BAB 7

152 9 1
                                    

Nathan pov

Menunggu hampir setengah jam membuat ku sangat lapar, aku mengajak Cintya makan di restoran, awal nya dia menolak tapi akhir nya dia setuju dengan ajakan ku, mungkin dia lapar jadi mau untuk pergi keluar lagi. Di sepanjang jalan hanya keheningan yang ada, aku atau pun Cintya masih canggung satu sama lain belum terlalu mengenal juga.

Sekarang aku dan Cintya sudah berada di restoran milik ku

"wahhh makanan di sini sangat lah enak" ucap Cintya sambil mengunyah makanan

Dia belum tau kalau restoran ini milik ku

"kalau makan itu jangan sambil bicara." saut Nathan

"terserah saya dong, tapi makanan nya beneran enek kan?" tanya Cintya lagi

"iya lah, secara yang punya restoran ini ganteng, baik, gak sombong lagi" jawab Nathan dengan bangga

"emang kamu kenal sama yang punya restoran ini" tanya nya lagi

"kenal banget lah" saut Nathan

"gak percaya aku"

"ini restoran milik saya sendiri, yang saya kelola sudah hampir 2 tahun ini.....gimana masih gak percaya?" penjelasan Nathan yang cukup mengagetkan

Cintya hanya terdiam dan tak percaya bahwa calon suami nya yang punya restoran ini, restoran dengan harga mahal dan rasa makanan yang luar biasa banyak di minati para pembeli.

Memang restoran ku ini terlihat biasa saja tapi orang yang memasak nya sangat lah luar biasa, terkadang aku sendiri yang memasak di restoran ku ini ketika aku mempunyai waktu luang aku gunakan untuk memasak di sini.

***

Hari semakin gelap aku memutus kan untuk mengatar Cintya pulang ke rumah nya. Sebenar nya tadi selesai makan pergi ke taman di sana hanya berbincang bincang tetang pernikahan dan juga tentang kehidupan masing masing. Cukup menarik si gadis ini dia masih sekolah tapi hampir lulus sebentar lagi. Seharus nya dia masih harus kuliah atau bekerja bukan menikah tapi ya mau bagaimana lagi kedua keluarga menginginkan pernikahan ini. Aku merasa telah merebut masa depan nya.

Skip rumah Cintya

Di rumah Cintya mama dan papa nya sudah menunggu kedatangan ku dan Cintya, mereka menunggu di ruang tamu untuk membicarakan tentang tanggal pernikahan ku

Waktu sampai di ruang tamu aku langsung duduk dan berbincang bincang dengan papa nya Cintya, berbeda dengan Cintya yang nyelonong mau masuk kamar, belum juga sampai tangga Cintya udah di panggil mama nya untuk bergabung

"Cintya sini" panggil mama Cintya

"ada apa ma" jawab Cintya dengan jutek

"kita mau bicara soal tanggal pernikahan mu nak"

Cintya menuruti kemauan mama nya itu walau sebenar nya dia sangat lelah.

***

Cintya Pov

Hari ini hari cukup melelah kan bagi ku, sehari dua kali keluar untuk jalan jalan, mana mau pergi ke kamar gak boleh lagi sama mama mau ngapain coba di ruang tamu

"jadi gini nak Nathan, kami ingin membahas tanggal pernikahan kalian, sebenarnya kami sudah memutus kan untuk secepat mungkin kalian menikah, kamu tau sendiri kan kalau pergaulan jaman sekarang itu bagimana kami takut anak perempuan kami menjadi anak yang kurang baik karena salah pergaulan. Kami juga jarang ada di rumah, jarang mengurusi Cintya, sebab itu kami menginginkan pernikahan ini secepat nya kalau bisa dua minggu lagi." ujar papa Cintya

"apaa.....kenapa secepat itu pa, papa gak mikirin masa depan Cintya, Cintya mau kayak temen temen yang lain. Masih mempunyai keingin untuk di capai paa, Cintya bakal nikah kok pa kalau semua keinginan Cintya tercapai. Cintya sama Rika kan dari dulu pingin jalan jalan ke paris." jawab Cintya yang tak terima pernikahnya di ada kan dua minggu lagi

"nak ini yang terbaik buat kamu dan kita semua." ucap mama Cintya

"kalau keinginan kamu hanya ingin jalan jalan ke paris saya bisa mengajak mu ke sana setelah menikah" Nathan

"nah kan Nathan bersedia kok dek ngajak kamu ke sana enak kan kalau punya suami kayak dia" ucap kakak nya Cintya yang ikutan membujuk adik nya itu

"kalian semua jahatttt, hanya memikir kan keinginan kalian sendiri tanpa memikirkan perasaan ku, kalian memaksa ku untuk segala hal, ego kalian terlalu tinggi tanpa mempedulikan aku yang menanggung semua keinginan kalian. Dari tiga tahun lalu aku tak pernah merasa bahagia, kalian tak pernah memberikan waktu kalian untuk ku, kalian lebih mementingkan pekerjaan kalian dari pada aku, yang kalian tau hanyalah uang dan harta, apa kalian pikir dengan uang aku bisa bahagia, tidak semua orang itu sama" ucap Cintya sambil nangis

Semua orang hanya terdiam dan melihat Cintya pergi ke kamar nya dengan menangis

Yang Tak DianggapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang