Chapter Two : Introvet Bermuka Dua

36 1 0
                                    

"Huhhh.... kenapa hari ini gak ada kerjaan sih, terlalu santai. Membosankan." Bisikku kebosanan.

"Percuma datang kekantor kalau gak ngapa-ngapain." Lanjutku mengeluh.

Kalau santai kayak gini, nunggu jam istirahat serasa nunggu jodoh. Karena aku harus sholat duluan, aku jadi ditinggalin sama senior. Aku duduk sendirian hari ini, selama di London aku berusaha berbaur biar gak kesepian. Tapi jujur, aku lebih suka waktu sendirian. Kalau sendirian aku gak perlu pura-pura kuat, dan aku lebih bebas saat sendirian.

"Sendirian?" Suara cowok yang mengagetkanku.

"Oh... senior John, tadi aku harus ibadah. Jadi yang lain duluan, mereka juga udah balik keruangan."

"Aku gabung ya...",

"Iya silahkan." Balasku memberi tempat.

"Kamu bawa bekal sendiri?" Tanya John melihat bekalku.

"Aku seorang muslim, harus makan makanan halal." Balasku santai.

"Bisa sempet bikin bekal ya, kalau aku pasti telat."

"Iya, mungkin karena bangun lebih awal jadi gak telat." Balasku asal.

"Aku ada urusan, aku duluan." Kata john pergi meninggalkanku.

Tampannya senior John, keliatannya dingin tapi pas ngobrol sama dia nyaman juga kok.☺️

Ruangan Direktur Ben

"Ben." Panggil John nyelonong masuk.

"Brother, ada apa?"

"Barusan ada karyawan baru yang curhat."

"Mia? Dia curhat apa?"

"Rekrut koki Muslim, siapkan makanan halal buat karyawan Muslim. Dan kasih mereka tempat ibadah." Perintah John.

"Bro, kalau tempat ibadah kayaknya gak bisa deh" Balas ben menolak.

"Alasannya apa?"

"Karyawan Muslim disini minim, hanya beberapa. Mereka juga gak keberatan sama sistem kantor."

"Jangan Rasis deh. Aku gak mau tau, buat tempat ibadah walau sederhana yang penting layak." Balas John dingin.

"Oke... oke..." Jawab Ben ngalah.

"Kerjakan sekarang, besok harus layak pakai."

Aku sangat bosan, aku alasan kekamar mandi untuk mengelilingi kantor. Tour de kantor saat santai, Orapopo sekali kalilah.😁
Saat tour aku gak sengaja berpaspasan sama senior tampanku. Saat bertemu entah mengapa ide gilaku muncul.

"Senior John!!" Teriakku mendekati John.

"Kenapa kamu bisa disini?" Tanya John menakutkan.

"Ehm... Diruangan gak ada kerjaan, membuat pinggang dan leherku pegal sekali." Keluhku merenggangkan otot meniru gaya Crish John, petinju kelas atas Indonesia.

"Ada ada aja." Balas John menahan tawa dan berusaha tetap garang.

"Hari ini memang santai, tapi setidaknya kamu harus bertahan diruanganmu." John yang sekarang, beda sama John yang tadi ketemu dikantin.

"Senior, karena sekarang aku bosan dan gak ada kerjaan. Boleh aku menggodamu?" Tanyaku keceplosan.

"Menggoda karyawan biasa sepertiku?",

Akhir dari Zona Nyaman (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang