••
Jennie tidak tahu lagi apakah dia harus senang atau sedih disaat seorang wanita yang pernah ia lihat di kantor Taehyung waktu itu kini sudah duduk di depannya setelah sarapan bersama. Ia gugup karena di tatap seolah dia adalah sebuah objek yang sangat mencurigakan saat ini.
Jennie bergerak sedikitpun seperti sudah di intai oleh mata tajam wanita ini. Ia merinding, mau melarikan diri tetapi ia tidak memiliki keberanian untuk itu.
"Kitten, jangan takut padaku ya? Aku ini tidak bisa memakan orang. Dan tidak mungkin juga aku memakan manusia menggemaskan sepertimu". Jisoo tertawa kecil seolah tahu apa yang dirasakan oleh Jennie saat ini.
"K-kitten?". Gumam Jennie tanpa sadar merasa kalau panggilan itu terdengar sangat asing baginya. Kenapa ia seperti disamakan dengan kucing?
"Aku suka dengan nama itu. Kau seperti kucing yang selalu bertingkah menggemaskan. Jadi, ku panggil kau Kitten sebagai tanda kalau kita sudah berteman. Jangan takut, Aku ini sepupu Asshole". Jisoo tersenyum tipis menjelaskan.
"Asshole?—".
Jisoo memekik. "No no no! Kitten jangan sebut panggilan itu. Kau itu gadis manis, jangan mengotori mulutmu dengan itu ya? Cukup aku saja yang memanggil Taehyung seperti itu. Kau jangan ikut ikutan. Tidak baik".
Jennie terdiam lagi. Mengangguk pelan seolah ia mengerti. Tidak ingin tahu apa maksud panggilan itu tetapi yang ia yakini Jisoo sedang membicarakan Taehyung. Pria yang menghilang sejak semalam.
"Nah Kitten. Karena aku sudah disini, aku akan menanyakan sesuatu padamu".
Jennie berdehem menghilangkan serak di tenggorokan karena terlalu banyak diam. "Y-ya?".
"Panggil aku Unnie. Kau harus terbiasa karena kita sudah menjadi teman, jangan takut lagi padaku oke? Aku ini anak baik baik Kitten."
Jennie mengangguk pelan berusaha untuk tidak terlihat gugup. Dilihat dari sisi manapun jelas Jisoo sama sekali tidak berbahaya seperti orang lainnya. Jennie bisa melihat aura positif yang membuatnya merasa sedikit nyaman. Setidaknya dia tidak terbata lagi ketika mengucapkan sesuatu.
"Kitten, aku dengar kau sering sakit perut. Taehyung menceritakan semua padaku. Apa kau benar benar keracunan?". Ucap Jisoo memasang ekspresi khawatir nya.
Jennie menggeleng. "Tidak, aku mungkin sedang sakit lambung dan tidak bisa memakan sembarangan. Jadi aku mual mual beberapa hari ini".
"Apa kau yakin? Tidak karena penyakit lain kan? Aku hanya khawatir karena mendengar kalau kau juga tidak mau dibawa ke rumah sakit. Bagaimana jika itu penyakit serius kitten?".
"Apa harus ke dokter U-unnie? Kurasa ini hanya—"
"Tidak apa apa. Meskipun hanya sakit lambung atau apapun itu kau harus di periksa untuk melihat apakah itu parah atau tidak. Jika hanya diam saja itu mungkin akan lebih sakit Kitten". Jisoo menyela cepat tidak membiarkan Jennie menolak.
Rencananya harus berhasil. Dengan ataupun tidak persetujuan Taehyung bodoh itu. Ia bisa membuktikan semuanya.
Kedua mata Jennie meredup. Tatapannya menyendu. "Aku takut rumah sakit. Aku tidak begitu suka dengan bau rumah sakit Unnie". Lirihnya pelan. Ia bisa merasakan puncak kepalanya di usap pelan, Jisoo tersenyum hangat padanya.
"Kita akan membawa dokter pribadi disini. Dengan begitu kau tidak akan mencium bau rumah sakit lagi. Bagaimana? Keluarga Kim memliki dokter pribadi yang bisa di panggil kapan saja jika ada yang sakit. Jadi tidak usah khawatir".
Jennie berpikir sebentar. Rasanya sangat tidak enak untuk menolak, dia sudah berkali kali menolak ajakan Taehyung untuk hal ini. Bahkan sangat menentang ketika kalimat rumah sakit sudah di ucapkan. Tapi sekarang, ia tidak punya pilihan. Jadi Mau tidak mau dia mengangguk pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA IN THE DARK
General Fiction"Kau milikku. Hanya milikku. Tidak ada yang lain. Kau mengerti sayang?" . "Taehyung-" "No, You will always be mine Babe." Dengan senyum miring khas nya. Setelah membaca season 1, di harapkan untuk membaca season 2 agar lebih paham dan mengerti alur...