Happy Reading
Maaf udah lama nggak up teman-teman...
Aldris dan Zara semakin hari semakin dekat. Namun disisi lain Zara juga belum bisa memaaafkan kesalahan Fathir, walaupun Fathir udah berusaha untuk mendekati Zara untuk meminta maaf. Tetapi Zara masih bersifat acuh.
Kini Zara tengah duduk di bangku taman belakang sekolah sambil membaca sebuah novel untuk menunggu waktu istirahat habis. Ia jarang mau walaupun Aldris dan kawan-kawan mengajaknya ke kantin.
Dari jauh datanglah Calista dan Raka, Rena yang selalu adu mulut dengan Adit, dan juga Aldris membawa kantong plastik.
"Nih makan, kebiasaan deh kalo istirahat gak pernah mau diajak ngantin, tuh perut sakit baru tau rasa," ucap Aldris sambil menyodorkan kantong plastik tadi.
"Gua nggak laper Al," tolak Zara.
Aldris segera membuka bungkus siomay dan segera menyuapkan ke mulut Zara. "Buka mulutnya hak!" perintah Aldris.
"Dibilangin nggak laper jugak ya Aldris ini!" tolak Zara dengan nada agak tinggi.
"Cepetan!" ucap Aldris tak kalah meninggi akhirnya Zara hanya nurut perintah Aldris.
"Ehmm serasa dunia hanya milik mereka berdua kita hanya numpang,"ucap Rena mengacaukan suasana.
"Ganggu aja lo, iri bilang bos," ucap Aldris kemudian terkekekeh.
"Bos tidak pernah iri ya sama karyawan" ucap Rena dengan penuh PD sehingga semua tergelak tawa.
"Iri juga nggak papa lo Ren kan ada Adit," goda Raka.
"Najis!" teriak Adit sambil memraktekkan orang muntah.
"Is amit-amit ya, dari pada gua makan di suapin dia mending mati kelaparan," cerocos Rena dengan sebal karena terus-terusan di ledek teman-temannya.
"Dulu juga udah pernah gitu lo Ren," ledek Calistha kali ini.
"Udah deh Ta lo diemm itu tu kekhilafan hakiki gua waktu itu," jawab Rena yang sudah kesal diambang batas.
"Eh lo berdua itu lo kenapa nggak jadian emang enak friendzone an terus?"tanya Raka yang maksudnya bercanda namun ditanggepin serius oleh Aldris dan Zara.
"Gua sih mau-mau aja jadian tinggal tuh orangnya," jawab Aldris sambil melirik Aldris.
"Apasih Al," ucap Zara mengelak.
"Guys yuk cabut ke kelas biarin calon suami istri itu makan," ledek Calistha sambil ngacir pergi dari taman belakang sekolah yang diikuti Rena Raka dan Adit.
"Nih hak tinggal satu juga," ucap Aldris sambil menyodorkan satu suap siomay terakhirnya.
"Tadi godaan dari Raka jawabnya gua beneran lo Za," tutur Aldris.
"Apa sih Al, gak paham gua" jawab Zara pura-pura tidak tahu.
"Nggak usah pura-pura nggak rau deh lo" ucap Aldris sambil menarik hidup Zara.
"Aduh-aduuh sakit tau" teriak Zara kesakitan.
"Gua masih sayang sama lo bahkan cinta ini gua kubur dalam-dalam tapi tetep nggak bisa, lo mau nggak jadi pacar gua dan suatu saat nanti lebih dari sekedar pacat?" Ucap Aldris mengutarakan isi hatinya.
"Sorry Al, gua masih takut patah hati lagi. Dan kalaupun mau gua takut semua orang berfikir kalo gua ngejadiin lo pelampiasan" jelas Zara.
"Gua nggak janji tak gua akan berusaha dan bersumpah pada diri gua sendiri untuk buat lo bahagia. Dan nggak akan ngebiarkan air mata lo jatuh kecuali air mata ke bahagiaan Za" ujar Aldris dengan sepenuh hati.
"Walaupun lo belum cinta sama gua, tapi gua yakin seiring waktu berjalan rasa itu akan tumbuh dihati lo. Cinta akan hadir karena terbiasa Za. Dan lo coba berdamai dengan masa lalu lo, lo pasti lebih gampang untuk move on dari Fathir" lanjut Aldris.
" Ok, gua mau jadi pacar lo, tapi please jangan di publikasi dulu ya, cuma kita aja yang tahu jangan kasih tau Rena, Calistha, Raka sama Adit dulu. Biarkan mereka tau sendiri" pinta Zara sambil memasang puppy eyesnya.
" Ok sayang" dua kata yang membuat pipi Zara blushing.
"Gitu aja udah blushing. Yaudah yuk ke kelas udah bel tuh" ajak Aldris.
"Apasih Al. Lo duluan aja"perintah Zara.
Aldris pun akhirnya berjalan terlebih dulu untuk menuju ke kelas. Tak sepang beberapa lama baru gantian Zara yang meninggalkan taman tersebut.
🍁🍁🍁
Malam harinya sehabis makan malam Zara memutuskan kekamar untuk belajar. Ditengah-tengah waktu belajarnya pintunya berderit bertanda terbuka, ternyata bundanya yang masuk ke kamarnya.
"Eh bunda ada apa bund?"tanya Zara karena tidak biasanya bunda masuk kamarnya.
"Nggak papa kok nak cuma mau ngomong aja tapi kamu masih belajar lanjutin dulu belajarnya" jawab bundanya pengertian.
"Udah ngomong sekarang aja nggak papa kok bund, ntar habis ini belajar lagi" ucap Zara yang kini tengah diambang batas rasa penasarannya.
"Okey. Bunda cuma mau tanya. Kamu sama Fathir kenapa?" tanyanya penuh kehati-hatian.
"Nggak papa kok bund" jawab Zara singkat sambil mengembangkan senyumnya.
"Bunda nggak yakin kalo nggak ada apa-apa, udah dua minggu lebih lo dia nggak kesini?" Tutur bundanya yang merasa ada kejanggalan.
Akhirnya Zara menceritakan apa yang terjadi pada bundanya. Bundanya mengangguk paham.
"Oh itu masalahnya. Jadikan pelajarannya kalo cari pasangan itu lebih hati-hati biar nggak sakit hati. Dan cobalah berdamai dengan masalalu Fa, bunda yakin kalo Fathir itu memang sahabatmu" nasihat bundanya.
"Mungkin kalo jadi pasang si Aldris cocok deh anaknya baik, akhlaknya juga"jeda Rahma. Sambil menatap layar ponsel Zara yang menampilkan panggilan tertera nama Aldris,"tuh baru dibilangin udan telfon aja, yaudah anggkat gih bunda mau keluar dulu."
Setelah bundanya keluar Zara langsung mengangkat telpon dari Aldris hingga larut dan akhirnya sambungan telepon diputuskan oleh Aldris karena Zara telah tertidur.
Gimana guys kangen nggak sama Aldris dan juga Zara... Pastinya enggak ya Mifta–nya aja yang banyak halu... Terus support aku agar bisa terus berkarya... Jangan lupa vote komen and share ke temen-temen kalian.
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Girl My Love (HIATUS)
Teen FictionSebelum baca usahakan follow terlebih dahulu!! Slow update!! Revisi setelah tamat. Jangan lupa tandai typo! Salah satu most wanted boys SMA Tunas Bangsa yang memiliki tampang nyaris sempurna, bernama Aldris Syarif Mahardika mendapat tantangan dari k...