar yang bahkan bisa menampung lebih dari seribu orang dengan tatapan kagum yang tidak pernah surut dari manik mata gadis cantik itu.
Saat ini dirinya tengah berada di lautan bersama Alfred dan teman-teman pria itu. Tidak lupa juga ada puluhan pelayan serta pengawal yang mengikuti mereka di atas kapal ini. Sungguh, ini pengalaman menakjubkan yang baru pertama kali Aby rasakan. Tidak ada yang tahu bagaimana rasanya ia bisa menaiki benda laut ini.
"K-kita akan ke mana?" Aby menatap Alfred yang berdiri di sampingnya. Saat ini mereka sedang berdiri di pinggir kapal dan menatap air laut yang bergerak seirama dengan gerakan kapal yang melaju dengan kecepatan sedang.
Gaun putih milik Aby dengan pundak tertutup namum mekar di bagian bawah lutut bergerak oleh kibaran angin. Hal tersebut membuat Alfred sejenak terpaku dengan penampilan gadisnya. Apalagi rambut hitam panjang gadis itu tampak cocok dengan kulit putihnya.
Alfred berdeham dan mengalihkan tatapannya ke tengah hamparan laut. Pria itu kemudian berujar, "ke pulau seberang."
"Jauh kah?" tanya Aby lagi. Mereka sudah berada sejak satu jam lalu di atas kapal dan sampai sekarang Aby tidak melihat daratan dari jarak sejauh ini.
"Dua jam lagi."
Aby sontak terbelalak mendengar jawaban Alfred. Tidak ia sangka jika perjalanan menyeberangi pulau yang ia kira hanya membutuhkan waktu paling lama satu jam sebenarnya adalah tiga jam.
Seberapa jauh sebenarnya pulau yang dimaksud Alfred berada? Batin Aby bertanya-tanya.
"Kita masuk."
Alfred menarik tangan Aby membawanya masuk. Alfred tampak tampan dengan mengenakan kemeja putih lengan pendek dan celana jeans pendek. Banyak pelayan hilir mudik yang diam-diam menatap kagum sosok Alfred yang memang memiliki paras tampan dan tidak diragukan lagi jika pria itu juga memiliki kantong tebal alias banyak harta. Terbukti dengan kapal pesiar yang mereka tempati mereka saat ini adalah salah salah satu dari sekian ratus properti yang dimilikinya.
Alfred Kenzove adalah pria misterius dan termasuk dalam jajaran milyuner muda. Alfred memang tidak memiliki perusahaan tetap, tapi jangan ragukan saham-saham yang di milikinya di berbagai perusahaan raksasa yang terletak di bagian Amerika serikat. Alfred juga rajin berinvestasi di berbagai usaha sehingga pemasukannya setiap bulan jangan diragukan lagi. Itu hanya usaha yang terlihat di mata umum. Belum lagi pekerjaan yang dilakukan Alfred secara diam-diam.
Mereka hanya tahu Alfred Kenzove sang milyuner muda tanpa tahu tentang kehidupan asli pria itu. Bahkan, orangtua atau keluarga pria itu tidak ada yang tahu siapa dan di mana.
Sesampainya di ruang makan, sudah ada El, Rich, Lexy, dan Rose yang sudah menunggu di ruang makan.
"Kalian dari mana? Lama sekali," ujar Rich menatap keduanya.
"Melihat pemandangan." Aby menyahut dengan tenang. Tidak lupa dengan senyum manis yang bertengger di sudut bibirnya.
"Kalau begitu, ayo kita mulai makan siangnya," ajak Rich segera mendapat anggukan yang lain.
Makan siang berlangsung dalam Keheningan. Jika yang lain meneguk wine sebagai pereda tenggorokan mereka, hal serupa tidak terjadi pada Aby dan Lexy. Keduanya memang tidak terbiasa minum minuman seperti itu apalagi saat selesai makan seperti ini. Hanya satu gelas jus pereda tenggorokan mereka.
"Al, kau ingin menambah minummu?" tawar Rose menatap Alfred yang berada di seberang mejanya. Alfred melirik tak minat pada Rose sebelum akhirnya ia menggeleng kepalanya pelan.
Sementara Aby diam-diam menatap ekspresi Rose yang tampak kecewa dengan penolakan Alfred. Entah mengapa hal tersebut justru membuat Aby bahagia. Tidak tahu mengapa Aby tidak menyukai cara Rose yang berusaha menarik perhatian Alfred.
"Ah, iya, setelah tiba di sana, aku ingin langsung tidur agar bisa menikmati suasana pantai ujung di sore hari," ujar Rich antusias. Pria yang bekerja sebagai pengacara dengan bayaran termahal itu berusaha untuk mengalihkan suasana yang semula agak tegang untuk cair.
"Apa kita bisa melihat matahari terbenam?" tanya Lexy mendadak antusias.
"Tentu saja. Kau bisa menikmati matahari terbenam. Apalagi dengan pria yang kau cintai." Rich tersenyum miring melirik El yang duduk tenang di samping Lexy. Sementara gadis itu sendiri mendadak murung mengingat jika ia datang bersama El. Pria egois yang sampai saat ini masih di benci Lexy akibat luka masa lalu yang ditorehkan pria itu.
"Aku juga suka melihat pemandangan matahari terbenam. Boleh aku ikut?" tanya Aby antusiasme. Aby melupakan keberadaan Alfred yang duduk tepat di sampingnya. Harusnya Aby meminta hal itu pada Alfred bukan Rich yang kini mendadak pias.
"Kau akan ikut bersamaku."
Rich baru saja akan buka suara namun Alfred sudah lebih dahulu menyela dan membuat pria itu menelan kembali kalimatnya. Rich mengerjap dan mendadak bulu romanya berdiri saat Alfred meliriknya dengan tatapan tajam. Alfred memang terlihat misterius dan tidak banyak membuat ulah. Namun, satu kali pria itu membuat ulah, akan selalu ada nyawa yang menghilang. Tidak satu, tapi terkadang lebuh dari dua. Maka dari itu, selain menjabat sebagai Presiden Direktur di perusahaan milik ayahnya, Rich juga bekerja sebagai pengacara yang menyelesaikan banyak kasus besar. Seperti kasus Alfred yang membunuh anak seorang pejabat di tempat umum.
Mulai hari ini ampe minggu w ada di lapak Jan posesif sama Istri kedua en arveno ya. Cari w di sana. Senen w balik lg en sey helo sama lo pade.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] MYSTERIUS MAN [Alfred Kenzove]√
RomanceSEQUEL KEDUA IM NOT RAPUNZEL SETELAH 1. TAWANAN ARTHUR 2. MYSTERIUS MAN Bercak merah itu selalu muncul saat Abryla atau kerap disapa Aby bangun dari tidurnya. Aby panggilannya tidak pernah tahu jika bercak merah yang muncul di sekujur tubuhnya ada...