Alicia dan Dante update lagi guys.
Terima kasih atas komen dan vote di part sebelumnya. Walaupun sedikit banget. Tapi aku senang.Jangan lupa kembali vote dan comment part ini ya. Biar aku semakin semangat nulisnya.
Enjoy
***
Alicia berusaha keras untuk memfokuskan dirinya pada sandwich yang sedang ia nikmati. Matanya tidak lepas dari makanan berbahan dasar roti itu seakan-akan itulah pemandangan terindah yang ada di dunia ini. Sayangnya hal itu salah besar, pria berbadan besar yang duduk tepat di sampingnya adalah hal yang terindah. Alicia hampir tidak bisa menahan godaan untuk melirik ke arah Dante yang sedang duduk bersandar di kursi kemudi.
Alicia masih bertahan dengan wajah pucat dan tubuh yang menggigil. Ia sama sekali tidak bisa menghilangkan bayangan Dante saat sedang menyentuh dirinya. Alicia bahkan masih bisa merasakan bibir panas dan basah itu ketika menempel di titik tertentu pada tubuhnya. Belum lagi belaian lembut pria itu. Pantas saja ada begitu banyak wanita yang mengantri untuk dapat mencicipi kenikmatan tersebut. Dan entah bagaimana caranya Alicia bisa menjadi satu-satunya perempuan yang diperlakukan spesial oleh pria itu. Pasti dikehidupannya dulu Alicia sudah melakukan hal yang paling mulia.
Tidak jauh berbeda dengan kondisi Alicia, Dante juga sama berantakannya seperti gadis kesayangannya itu. Bahkan lebih parah. Kulit kecoklatan nan eksotis miliknya terlihat memerah. Bukan karena malu, melainkan karena menahan gairah. Setelah percumbuan panas yang ia lakukan pada Alicia, ternyata tidak membuatnya mendapatkan pelepasan sekalipun. Jadwal rekaman sialan itu menjadi penghalangnya. Jika saja ada waktu lebih sedikit saja, ia akan berhasil mendapatkan pelepasan yang luar biasa dengan Alicia. Sudah lama Dante memiliki rutinitas bermasturbasi dengan membayangkan Alicianya yang imut, manis, dan menggoda. Bisa merasakan kenikmatan berdua dengan gadis itu adalah suatu anugrah dan kemajuan yang sangat pesat. Tapi sialnya hal itu tidak didapatkannya hari ini.
Dante jelas sangat tersiksa ketika merasakan kejantanannya yang mengeras di balik celana bahannya. Gundukan itu terlihat sangat jelas. Bohong sekali jika Alicia tidak bisa melihatnya. Dante menyeringai geli dibalik siksaan yang ia rasakan ketika melihat Alicia yang menolehkan kepalanya ke arah luar jendela. Ia mendapati bahwa gadis manis itu sempat melirik ke arah selangkangannya sebelum akhirnya mengalihkan pandangan dengan wajah yang merona. Sikap malu-malu dan salah tingkah Alicia semakin memperparah tingkat gairahnya. Ia bahkan tak segan-segan mengerang kasar di depan Alicia dan membuat gadis itu menatapnya secara spontan.
"Kau.. Kau tak apa?" tanya Alicia ragu dengan suara lembutnya. Dante membalas tatapan Alicia dengan mata yang membara.
"Kau tahu bahwa aku sedang kenapa-kenapa," balasnya dengan suara yang luar biasa serak. Ia secara terang-terangan memandang ke arah kejantanannya yang bergerak makin membesar. Alicia mengikuti arah pandangnya sebelum kembali memalingkan kepalanya ke arah lain. "Kau melihatnya, bukan? Ia selalu bergairah terhadapmu."
Alicia berusaha mengabaikan. Dalam hati ia memaki manajernya -Mandy- yang katanya akan menjemputnya di basement sebelum pergi bersama untuk menghadiri jadwal rekaman. Sudah hampir lima belas menit ia duduk di sini bersama sandwich yang tidak habis-habis di tangannya. Dan tak lupa pula ia juga sedang bersama pria seksi yang terlihat begitu tersiksa dibalik selangkangannya.
"Kau tenang saja, Alicia. Aku tidak akan memaksamu untuk memuaskan adik kecilku." Alicia bernafas lega. Ia percaya pada pria ini. Ia sangat percaya pada Dante sialan bajingan yang sudah terobsesi padanya sejak ia masih berusia enam tahun. Pria mengerikan di sampingnya ini tidak pernah menyakiti Alicia sekalipun. Walaupun kehadiran Dante yang bertubuh besar seringkali membuatnya merasa terintimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take That Baby
RomanceAlicia Baby Anderson. Gadis muda yang cantik dan bertubuh mungil. Memiliki suara yang dapat memikat siapa pun yang mendengarkannya. Penyanyi berbakat yang dapat memainkan berbagai alat musik mulai dari harpa, gitar, piano, bahkan biola. Namanya yang...