Chapter 7

11.3K 516 7
                                    

Warning!!!
Area untuk 18+
Typo bergentayangan

Selamat membaca. Jangan lupa vote dan komen supaya aku makin semangat nulisnya.

Happy reading!

***

Alicia menahan nafasnya ketika merasakan bibir panas milik Dante mengecup belahan dadanya sebanyak tiga kali sebelum membelai kulit putih itu dengan lidahnya. Dante mengangkat tubuhnya yang sedari tadi menunduk dalam karena perbedaan tinggi mereka yang cukup jauh. Kening lebar itu bersentuhan dengan kening kecil milik Alicia yang dipenuhi keringat dingin. Suara serak milik Dante terdengar, "Bernapas, baby."

Alicia mulai mencoba bernafas pelan-pelan. Matanya terpejam. Dadanya berdetak semakin kencang saat kedua tangan kekar itu yang sedari tadi memeluk tubuhnya erat kini berpindah ke wajahnya. Menangkupnya hangat dengan ke dua ibu jari yang mengelus pipinya. "Buka matamu dan lihat aku."

Penyanyi bertubuh mungil seperti peri itu tidak melakukannya perintah Dante. Ia semakin erat memejamkan mata. Tapi Dante juga tidak berhenti. Ia semakin menggoda Alicia dengan suara dalamnya yang mampu membuat perempuan mana pun bersedia mengangkangkan kakinya lebar.

"Alicia," bisiknya mesra. Sebelah tangannya berpindah ke pinggang ramping itu dan mendekapnya erat. Sedangkan tangan satunya tetap bertahan di sebelah pipi gadisnya.

"Tatap aku, sayang. Tatap aku dengan mata indahmu," bisiknya tepat di hadapan bibir merah muda milik Alicia. Hanya butuh sedikit sekali dorongan, maka kedua bibir itu akan menempel sempurna.

Alicia membuka matanya perlahan. Jantungnya terasa ingin jatuh ketika melihat pemandangan yang luar biasa indah di hadapannya. Wajah rupawan Dante benar-benar tepat di dekatnya. Mata tajam itu menatapnya dalam. Hidung mereka bersentuhan dan bibir mereka hampir menyatu. Ia tidak sanggup jika harus berposisi seperti ini untuk waktu yang lebih lama. Ia memutuskan untuk mendorong dada bidang Dante agar memberi jarak.

Dante menyeringai. Tenaga dari gadis selemah dan sekecil Alicia sama sekali tidak berarti apapun untuknya. Tubuhnya yang sekeras batu tidak bergerak seinci pun. Dante malah semakin mendekatkan tubuh mereka. Ia mengerang kecil ketika merasakan dada penuh milik Alicia berbenturan dengan tubuh berototnya. Alicia berbisik, "Da.. Dante?"

"Ya, sayang?" Jawabnya serak. Alicia bertanya dengan nada ragu, "Bisa kau menghentikan ini?"

Alis tebal itu mengerut. Tatapan dan raut wajahnya sangat menggambarkan bahwa ia tidak suka dengan permintaan Alicia.

"Tidak," ucapnya tegas. Sebelum akhirnya menempelkan bibir panasnya yang sedari tadi menahan diri dan mendambakan milik Alicia.

Ia mengecup, mencium, dan melumat lembut bibir mungil itu. Sebelah tangannya yang tadi berada di wajah Alicia kini berpindah ke belakang kepala. Memeluknya erat untuk memperdalam ciuman. Sesekali mengusap rambut itu dengan lembut lalu membuka sanggul gadis itu. Membiarkan helaian-helaian indah itu terurai dengan sedikit berantakan dan bergelombang. Alicia terlihat manis dan seksi secara bersamaan di waktu yang sama.

"Alicia... Alicia..." bisiknya disela-sela ciuman panjang mereka. Lidah milik Dante menyusup masuk ke dalam mulut Alicia dan bermain-main di dalam sana dengan lincah. Alicia yang sudah hampir kehabisan nafas memukul pelan dada Dante dengan tangan kanannya yang terkepal. Dante benar-benar lelaki jantan yang sangat ahli dalam berciuman. Kaki Alicia melemah seperti akan berubah menjadi jelly. Rasanya ia hampir mati kehabisan nafas karena kemampuan mencium dan mencumbu Dante yang bukan main-main.

Bujangan tampan yang paling diminati para perempuan dari segala kalangan itu mengerti akan kode yang Alicia berikan padanya. Ia memberikan celah untuk Alicia bernafas dengan memiringkan kepalanya. Tanpa memutuskan ciuman panjang itu.

Tangan kirinya yang sedari tadi memeluk pinggang ramping Alicia kini bergerak menuju risleting gaun yang dikenakannya. Tangan berurat miliknya bergerak perlahan menurunkan risleting itu dan melepaskan gaun Alicia hingga menumpuk di bawah kakinya. Meninggalkan tubuh indah Alicia yang hanya dibalut oleh celana dalam berwarna hitam

Alicia menggunakan kedua tangannya untuk memeluk dadanya yang telanjang. Bibirnya masih dimainkan sesuka hati oleh pria yang ada dihadapannya ini. Ia menggidikkan bahunya ketika tangan hangat milik Dante mengelus tubuh bagian belakangnya dengan sentuhan seringan bulu.

Dante melepaskan ciumannya dan melihat ke dalam mata Alicia sebentar. Mereka saling bertatapan dengan nafas yang terengah-engah. Sebelum akhirnya ciuman dari Dante berpindah ke dagu, rahang, dan turun ke lehernya. Mengecup, mencium, dan menjilat pelan menggunakan lidahnya yang basah. Lalu menghisap kuat leher putih itu hingga Alicia mendesah kecil.

Tangan Dante bergerak menggenggam kedua lengan kecil Alicia. Menariknya pelan agar Alicia memberikannya akses untuk menjamah dadanya. Alicia bersikeras untuk mempertahankan tangannya sebagai perlindungan diri. Sedangkan Dante tidak ingin menggunakan kekerasan kepada Alicia. Alicia adalah gadis yang ia puja dan ia cinta. Gadis yang dilindunginya dengan sepenuh hati. Ia ingin melakukan dengan lembut dan memberikan sentuhan terbaik untuk sang pujaan hati.

"Biarkan aku melihatnya, Alicia," bujuknya sambil menatap dalam ke mata Alicia. Ia meminta sekali lagi, "Biarkan aku."

Pertahanan gadis itu mulai melemah. Dengan mudah Dante menyingkirkan kedua lengan itu ke belakang tubuhnya dan menyatukannya dengan sebelah tangannya.

Kini dada penuh nan mungil itu tertampang jelas dihadapannya. Mencuat indah seakan-akan minta dijamah. Cara Dante memandang dadanya benar-benar membuat Alicia malu. Ia mengalihkan pandangannya ke sembarang arah dan mencoba menetralkan detak jantungnya.

Kepala itu kembali menunduk dalam. Ia bisa merasakan bibir dan lidah milik Dante yang menyapu kulit dada sebelah kanannya. Sedangkan dada sebelah kirinya diremas pelan oleh sebelah tangan Dante yang terbebas. Rangsangan yang ia dapatkan di dadanya membuat kakinya bergerak-gerak gelisah. Ia ingin melakukan sesuatu, tetapi kedua tangannya di tahan oleh sebelah tangan milik Dante di belakang tubuhnya. Hingga Alicia memilih memejamkan mata sambil menahan desahannya yang hampir tidak bisa dikendalikan lagi.

"Dan.. Dante," panggil Alicia dengan desahan yang tertahan. Kini ia dapat merasakan puncak dadanya berada di dalam mulut panas milik Dante. Mulut seksi itu bermain-main di puncak dada sebelah kanannya sebelum berpindah ke dada kirinya dan melakukan hal yang sama. Alicia dapat merasakan calana dalamnya kini basah karena gairah.

Tangan kiri Dante tetap mencengkram erat kedua tangan miliknya. Seolah-olah memberikan siksaan paling nikmat di dunia dan Alicia tidak bisa melampiaskan rasa nikmat itu dengan tangannya. Sedangkan tangan kanan Dante bergerak menuju celana dalam Alicia. Mengusap bagian bawahnya yang terasa basah dengan pelan. Lalu berusaha memasukkan tangannya ke dalamnya lewat samping.

"Da.. Dante, Hentikan!" Dante menghentikan gerakannya sejenak. Ia mengeluarkan tangan kanannya dari bagian samping celama dalam Alicia. Kepalanya mendongak menatap dalam ke arah Alicia sebentar. Lalu melanjutkan hisapan mulutnya di puncak dada Alicia. Tangan kanannya kembali beraksi dengan lebih cekatan. Ia menarik turun celana dalam Alicia hingga menggantung menyedihkan di kedua pergelangan kakinya. Menampakkan bagian intim Alicia yang terlihat begitu menggoda dan basah.

"Da.. Dante. Kumohon hentikan ini," pinta Alicia dengan suara gemetar. Dante mengabaikannya dan ingin memasukkan satu jarinya ke dalam milik Alicia yang basah. Sebelum suara lembut itu memberi teguran tegas -namun bergetar- hingga mampu menyadarkannya.

"Dante, aku ada jadwal rekaman sebentar lagi!"

"Shit!"

To Be Continue

***

Hayo lohhh 😂 kalian bayangin apa, hayo?

Take That Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang