10: Kalung

93 5 3
                                    

Masih Kamis

Lia, lampu kamar mandi kok pecah?"

"Jadi tadi,,
bukan mimpi?"
Lia tercengang.

"Lia, lo gapapa?" tanya Jevan bingung melihat ekspresi Lia yang tercengang itu.

Lia menghiraukan pertanyaan Jevan, "Beneran ma lampunya pecah?" Tanya Lia ke mama untuk meyakinkan lagi bahwa apa benar lampunya emang benar benar pecah?

"Iya Lia, itu beling nya berserakan di lantai kamar mandi"

Jevan peka, bahwa ada sesuatu yang aneh disini. "Tante, boleh Jevan lihat ke kamar mandi?" Tanya Jevan.

"Boleh boleh"

Ketika mereka sudah sampai di kamar mandi, ternyata benar. Beling-beling yang ada di lantai berasal dari lampu itu berserakan di lantai.

"Ma, aku kira tadi mimpi loh ma" kata Lia sambil menyender di kusen pintu kamar mandi.

"Biar aku yang bersihin ya" Jevan menawarkan diri untuk membersihkan beling beling itu. Jevan juga penasaran. Dan ada beberapa hal yang perlu kalian tahu tentang Jevan. Jevan selain bisa melihat hantu, Jevan juga bisa merasakan keberadaan hantu, bisa merasakan aura aura yang aneh, dan ketika Jevan menyentuh suatu benda, Jevan bisa merasakan auranya.

Ketika Jevan menyentuh beling itu,

Jevan merasakan ada aura jahat disitu. Dan ketika masuk ke rumah ini pun juga Jevan merasakan ada sesuatu yang aneh dan jahat.

"Lia, lo ngerasa ada hal hal aneh gak sih?" tanya Jevan ke Lia

"Iya. Kejadian tadi siang aku kira mimpi, eh ternyata beneran. Aku ngelihat anak kecil di depan kamar mandi, terus aku kekunci di kamar mandi, dan aku ngelihat perempuan seumuran kita didalem kamar mandi" Lia bercerita panjang lebar ke Jevan dan mama.

"Mungkin karena Lia lagi sakit kayanya. Jadi berhalusinasi." Kata mama yang berusaha positif thinking ini.

"Iya kali ya ma" Jawab Lia agak pasrah.

Kayanya ini ulah setan setan yang ada disini deh Batin Jevan.

Tapi tadi tuh nyata banget. Batin Lia.

"Lia mau ke kamar ma." ucap Lia yang tiba tiba jadi lemas gini.

brakkk

Lia pingsan

"LIAA" teriak mama

🍁🍁🍁

"Lia bangun" ujar mama ke Lia yang masih pingsan.

Sekarang Lia berada di kamarnya, ditemani mama dan juga Jevan. Hari sudah gelap, tapi Jevan belum mau pulang. Khawatir.

Lalu Lia membuka matanya perlahan.

"Mamaa" ujar Lia lemas

"Iya Lia, mama disini."

Saat itu juga ketika Jevan tidak sengaja melihat ke lantai, terdapat sebuah kalung. Lia lia, kalung sebagus itu kok bisa di lantai. pikir Jevan

Tadinya Jevan mau mindahin kalung itu ke atas meja. Tapi ketika Jevan menyentuh kalung itu, ada aura yang sangat jahat dan Jevan pikir kalung itu harus di musnahkan. Takut berbahaya.

"Lia, kalung ini---punya lo?" tanya Jevan sambil menaruh kalung itu di atas meja.

"Iya Jev, kenapa?

"Dapet kalung ini dari siapa?"

"Nemu di deket jendela pas pindahan ke sini"

Tuhkan bener ada yang ga beres
Batin Jevan gelisah.

"Lia, lo harus nyingkirin itu kalung" Titah Jevan ke Lia

"Loh kenapa? Itu kalung kesayangan aku" Lia enggan menyingkirkan kalung itu.

Mama sejak tadi hanya menyimak percakapan mereka berdua.

"Lia, percaya sama gue. Gue ngerasain kalung itu ada energi jahatnya" kata Jevan serius.

"Lia, mama juga setuju dengan pendapat Jevan" mama yang sedari tadi diam angkat bicara.

"Pokoknya aku gamau nyingkirin kalung itu!" seru Lia.

🍁🍁🍁

Gais, ku merasa chapter ini kurang greget. Pengen cepat diselesain buku ini, tapi belum ke puncaknya:(

Dukung terus yaaa buku ini dengan vote dan comment.

Terima Kasih💙

01.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang