08. RISALAH HATI

2.3K 204 15
                                    


HALOO, SELAMAT MEMBACA KALIAN SEMUA

SELAMAT MEMBACA BAB INI YAH.

DOUBLE UP BROO😷🫵🏻

Di cerita yang panjang ini, selalu bahagia dan jangan asing, yah?

***

Sekarang adalah bagian bersih-bersih sehabis pameran Biologi tadi. Derlion dan teman-temannya sepakat untuk bergotong royong membersihkan lapangan yang kotor dengan sampah plastik.

"Bentar, gue ke ruang guru dulu nyalain speaker sekolah," ucap Kavi seraya merampas ponselnya yang sedang digenggam oleh Malio.

"Buang-buang waktu nyalain speaker, mending beresin kekacauan yang di buat sama angkatan kita nih," sahut Keril, cowok itu masih setia memegang sapu lidi di tangannya, mulai menyapu-nyapu sampah yang ada didepannya.

Kavi yang mendengar sahutan Malio tak mengindahkannya, cowok itu berlari menjauh menuju ruang guru. Tentu saja untuk menjalankan aksinya.

Semua teman-temannya menatap kepergian Kavi, didalam pikiran masing-masing mereka bertanya, apa yang akan cowok itu lakukan.

Lima menit kepergian Kavi, speaker sekolah berbunyi, menggema diseluruh sekolah yang diawali dengan suara intro musik.

Siswa-siswi CAKRAWALA kembali menajamkan pendengaran, kembali menikmati alunan lagu yang Kavi putar. Risalah hati, entah cowok itu kenapa tiba-tiba memutar itu dari ponselnya.

Ku harus milikimu

Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku

Meski kau tak cinta kepadaku

Sorakan dari arah lapangan membuat riuh. Begitupun dengan Derlion yang tersenyum tipis.

"AILYN, INI LAGU BUAT LO DARI DERLION," suara Kavi kembali terdengar lebih keras, teriakannya membuat atensi siswa-siswi CAKRAWALA menatap gadis bersurai panjang yang sedang duduk di bangku depan ruang guru.

"TOLONG PEKA, YAH!" sahutan kembali terdengar, kali ini dari Malio. Cowok yang tadinya tidak setuju dengan tindakan Kavi yang ingin menyalakan speaker, kini diapun ikut-ikutan menggoda Derlion dan Ailyn.

"MANIAK YUPI, TOLONG DI DENGAR LAGUNYA DENGAN BAIK-BAIK!" seruan dari Bara membuat lapangan kembali ricuh. Anggota basket mulai bersiul-siul menggoda Ailyn.

Sedangkan disisi Derlion, cowok itu masih mendengar alunan lagu dan menatap gadis yang baru saja di ganggui dengan dirinya. Menyebalkan, tapi dia suka. Cowok itu berdiri tepat di tengah-tengah Dav dan Keril.

"Selamat, Lyn," ucapan tiba-tiba dari Lana membuat atensi Ailyn buyar seketika.

"Untuk apa?" tanyanya, bingung dengan ucapan Lana yang selalu tiba-tiba.

"Selamat dikenang sebagai pemilik hati Derlion, Lyn," timpal Shey yang juga di angguki oleh Lana. Keduanya tidak banyak menggoda, hanya memberi wejangan saja pada Ailyn.

Ailyn menghembuskan nafasnya kasar, kemudian tangannya meremas kertas yang berisikan nama-nama dan kelas yang membeli jualan di tendanya tadi.

"Mereka cuma bercanda, jangan dianggap serius," kilah Ailyn.

Lana menggeleng, ini bukan bercandaan. Anggota basket tidak pernah menggoda Derlion seperti ini. "Bukan, ini bukan bercandaan, guyonan mereka nggak pernah seperti ini, Lyn," balas Lana.

"Bener, mereka itu selalu canggung kalau mau ngegodain Lio, tapi yang ini menurutku bukan bercandaan, lihat aja muka si ketua basket itu, senyum-senyum mulu," jelas Shey sambil menunjuk kearah Derlion.

DERLIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang