4

1.8K 111 5
                                    

Happy Reading~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jihoon menghela nafas nya kasar karena merasa terganggu dengan suara ponsel nya yang sedari tadi selalu saja berdenting tanpa henti.

Memutar kursi nya dan beranjak dari duduk nya dan berjalan menuju meja yang ada di ruang studio nya.

Nampak pemuda mungil itu mendudukan tubuhnya di sofa, mengambil ponselnya yang tak berhenti berdenting sejak tadi.

Ia awalnya ingin me-nonaktifkan ponselnya yang sejak awal mengganggu nya bekerja.

Tapi ketika grup chat penuh oleh member lainnya, membuat Jihoon mengangkat sebelah alisnya.

Bertanya-tanya tentang apa yang mereka ributkan. Bahkan aplikasi weverse mereka sepertinya tampak lancar, karena saat ini banyak sekali pesan balasan itu masuk di ponsel nya.

Sontak saja hal itu membuat, Jihoon penasaran dan membuka nya.

"Mwoya? Apa-apaan ini?" Gumam Jihoon yang terkejut karena notifikasi yang begitu membludak di aplikasi weverse.

Jihoon semakin mengerutkan keningnya ketika banyak pesan carat yang membalas bahwa mereka merasa sedih, terharu dan sebagainya.

Bahkan banyak dari mereka yang mengucapkan terimakasih dan rasa cinta pada Soonyoung.

"Mwoya? Ada apa sebenarnya ini?"

Tangan lentik itu semakin menscroll pesan-pesan sebelumya. Sampai pada akhirnya sampai lah ia pada sebuah pesan mengharukan yang dikirimkan carat.

Untuk sesaat Jihoon terdiam. Bahkan pemuda Lee itu nampak membaca pesan itu dengan serius.

Senyum tercetak di bibir tipis Jihoon dengan mata yang kini berkaca-kaca karena terharu.

Ia sama sekali tak menyangka bahwa banyak sekali carat yang mencintai mereka, mengapresiasi pekerjaan mereka dan selalu mendukung mereka apapu yang terjadi.

Semua nya benar-benar membuat Jihoon merasakan perasaan yang hangat di hatinya.

Dan semakin menghangat ketika ia menscroll ke bawah dan menemukan pesan balasan yang dikirim Soonyoung untuk carat.

"Anak ini. Apa benar jika dia menangis sekarang?" Gumam Jihoon dengan senyum tipis nya.

Jihoon tahu, bagaimana Soonyoung. Anak itu, tidak kalah dinginnya seperti nya kala mereka masih traine.

My HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang