05: Jevan kenapa sih?

110 6 3
                                    

Hari ini Lia datang pagi lagi ke sekolah. Padahal Lia sedang tidak piket. Alasan lain dan tidak bukan adalah Jevan.

Lia melihat Jevan sedang berjalan di depannya menuju kelas. Pasti si Jevan lagi pake headset nih.

"HAI JEVAN" sapa Lia sambil menepuk lengan nya Jevan dengan cukup keras.

"Astagfiruloh, kaget" jawab Jevan sambil melepas headset nya.

"Kenapa sih demen banget gangguin hidup orang?" Ucap Jevan kesal.

Sebelum Lia menjawab, ada yang aneh dengan tatapan nya Jevan. Yang tadi nya kaget karena di kagetkan oleh Lia, berubah seperti tatapan aneh dan yah susah di jelaskan.

"Kenapa sih kamu? Kok ekspresi kamu jadi berubah gitu? Ada apa?" Tanya Lia.

"Nggak ada apa-apa" Jawab Jevan pada Lia.

Akhirnya Jevan pergi mendahului Lia ke kelas.

"Eh ehh, jalan bareng dong ke kelas nya".
.




🍁🍁🍁

"Lo mending jangan ikutin gue ke sekolah deh".

Lia mendengar Jevan ngomong sendiri. Mungkin dia lagi telponan kali Pikir Lia.

"Tapi masa telponan kaya gitu sih?" Monolog Lia.

"LIAAA" teman Lia bernama Hira membuyarkan Lia.

"Apa?"

"Liat catetan kimia lo dong hehe". Ucap Hira.

Hira ini adalah sahabat Lia dari zaman SMP sampai sekarang. Pokoknya kalau ada Lia pasti ada Hira. Sebaliknya, kalau ada Hira pasti disitu ada Lia.

"Ambil noh di tas gue" jawab Lia.

"Oke sip nuhun Li, bespren aing yang paling baik dah sedunia" Ucap Hira sambil memeluk Lia.

"Heleh, lu baik ke gua ada mau nya doang lu"

"Eheh, tau aja lu"

"Bangsul"

Ketika Lia balik menengok ke kanan ke bangku nya Jevan, Jevan tidak ada di bangku nya. Hanya ada handphone dan headsetnya yang kemana-mana pasti selalu di bawa.

"Kemana si Jevan? Tumben ga bawa hape nya." Ujar Lia.

"Ahh Hira, gara gara lo ah sumpah nyebelin". Lia menyalahkan Hira, gara gara tadi Hira minjem buku catatannya, Jevan jadi entah kemana.

"Apasih Li, ah. Udah, gue mau lanjut nyatet"

"Dih, dasar bangke".

Ga usah khawatir. Lia sama Hira emang sering berantem kaya gini, saling mengejek. Tapi percayalah  mereka berdua teman baik.

"Aldi. Jevan mana?" Tanya Lia ke Aldi. Teman sebangkunya Jevan.

"Tadi si Jevan keluar. Gatau kemana" Jawab Aldi.








🍁🍁🍁

Lia mencari Jevan kemana-mana di setiap penjuru sekolah, bentar lagi bel masuk. Tapi Jevan malah menghilang entah kemana.

"Jev, kamu kemana sih? Bikin khawatir aja". Ujar Lia khawatir

Rooftop pikir Lia.

Lia berlari melewati tangga demi tangga ke arah rooftop. Tapi langkah Lia terhenti karena,,,





"Gue minta tolong banget sama lo. Lo jangan ngikutin gue ke sekolah. Gue mau fokus belajar disini."

"......"

"Iya iyaa gue bakal bantuin lo"

"......"

"Yaudah sana hushh, balik sana ke jalanan"

"......"

"Iya iya bawel banget setan"

Lia mendengarkan obrolan antara Jevan dan,,

Lebih tepatnya Jevan seperti mengobrol sendiri.

Pikiran Lia campur aduk. Disaat Lia sedang terdiam di tempat dan asyik dengan pikirannya sendiri memikirkan Jevan kenapa..

"Ngapain lo disini?" tanya Jevan yang tiba tiba sudah berdiri di depan Lia.

"Nyari kamu lah. Bentar lagi bel masuk. Ayo"

"Ck" Jevan melengos pergi meninggalkan Lia di rooftop.

Ketika Lia keluar dari rooftop, ternyata Jevan sedang berdiri di bawah tangga. Seperti menunggu Lia turun.

"Jev, ngapain kamu diem disini? Nungguin aku yaaa?" Lia geer banget.

"Iya, ada sesuatu yang mau gue obrolin ke lo"


Ga mungkin. Jangan-jangan Jevan bakal nembak gue. Akhirnya, cinta ini ga bertepuk sebelah tangan lagi.


"Ngapain senyum-senyum? Waras ga lo?"

"Kamu pasti mau....." Ucap Lia terpotong

"Gausah mikir aneh-aneh. Gue bukan mau nembak lo."

Yahh, aing udah berharap banget. Jadi gini ya rasanya udah terbang terus jatoh.





"Lo hati-hati ya." Ucap Jevan pada Lia.





Hati-hati? Kok tiba-tiba bilang hati-hati? Gue kan ga bakal kemana-mana. Maksud Jevan apa sih?











Hayolo, apa yang dilihat Jevan? Apa yang dirasain sama Jevan?

Ayoo gais, vomment jangan lupa.
Terimakasih

01.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang