Tubuh Aby terhempas begitu saja ketika mereka memasuki sebuah kamar yang terletak paling ujung di antara bangunan lainnya.
Aby terbelalak menatap tak paham sosok Alfred yang menjulang tinggi di dekat tempat tidur.
"A-apa yang akan kau lakukan?" tanya Aby terbata-bata.
"Apa yang akan aku lakukan?" Sebelah alis Alfred terangkat naik menatap gadisnya dengan senyum miring.
Alfred membungkuk tubuhnya dan mengurung Aby dengan kedua tangan yang ia letakkan di samping kiri dan kanan tubuh gadis itu.
"Tentu saja untuk mengajakmu bersenang-senang."
Tangan Alfred bergerak membuka kancing kemeja yang dikenakan Aby. Hal itu membuat Aby segera menahan tangan pria itu. Aby tidak mau tidur dengan pria yang bahkan tidak ia kenal lama. Keperawan memang bukan hal tabu di negara bebas ini. Tapi, bukan berarti Aby tidak bisa menjaga dirinya. Aby tentu memiliki keinginan untuk menyerahkan harta berharganya kepada suaminya kelak.
"Hanya bermain." Tatapan Alfred menajam menatap Aby yang kini sudah mengkeret ketakutan.
Aby tetap menggelengkan kepalanya panik. Ia berusaha untuk mendorong tubuh besar di atasnya yang bahkan tidak bergerak sama sekali.
"Aku mohon, jangan lakukan apa pun padaku," mohon Aby sambil memberontak.
"Aku mendadak tuli, Sayang. Tidak bisa mendengar apa yang kau katakan."
Tidak membutuhkan waktu lama, kancing kemeja gadis itu terlepas dan bagian depan tubuhnya terbuka. Bahkan, beberapa kancingnya terlepas dari jahitan.
Alfred tidak membuka satu persatu kemeja yang di kenakan gadis itu tapi langsung merobek paksa. Hal tersebut membuat Aby semakin ketakutan. Apalagi tangan Alfred sudah bergerilya di kancing celana jeans yang ia kenakan.
"Stop!" Aby menahan tangan Alfred yang tengah berusaha menarik turun sleting celana yang di kenakannya. Aby berusaha menjauhkan tangan Alfred yang berakhir dengan tarikan sleting yang turun ke bawah.
Aby terbelalak.
Tubuhnya berusaha untuk bergerak menjauh tapi tangan Alfred sudah lebih dulu menarik paksa celananya hingga keluar dari kakinya.
Aby terbelalak. Aby shock dan berusaha untuk menjauh yang untungnya tidak di tahan Alfred lagi.
Alfred sekarang sudah berdiri di hadapan Aby. Tangannya bergerak membuka kancing baju yang ia pakai hingga tubuh seksi dengan otot lumayan besar memenuhi tatapan Aby.
Tidak ingin tergoda hanya karena menatap tubuh Alfred, Aby segera memutar kepalanya ke samping. Tubuhnya mulai meremang saat mengingat otot-otot yang menyesuaikan dengan tubuh pria itu. Sesuatu yang seharusnya tidak Aby rasakan kini mulai ia rasakan. Aby mulai panik. Napasnya mulai memburu merasakan bagian bawah tubuhnya yang berdenyut.
"Aku mohon jangan lakukan apa pun padaku, Al," mohon Aby mulai terisak. Ia tidak bisa lari dari kamar ini. Tubuhnya sudah setengah telanjang. Tidak ada selimut di sekitar tempat tidur dan baju-bajunya sudah teronggok di kaki Alfred.
Aby tentu saja tidak bodoh untuk mendekat pada sosok menyeramkan seperti Alfred. Mau melompat melalui jendela yang terbuka lebar di hadapannya pun tidak mungkin karena saat ini mereka berada di lantai dua resort.
Aby merasakan Alfred mulai naik ke atas tempat tidur, membuat gadis itu segera bergerak gesit menciptakan jarak agar berada jauh dalam jangkauan pria menyeramkan seperti Alfred. Namun, sayangnya Alfred sudah menarik kakinya dengan keras dan entah bagaimana posisinya kini Aby sudah duduk di pangkuan Alfred."Manis, jangan takut. Aku hanya ingin menciptakan permainan yang akan membuatmu bahagia," ucap Alfred lirih. Alfred meniup telinga Aby pelan membuat gadis itu menggelinjang geli.
"Jangan. Aku mohon," lirih Aby ketakutan.
"Tidak, Sayang. Semakin kau menolak, semakin aku ingin melakukannya."
Aby mulai bergerak gelisah di atas pangkuan Alfred. Aby merasa inti tubuhnya menduduki tepat di inti tubuh pria itu yang ternyata sudah mulai mengeras.
Aby menggigit bibirnya keras. Wajahnya mulai merah dengan napas yang mulai memburu. Setelah itu, ia mulai merasakan bibir Alfred mulai bergerak di bibirnya dan membuat gadis itu membalas lumatan Alfred.
Aby tidak tahu mengapa tubuhnya merespons dengan sangat anggota tubuhnya jika berdekatan dengan Alfred. Bagi Aby, Alfred memang pria berbahaya.
Aby mulai merasakan Alfred mulai bergerak turun dari tempat tidur dengan posisinya berada di pangkuan pria itu.
Aby bergerak berniat menjauhkan kepalanya. Tapi Alfred menahannya. Satu tangan melingkar di pinggang Aby dan satu lagi menahan kepalanya agar ciuman mereka tidak terlepas.
Sementara itu, Alfred sendiri sudah mulai turun dari tempat tidurnya dan melangkah mendekati balkon yang berada di kamarnya.
Pemandangan dari atas balkon memang indah. Apalagi di lihat saat sore atau pagi hari. Ada banyak pepohonan dan pantai sebagai objek penglihatan yang memanjakan mata.
Alfred mendudukkan Aby di pinggiran balkon dan barulah ia melepaskan tautan bibir mereka. Di tatapnya wajah Aby yang memerah dan napas gadis itu yang terdengar sedikit memburu.
"Ini?" Aby tercengang melihat ke bawah dan bergidik ngeri ketika membayangkan ia akan terjun bebas dari atas ke bawah. Oh, Aby tidak akan bisa membayangkannya.
"Indah bukan?" Alfred tersenyum miring menatap Aby yang kini membalas tatapannya.
"I-indah. Tapi, aku takut ketinggian," jawab Aby gugup. Tangannya melingkar erat di pundak Alfred dan tidak akan membiarkan dirinya terjatuh.
"Coba kau lihat, pantai dan pohon-pohon di pinggir pantai juga tampak indah." Alfred menatap sekeliling melalui pundak Aby karena kedua tangannya melingkar di pinggang mungil gadis itu.
"Benarkah?"
Aby memutar kepalanya sedikit menatap kejauhan yang memang terlihat sangat indah apalagi air laut yang pasang surut membentuk ombak. Tidak mau kalah, suasana sore juga terlihat indah dengan langit yang sudah mulai kuning pertanda petang akan segera tiba.
"Kau suka?" tanya Alfred tanpa melepaskan dekapan tubuh mereka.
"Hm. Indah," jawab Aby pelan. Aby sudah tidak memedulikan lagi dengan tubuhnya yang hanya mengenakan celana dalam serta bra. Juga, Alfred yang hanya mengenakan celana dalam ketat warna hitam yang di pakai. Bagi Aby menikmati keindahan seperti ini sangat jarang terjadi selama ia tinggal di kota besar ini.
"Bagaimana jika kita memulai permainan baru?"
Kening Aby mengerut dan bertanya ragu, "permainan apa?"
"Melompat ke surga."
"Aaa!"
Bersamaan dengan itu tubuh keduanya meluncur bebas dari lantai dua resort yang mereka tempati. Aby mengetatkan lengannya pada pundak Alfred saat tubuh keduanya meluncur jatuh ke dalam kolam yang terletak tepat di bawah balkon. Lengan Alfred menahan kepala Aby agar tidak membentur lantai yang berada dalam dasar kolam.
Alfred kemudian membawa tubuh Aby ke permukaan ketika merasakan gadis itu sulit mengatur napasnya.
"Hah!" Aby mengambil napas sebanyak mungkin saat tubuhnya berada di permukaan.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Aby setelah mengatur napasnya dengan baik. Tubuh keduanya masih berada di dalam kolam dan tentu saja Alfred masih menahan tubuh gadisnya.
"Melompat ke surga. Ingin mengulanginya lagi?" tanya Alfred datar.
"Tidak mau!"
Alpred gk ada akhlak?
Yes, im 😎
![](https://img.wattpad.com/cover/204047057-288-k342306.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] MYSTERIUS MAN [Alfred Kenzove]√
RomantizmSEQUEL KEDUA IM NOT RAPUNZEL SETELAH 1. TAWANAN ARTHUR 2. MYSTERIUS MAN Bercak merah itu selalu muncul saat Abryla atau kerap disapa Aby bangun dari tidurnya. Aby panggilannya tidak pernah tahu jika bercak merah yang muncul di sekujur tubuhnya ada...