31. Meminta maaf

1.3K 140 49
                                    

Bahagia... Lalu luka. Itu selalu terjadi dalam hidup Taehyung. Ah tidak, maksudku-- mereka selalu datang berdampingan. Setelah bahagia yang nyata, kemudian luka datang untuk menyiksa. Sungguh, takdir benar-benar sial untuk hidup Taehyung.
==============================
.
.
.
.
.

Hari ini, Yoongi kembali. Kembali datang setelah 3 hari tidak menampakan diri di hadapan Taehyung.

Tidak. Ini bukan keinginannya. Hoseok lah yang menyuruh itu. Katanya, 'Taehyung butuh tenang, dia butuh sendiri, dan dia pun butuh waktu untuk berdamai dengan traumanya.'

Itu...itulah yang membuat Yoongi harus menahan-nahan diri untuk tidak menemui Taehyung dulu. Kejadian itu... Ya...

Kejadian yang membuat Yoongi sampai tidak berkonsentrasi mengerjakan pekerjaannya. Kejadian dimana trauma itu kembali. Kejadian yang disebabkan oleh kebodohan nya sendiri. membentak Taehyung???!

Bodoh!!!

Hilang sudah kepercayaan Taehyung yang di buat susah payah oleh dirinya. Dan Yoongi, dia sendiri lah yang menghancurkan kepercayaan itu-- dengan mudahnya!!!

Dan hari ini, setelah pekerjaan di kantornya selesai. Yoongi sengaja mampir ke rumah sakit untuk menjenguk adiknya. Tidak... Kali ini Yoongi tidak akan menelpon Hoseok seperti sebelum-sebelumnya. Karena Yoongi yakin 100%, dokter Hoseok akan melarang nya untuk datang.

Tapi masa bodo dengan itu. Yoongi sudah sangat rindu pada adiknya, dan dia sudah tidak bisa lagi menahan segala penyesalannya. Dia harus meminta maaf hari ini. Iya...Harus. Dia akan membicarakan itu dengan Taehyung.

Tapi...

Dia tidak menemukan Taehyung di ruang rawatnya. Juga tidak ada di ruang rawat Jimin-- ah tidak, bahkan Jimin pun tidak ada di sana. Lalu... Kemana mereka berdua?

.
.
.
***

"Jungkook-ah... Apa kita bisa ke studio musik itu lagi?" Taehyung. Ini Taehyung yang bertanya. Entah kenapa, dia malah menjadi banyak bicara sekarang.

"Tentu. Aku akan mengajak kalian ke sana lagi nanti."

"Wah, benarkah? Aku jadi tidak sabar menunggu waktu itu datang." Taehyung kini tersenyum. Dengan senyum kotak khas milik dirinya, dan dengan matanya yang sedikit menyipit, dia menunjukan senyum itu pada Jungkook.

"Ah manis sekali. Kau harus sering-sering tersenyum seperti itu ya. Biar wajah jelek mu itu sedikit lebih tampan... Haha..." Jungkook tertawa setelahnya. Dan tentu saja langsung mendapat tatapan tajam dari orang yang di ejeknya itu.

"Yak!!... Jungkook-ah. Kau in--"

"Apa?! Wajahmu memang jelek kok!!" Potong Jungkook tak kalah garangnya.

"Hei..aku tampan!!! Kau mau di pukul ya?!!" Sahut Taehyung tidak terima.

Entah kenapa mereka jadi lebih akrab sekarang. Ya, meski dengan cara seperti ini. Tapi tidak apa, Jungkook sudah jauh lebih bersyukur untuk itu.. Ah tidak, jangan pikir jika Jungkook bersyukur karena alasan misi itu... Tidak... Bukan karena itu. Dia bahkan tidak ingat sama sekali tentang misi busuk itu!! Yang diingatnya hanyalah-- Jimin, Taehyung, dirinya, dan bahagia. Sudah-- cukup sederhana bukan???

Tapi..... Dirinya akan bertanya sekali lagi...
Bolehkah dia mengharapkan itu? Berharap agar dirinya bisa selalu bersama dengan kedua temannya ini, bolehkah? Sementara misi itu, rencana itu, sangat bertolak belakang dengan apa yang di harapkan!!!

Hei, ini terlalu sulit.

"Pukul saja kalau berani. Aku tidak takut. Wlee!" Jungkook menjulurkan lidahnya. Mengejek temannya yang duduk di sisi jendela-- di samping Jimin. Ya, posisi mereka duduk terpotong oleh Jimin. "Kau tidak akan bisa memukulku."

Biarkan Aku Membencimu, Hyung! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang