17

31 4 0
                                    

Happy reading

"Oh anak Taekwondo mana kok bisa sampek bergelayutan di lenganmu gitu?" Sarkas Zara yang udah mulai menitikkan air matanya.

Fathir mulai gelagapan dengan pernyataan yang dilontarkan Zara. Dia mulai bingung ingin menjawab apa.

"Eh Fa kenapa nangis, aduh jangan nangis gitu dong" Alibi Fathir yang bingung menjawab pertanyaan dari Zara.

"Jelasin itu siapa Fat!" Pinta zara sambil menangis sesenggukan.

"Oke aku jelasin tp jangan nangis" perintah Fathir. Namun Zara masih belum bisa berhenti meneteskan air mata.

"Dia Gisella Fa dia mantan Tunangan aku" jawab Fathir.

"Kalo udah mantan kenapa masih bermesra-mesraan?" Tanya Zara yang udah mulai marah.

"Fa dengerin  gua" pinta Fathir sekali lagi. "Dia Gisella Athella Robertson, putri semata wayang dari pemilik Robertson company.  Bokapnya rekan bisnis papa di Belanda. Untuk mengikat perjanjian papa dan papa Gisel memutuskan untuk aku dan dia bertunangan. Awalnya aku dan dia menolak tapi tanpa ingin mengecewakan bokap akhirnya menerima pertunangan dengan  terpaksa" jeda Fathir. "Seiring berjalannya waktu kami sering bersama tanpa di sadari  gua ngerasain berbeda dari dia, mungkin cinta" disaat menyebutkan itu Zara sudah tidak tahan lagi, air matanya masih terus mengalir begitu deras.

"Sebulan sebelum gua balik ke indo papa Gisel meminta untuk segera menikahinya namun gua belum siap. Akhirnya papanya memutuskan untuk membatalkan pertunangan kami" ucap Fathir dijeda untuk menghela nafas.

"Tapi kenapa hiks kalo lo udah suka sama dia lo pacarin gua hiks hiks hiks?" tanya Zara.

"Gua nggak tau Za disisi lain gua juga sayang sama lo,  gua nggak pengin buat lo sakit hati" tutur Fathir.

"Lo pikir dengan menjadikan gua  pelampiasan lo nggak buat sakit hati gua gitu Fat?" tanya Zara yang sudah kecewa.

"Ok Fa  gua minta maaf gua salah. Gua udah salah mengartikan rasa sayang gua ke lo. Dan gua sadar rasa sayang gua ke lo itu hanya sebatas sahabat" ujar Fathir penuh penyesalan.

"Lo nggak Salah Fat disini yang salah gua. Gua yang salah telah menempatkan rasa lebih diatas persahabatan kita. Gua yang salah telah mengartikan perhatianmu bukan hanya perhatian ke sesama sahabat" jawab Zara sambil menahan tangis.

"Gua rasa hubungan kita udah nggak layak di lanjutin berserta persahabatan kita. Gua mau lo pergi dari sini. Gua nggak mau lagi ketemu sama lo" ucap Zara dengan nada yang muali meninggi.

"Fa gua minta maaf gua tau gua salah plis Fa maafin gua, gua nggak mau lo juga mutusin persahabatan kita" mohon Fathir pada Zara.

"Jangan panggil gua Difa, lo pergi daru sini sekarang" teriak Zara penuh amarah.

Akhirnya Fathir keluar dari kamar Zara. Setelah Fathir keluar Zara langsung mengungci pintu kamarnya. Padahal di luar ada Rahma dan juga Dani orang tua  Zara yang menggedor-gedor pintu bertanya Zara kenapa.

"Sayang kamu kenapa nak kok teriak-teriak gitu?"

"Zara Adifa buka pintunya sayang!"

"Are you oke princess?"

Namun yang dipanggil tak menyauti dengan suara apapun. Ia hanya menangis membenamkan wajahnya kedalam bantal. Hingga tengah malam tiba pun  Zara masih menangis yang menyebabkan matanya sembab dan membengkak. Sudah bisa dipastikan besok pagi pasti kantong matanya menghitam seperti mata panda.

🍁🍁🍁

Sudah hampir menjadi kebiasaannya datang mepet gerbang hampir ditutup untuk Aldris semenjak menjadi badboy. Kali ini Aldris ingin masuk kelas bersama kedua sahabatnya siapa lagi kalau bukan Adit dan  Raka. Namun langkah mereka terhenti ketika Adit melihat orang yang berjalan ke arah rooftop.

"Eh bro liat tuh sapa yang jalan ke rooftop itu?" tanya Adit sambil menunjuk kearah cewek yang berjalan menunjuk menuju rooftop.

"Kayak si Zara tuh" sahut Raka.

"Kayaknya iya gua susulin bentar deh. Kalian masuk kelas aja dulu ntar gua nyusul kalo nggak males" titah Aldris.

" Yeh ntar pasti lo bolos lagi Al, gua ikut dong kalo gitu" tawar Adit.

"Heh lo itu otak cuma pas-pasan nggak uaah sok-sokan ikut bolos. Biarin dah Aldris nyelesein urusannya. Kita masuk kelas aja keburu telat" ajak Raka pada Adit. Yang diajakpun hanya menghela nafas dengan pasrah menurut.

Aldris pun menyusul Zara yang lebih dulu berjalan kearah rooftop. Dan kini ia sudah tiba di rooftop. Dilihatnya gadis itu menangis sesenggukan membenamkan wajahnya dikedua lututnya.

"Za lo kenapa?" tanya Aldria lembut.

"Gua  nggak papa kok" ucap Zara sambil segera menghapus air matanya menggunakan kedua tangannya.

"Kok lo ada disini?" tanya Zara memastikan.

"Sejatinya Tuhan menciptakan wanita menjadi makhluk paling hebat dan kuat. Dia bisa menyembunyikan apa yang dirasakan dengan topeng untuk mengelabui orang disekitarnya" tutur Aldris.

" Ngomong apa sih Al?" Tanya Zara sambil tertawa. Dan tawa itu adalah tawa paling munafik.

" Gua tau lo bisa tegar. Tapi gua juga tau kalo saat ini lo sedang rapuh. Menangislah jika ku masih ingin menangis. Setidaknya disini masih ada pundak untuk lo bersandar" ujar Alsris penuh kehangatan.

Kini Zara telah menangis dihadapan Aldris. Dengan segera Aldris membawa Zara kedalam pelukannya, membiarkan Zara menangis didada bidangnya.

"Kalo lo udah tenang dan udah siap untuk cerita gua bisa jadi pendengar yang setia  kok Za" bisik Aldria tepat di telinga Zara.

Setelah puas menangis Zara menceritan penjelasan Fathir semalam. Batin Aldris menggebu ingin segera menghabisi Fathir.

"Al, please lo jangan kasih tau siapa-siapa ya. Dan juga terimakasih selalu ada saat gua terpuruk" pinta Zara.

"Ok sama-sama Za. Lo udah tenangkan gya cabut dulu ya" pamit Aldris yang masih memendam amaranya kepada Fathir, Zara hanya mengangguk.

Aldris celingukan mencari keberadaan Fathir ingin sekali ia membuat wajah tampan seorang Fathir Adiputra Sanjaya menjadi penuh lebam.

U

dah up lagi nih guys.   Gimana kesannya? Udah dapet feelnya belum? Ditunggu vote coment serta share ke temen-temen kalian ya.. See you next part. Terimakasih!

Good Girl My Love  (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang