Happy Reading.
_________________
Setelah berdebat cukup lama, mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka .
"Udah ayo, kita lanjutin perjalanannya biar kita bisa cepat-cepat keluar dari sini," ucap Rahyan.
Mereka berjalan menelusuri hutan lebih dalam.
"Ini kapan sampainya sih, sumpah yaa gue tuh dah cape banget!" keluh Renata sambil menghentikan langkahnya. Dan seketika langkah semuanya terhenti mengikuti Renata.
"Iya bener, ini sumpah ya kaki gue berasa mau copot. Jalan berjam-jam tapi belum sampai juga," saut Alexi yang sedang meregangkan kakinya.
"Jangan pada ngeluh gitu, ayo makanya cepetan jangan pada lemes gitu biar kita bisa cepet-cepet nemuin Treasure yang di maksud kakek tadi dan kita bisa keluar dari tempat ini," ucap Rahyan berusaha menyemangati temannya.
"Alexi kamu capek? Sini pegang tangan aku, kita jalan barengan. Kalau jalan barengan kan capeknya gak terlalu kerasa hehe." Bayu yang mengulurkan tangannya ke arah Alexi. Alexi pun menerima uluran tangan Bayu dengan senang hati.
"Huahh.. Di situasi kayak gini masih bisa bisanya ngebucin." Renata memutar malas kedua bola matanya.
"Udah ayo cepeten jangan ngomel terus." Rahyan menarik tangan Renata.
"Jadi cowok kasar banget," ketus Renata, Rahyan tidak membalas dia lebih memilih terus melanjutkan perjalanannya. Toh kalau di balas gak akan pernah selesai.
******
Detik demi detik, menit demi menit telah dilalui. Berjam-jam mereka berkeliling di hutan ini tapi belum menemukan apa-apa.
Mereka kemudian beristirahat sejenak.
"Demi apapun ini lemes bangett, astaga cacing-cacing di perut gue udah pada konserr. Laperrrr. Hauss. Mau pulang." Bayu merebahkan tubuhnya di tanah sambil mengelus perut sixpacknya.
"Lo kira cuma lo yang laper? Kita juga kali!" saut Renata.
"Kita punya kekuatan di dalam cincin ini, kenapa gak kita coba." Alexi memberi ide.
"Nah iya bener. Tapi diantara kekuatan ini apa gaada yang bisa nyediain makanan?" tanya Bayu.
"Ehmm.."
Nampaknya Rahyan sedang berfikir,dan tak lama kemudian, " Gue tau, Renata coba gunain kekuatan lo." usulnya.
"Cincin gue?"
"Iya cincin lo. Cincin lo memiliki kekuatan alam kan, coba lo tumbuhin satu pohon buah, buah apa aja buat kita makan saat ini. Dan lo, Alexi coba lo gunain cincin lo nyediain air buat kita minum."
"Oke gue bakalan coba." Renata mencoba kekuatan yang ada pada cincin yang digunakannya.
Percobaan pertama, gagal.
Kemudian Renata mencoba untuk kedua kalinya dan gagal lagi.
"Coba pake mantra." Rayhan angkat suara.
"Wingardium Leviosa!"
Plak!!
"Lo kata ini Harry Potter?" Alexi menatap Bayu kesal dan menabok kepalanya.
"Coba pusatin pikiran lo ke satu titik, ngeluarin kekuatan harus fokus."
Rennata mengangguk dan memejamkan matanya.
Kemudian, Rennata kembali mencoba dan berhasil menumbuhkan pohon apel dengan buah yang melimpah. Mereka pun langsung memetik buah apel tersebut lalu memakannya.
"Sekarang giliran lo Alexi," perintah Rahyan dan diangguki Alexi.
"Ayo Alexi kamu pasti bisa,konsentrasi ya," ucap Bayu menyemangati Alexi yang membuat Rahyan dan Rennata memasang wajah jijik.
Cah bucin.
Alexi mengangguk, lalu mencoba kekuatannya. Sama halnya dengan Renata, Alexi pun mengalami kegagalan beberapa kali.
Dan setelah berhasil mereka langsung meminum air tersebut dan melanjutkan perjalanan.
****
Setelah memakan buah apel dan meminum air, mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka dengan mengikuti arah yang ditujukan oleh peta yang di beri oleh kakek tadi.Mereka terus berjalan menelusuri hutan dan tiba-tiba ter dengar suara seperti desisan ular.
Srrchhh.
"Dengar itu?" tanya Alexi yang ketakutan.
"Iyaa gue denger,itu kaya suara desisan ular." Renata menjawab.
"Coba kita cari asal suaranya dari mana," ucap Rayhan yang berjalan secara mengendap-ngendap ke arah semak semak.
"Alexi kamu di belakang aku, jangan jauh jauh dari aku." Bayu menarik tangan Alexi dan berjalan didepan Alexi, berusaha melindungi calon gadisnya.
Mereka berjalan dengan posisi Rahyan didepan. Kemudian disusul Renata, Bayu dan Alexi.
Srrchh.
Mereka terus berjalan mendekati suara desisan itu, dan sepertinya mereka sudah semakin dekat dengan sang pemilik suara.
Suara itu sekarang terdengar sangat jelas terdengar di telinga mereka.
Didepan mereka terlihat semak-semak yang lebat, secara perlahan mereka menyingkirkan semak-semak yang menghalangi mereka.
Saat semua semak semak telah disingkirkan, semua terkejut melihat sosok ular yang sangat besar dengan kepala yang bercabang, Rayhan hampir tak berkedip, Alexi di pelukan Bayu, dan Rennata yang menatap ular itu penuh ke fokusan.
"Siluman ular," gumam Rennata yang membuat teman temanya menoleh tatapan tak percaya.
"Jaman gini masih ada siluman?" tanya Bayu dengan wajah blank nya.
"Lo lupa kita dimana? Olympus! " saut Rayhan menatap Bayu sengit.
Sssrcchh.
Semua menatap Siluman itu yang dalam sepersekian detik kepalanya berubah menjadi kepala manusia, sedangkan badannya, ular.
"Percuma lari, kita harus ngelawan."
Tbc
Part 2 by: Annisa
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure [Completed]
Cerita PendekCerita ini bukan untuk diplagiat. Short Story by: Tsa, Rsma, Annisa. Empat remaja yang tak sengaja membalikkan sebuah jam pasir di gudang sekolah, tubuh mereka terseret sebuah cahaya dan menapakkan kaki di dunia lain yaitu Olympus. Mereka harus menc...