HALO HAPPY READING!PENCET BINTANG SETELAH MEMBACA.
SHARE CERITA "DERLION" KE TEMEN TEMEN KALIAN JUGAA🫶🏻
TYPO TANDAINNN🫶🏻
****
Aku berhasil membuka lembaran baru lagi, dengan coretan coretan yang mungkin akan bahagia?
Setelah pernyataan dari Derlion yang meminta dirinya untuk ikut andil dalam proposal, Ailyn di buat tidak berkutik, sepanjang kelas dia hanya diam, fokusnya pada papan tulis pun buyar seketika. Gadis itu masih memikirkan ucapan Derlion.
"Udah bel, lo masih diem dengan tatapan kosong?" Teguran dari Lana membuat atensi Ailyn teralihkan. Bahkan, Guru yang sedang mengajar tadi dia tidak perhatikan.
Ailyn terlihat linglung, membuat Lana gemas sendiri jadinya, "Udah bel pulang," Lana membantu Ailyn membereskan alat tulisnya, kemudian bangkit dari bangkunya.
"Oh, maaf, gue melamun," kata Ailyn menggaruk tengkuknya.
Lana menatap wajah sahabatnya dengan seksama, kemudian menggandeng tangan Ailyn. "Tentang Lio, jangan terlalu di pikirkan," ujar Lana.
"Siapa yang pikirin?" Tanya Ailyn seraya mendelik, bola matanya yang semula sendu seketika memandang sengit Lana.
Lana mengangkat bahunya, acuh, "Elo," balasnya, kemudian melepas gandengan tangan mereka berdua, Lana memilih berjalan keluar kelas lebih dulu.
Ailyn merungut, kemudian mengejar langkah Lana, berjalan menyeimbangi. Sepanjang jalan di koridor, mereka berdua hening, saling fokus pada jalan di depan sana. Tapi, tak urung membuat Ailyn mengedarkan pandangannya. Matanya menatap lapangan basket, masih ada Derlion yang sedang berlatih. Dengan cepat, dia menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya, agar tidak terlihat oleh teman-teman dari Derlion.
"HALO CALON CEWEKNYA LIO," Ailyn menghentikan langkahnya saat mendengar teriakan dari arah lapangan basket, suara yang sangat ia kenali. Bara, pelaku peneriakan.
Lana menyenggol lengan temannya, memberi kode bahwa anggota DERX sedang menatap mereka berdua. Kegiatan yang sedang mereka lakukan tadi, berhenti seketika.
Ailyn berkali-kali menyumpah serapahi Bara. Kenapa cowok itu harus berteriak di situasi seperti ini? Baru saja beberapa jam lalu mereka memutar musik lewat speaker sekolah, dan, Derlion yang meminta dirinya agar ikut andil dalam proposal. Kini, mereka berulah lagi. Bersatu membuat seorang Railyn malu.
"LYN! LIO UDAH NYIAPIN PROPOSAL!" Malio berteriak heboh sembari memutar-mutar handuk kecil yang tadinya berada di lehernya.
"DI LENGKAPI MAP BENING HAHAHA," sahutan lain kembali terdengar, membuat orang-orang yang berada di lapangan basket tertawa.
Begitupun dengan Lana, gadis itu beberapa kali tersenyum menggoda Ailyn, yang selalu di balas dengan tatapan penuh peringat oleh sang empu.
"Jangan ikut jejak kurang ajar kaya mereka, Lan," Peringat Ailyn.
Keduanya kembali melanjutkan langkahnya, mencoba mengabaikan sorakan-sorakan penuh godaan dari teman-teman Derlion.
"Buat lo, dari Lio," Kavi tiba-tiba berdiri menghalangi jalan Ailyn dan Lana. Berdiri sembari memegang map berisi sebuah kertas, yang bahkan Ailyn tidak ketahui.
Kening Ailyn sedikit menukik bingung, situasi tidak enak kembali menghinggapi dirinya. Bahkan Lana ikut andil tidak mau ikut membantunya untuk keluar dari masalah ini.