06. MEMBUKA ISI KAMERA

2.6K 229 5
                                    


HAPPY READING ALL‼️

TINGGALIN JEJAK SEHABIS BACA BAB INI ‼️‼️‼️‼️

****

Terimakasih sudah lahir sebagai si pemilik hati.

Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 malam, Ailyn yang baru saja membereskan acara makan malamnya bersama keluarga. Sekarang dia sudah siap dengan kamera yang sore tadi ia gunakan, duduk sambil bersandar pada bantal yang sudah ia susun. Tangannya bergerak menghidupkan kamera dan mulai menelisik satu-persatu hasil jepretannya.

Ailyn diam-diam tersenyum, objek yang begitu indah. Ada si ketua basket di layar kamera itu. Menampilkan punggung tegap milik lelaki itu. Entah kenapa, tiba-tiba saja mereka menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Mungkin tidak sedekat itu, tapi, jika di perkirakan mungkin rasa dekatnya sudah 0,9%. Sangat sedikit, tapi Ailyn suka.

Saat sedang melihat-lihat isi kamera. Ponsel yang berada di ujung kirinya berbunyi, ada pesan masuk dari nomor tidak di kenal. Keningnya mengerut, pesan masuk yang tiba-tiba meminta hasil foto.

Tangannya bergerak cepat dengan lihai di atas layar, membalas pesan tersebut dengan singkat. Ailyn salah satu orang cukup waspada, takut jika dia di tipu.

Bola matanya membola membaca dua bubble chat yang baru di kirim sang pengirim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bola matanya membola membaca dua bubble chat yang baru di kirim sang pengirim. Derlion, cowok yang mengantarnya tadi sore. Ailyn tersenyum kikuk, raut wajah yang tadi cerah kini berubah suram. Kan, sudah dia duga, cowok itu menyadari dirinya tengah menjadi objek model dari Ailyn.

"Apa gue pensi dari ekskul potografi aja?" Ailyn mengetuk-ngetuk kepalanya, merutuki kebodohannya.

Gadis itu terus bercelotek panjang, memikirkan nasibnya besok hari. Malu, dirinya sangat malu karena ketahuan oleh Derlion.

"Apa besok gue datang telat?" tanyanya lagi pada diri sendiri, mencoba memikirkan cara yang pas agar tidak bertemu Derlion yang sering nangkring diparkiran sekolah. Tempat dimana motor-motor anggota DERX sering parkir. Kalau kata orang, 'Parkiran khusus' untuk mereka.

"Bodoh, ngapain juga di foto tadi,"gerutuan terdengar jelas dari bibirnya.

Ailyn mulai berpikir keras cara menghindari komplotan Derlion esok pagi. Bahkan yang tadinya ingin melihat-lihat isi kamera pun ia urungkan. Tangannya mengambil alat tulis dan mulai menggambar denah strategi yang akan ia lakukan besok.

"AILYN, LO NGAPAIN MOTOIN LIO TADI?" Teriakan menggema dari rumah sebelah membuat fokus Ailyn buyar. Gadis itu cepat-cepat melangkah menuju balkon kamarnya.

"Orang hutan, ngapain teriak-teriak?" tanya Ailyn garang.

Bara lagi-lagi terkekeh, menaik turunkan alisnya menggoda Ailyn yang memakai setelan pimaya berwarna nude.

"Lo bisa hubungin gue, Lyn, kalo mau foto Lio, sepuluh ribu buat satu foto," kata Bara menggodai Ailyn.

Ailyn mengepalkan tangannya, imagenya yang orang-orang bilang adalah perempuan anggun lenyap seketika didepan sosok manusia bernama Bara. Cowok itu hobby sekali menjahilinya dengan Derlion. Mungkin dia masuk ke dalam deretan fanbase Lio dan Ailyn.

"Buat apa gue minta foto temen lo itu yang kaya plafon berjalan itu," gerutu Ailyn, gadis itu merogoh sakunya mengambil ikat rambut karetnya untuk mencepol rambutnya.

Bara menaikkan sebelah alisnya kala mendengar panggilan nyeleneh dari Ailyn, "Plafon?" tanyanya dengan ragu.

Ailyn mengangguk sebelum klarifikasi, "Iya plafon, lo nggak sadar mukanya kaya plafon? Datar gitu dimana letak pesonanya?" Cerocos Ailyn, tanpa mengindahkan seseorang di balik gorden kamar Bara. Gadis itu sibuk menjelek-jelekkan Derlion.

"Hahaha, anjing? Plafon? Panggilan special, kah?" Tanya Bara sembari tertawa dengan suara besarnya. Baru Bara temukan counter Derlion yang mampu menjelek-jelekkannya sedemikian rupa.

"Special matamu!" Sembur Ailyn, gadis itu masih mau melanjutkan ucapannya untuk kembali membeberkan keburukan Derlion pada Bara.

"Oh dia juga pe—," ucapannya menggantung begitu saja, bola matanya membola kaget melihat Derlion yang tiba-tiba muncul, berdiri di samping Bara.

Derlion menatap tajam kearahnya, seolah ingin menguliti kulit-kulitnya.

Ailyn berdiri tidak tenang, tangannya meremat erat pembatas balkonnya, gadis itu dengan susah payah menelan salivanya.

"Ini dia plafon yang lo bilang tadi," ucap Bara, postur tubuhnya seolah seperti mempersilahkan Ailyn untuk melanjutkan acara menjelek-jelekkan temannya.

"Tapi lo fotoin gue," kata Derlion, matanya masih menatap tajam pada Ailyn yang juga menatap dirinya dengan tatapan takut-takut.

"Ge'er, gue motoin Liam tadi," kilah Ailyn.

"Lo kenal Liam?" tanya Bara.

Ailyn menggeleng, "Enggak, cuma tadi baca nama yang di belakang jerseynya," ucap Ailyn.

"Pffftt," Bara menahan tawanya yang tidak boleh menyembur, sebelum dirinya di maki oleh Ailyn. Cowok itu lebih memilih menjadi penonton Ailyn dan Derlion saja.

"Kenapa lo masih lihatin gue?" Tanya Ailyn takut-takut.

"Lo belum minta maaf, Lyn," ucap Bara.

Ailyn menatap jengkel pada Bara yang menyahut-nyahut seperti cicak.

"Gue nggak nanya lo, Bar. Lagian lo ini juru bicaranya Derlion?"

Bara menggelengkan kepalanya, kemudian mengunci mulutnya rapat-rapat.

"Punya attitude? Minta maaf kalo habis ngelakuin kesalahan," ujar Derlion sebelum masuk kedalam kamar milik Bara lagi. Meninggalkan dua orang yang masih saling tatap-tatapan itu.

"Besok nggak usah sekolah, Lyn. Takutnya lo di hap sama Derlion," gurau Bara. Cowok berkulit sawo matang itu terus terkekeh menatap wajah masam Ailyn.

"Gapapa, sana masuk, dia emang gitu, gausah di pikirin. Tidur sana, besok anak MIPA harus lebih cepat hadir buat pameran Biologi," kata Bara menenangkan dirinya yang tiba-tiba di landa kegelisahan. Kemudian Cowok itu menyusul Derlion, meninggalkan Ailyn yang masih berdiri di balkon tadi.

Ailyn menatap jemarinya, perasaan tidak enak hati menjalar begitu saja. Walau begitu, melihat tatapan tajam Derlion tadi membuat dirinya takut untuk bertemu besok. Apalagi mereka sama-sama berada di jurusan yang sama. Pasti akan bertemu di pameran besok.

Sepertinya Ailyn harus menebalkan tamengnya kala berpas-pasan dengan Derlion. Dan mungkin, dia harus meminta maaf?

****

LAMA NGGAK UPDATE HUHU😞😞

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN FOLLOW AKUN KU DULU YAH💋😍

BANTU AKU RAMEIN CERITA INI DONGG, REKOMENDASI "DERLION" KE TEMEN-TEMEN KALIAN🤍

Follow instagram aku juga untuk info update dan spoiler-spoiler buat chapter selanjutnya:
@bbearthvyl

‼️💋

DERLIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang