03: Dejavu

118 5 3
                                    

Pagi telah tiba. Lia bangun di pagi hari yang cerah. Hari ini Lia harus pergi ke sekolah lebih pagi karena piket.

Pagi nya Lia di lalui seperti biasa. Mandi, siap-siap sekolah, sarapan.
Tapi sebelum mandi, Lia pergi ke kamar mama dan papa. Dan mama nya Lia sedang menonton tv. Papa sedang berada di meja nya baca koran sambil minum kopi. Padahal zaman udah modern kaya gini, tapi papa masih baca koran.

"Maaahhh". Panggil Lia sambil duduk di samping mamanya. Tapi Lia merasakan sesuatu yang aneh. Sepertinya Lia pernah merasakan kejadian ini. Rasanya Lia benar-benar pernah seperti ini. Menyapa mama yang sedang menonton tv. Seperti dejavu.

"Ohh sayang anak mama udah bangun nih." Jawab mama sambil mengelus rambut Lia.

"Iya dong ma. Sekarang Lia piket, jadi harus datang sekolah lebih pagi"

"Ohh gitu ya, yaudah mama siapin dulu sarapan ya". Ucap mama sambil beranjak dari kursi.

Lalu Lia berjalan ke arah papa nya.

"Paaah". Nahh, Lia merasakan hal yang aneh lagi. Sepertinya kejadian ini pernah terjadi sebelumnya. Tapi kapan?

"Ehh Lia. Dari tadi disini?"

"Yah papa, masa ga nyadar sih dari tadi Lia disini"

''Heheheh, maafin papa dong, papa lagi fokus baca koran nih"

"Iya iya paaa, hahaha." "Paa, Lia siap siap sekolah dulu ya"

Lia meninggalkan kamar mama dan papa.

.
.
.
.

Di sekolah

Lia hari ini datang pagi ke sekolah buat piket. Kalo ga piket juga Lia pasti males banget buat dateng pagi. Tapi akhir-akhir ini Lia selalu datang pagi, bukan karena piket. Tapi,

Gara-gara si ketua kelas.

Iya. Lia naksir sama ketua kelasnya.

Jevan

Jevan cowok ganteng, pinter, kaya, jago olahraga. Tapi cuek dan dingin. Seperti tipe tipe cowok yang ada di wattpad bukan? haha.

"Hai jevan. Datang pagi juga?" sapa Lia yang sedang menyapu di depan kelas ke Jevan yang baru datang.

"Keliatannya?" jawab Jevan cuek sambil main hape lalu memasang headset ke telinganya.

Sabar Lia sabar batin Lia, Lia mengelus-ngelus dada.

Yang baru datang hanya Jevan dan Lia saja berdua. Dan kebetulannya mereka duduk sebelahan, tapi ga sebangku. (Ngerti ga? Pls ngerti).

"Jev, PR hari ini udah selesai belum kamu?" tanya Lia ke Jevan. Sepertinya Lia tidak akan menyerah untuk deketin Jevan sampai Jevan suka balik ke Lia.

Hening. Tidak jawaban

"Jevan"

"Jeeeevaaaan" panggil Lia lagi dengan nada bernyanyi.

"Jeeee.... uhuk uhukk" Lia keselek ludah sendiri.

"Ish, apaansih berisik banget. Ganggu tau ga!". Ucap Jevan sambil melepas headsetnya.

"Jev, rumah kita kan deketan nih, kapan kapan belajar bareng dong yu." Ajak Lia ke Jevan. Dasar aneh, padahal udah pinter nih bocah batin Jevan.

"Ga ga ga. Mending belajar sendiri" Jawab Jevan sambil memasang lagi headsetnya.





Dasar siah seblak pedes. Batin Lia.










Hellooo! Ayo gais jangan lupa vomment ya. Yang belum follow, yuk mending follow dulu.

Terima Kasih

01.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang