[8] Lost My Mind

545 124 96
                                    

"Dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memenuhi keserakahan manusia. " -Mahatma Gandhi

Pagi ini Changbin sudah berada di dalam toilet. Ia baru selesai mandi dan berpakaian untuk menjalankan tugasnya sebagai mata-mata, tapi berhubung rambutnya belum kering, ia mengeringkannya terlebih dahulu sambil bercermin.

"Wahh, ternyata wajahku sangat tampan ya, kalau begini, siapa yang dapat mendustainya?" puji Changbin untuk dirinya sendiri, sambil memperhatikan setiap sudut di wajahnya.

Setelah itu ia keluar dari toilet dan memakai topi serta jaket hitamnya. Baru mau melangkah, tiba-tiba Chan datang ke arahnya dengan nafas tersenggal-senggal.

"Permisi permisi, kau sudah selesai, 'kan?" Chan masuk begitu saja ke toilet tanpa menunggu jawaban dari Changbin. Tentu Changbin jadi bingung, tapi karena tak mau ambil pusing, akhirnya ia lanjut berjalan ke ruangannya. Di sana ia menemukan Hyunjin yang sekarang sama rapi dengannya.

"Ku kira kau masih tidur, kalau iya, tadinya mau kutinggal."

Hyunjin mendengus lucu. "Benarkah? Memangnya Hyung bisa memantau kalau ada keramaian?"

"Maksudmu, aku tidak bisa karena tubuhku pendek, begitu?"

"Itu Hyung ya yang bilang, bukan aku." Hyunjin tertawa sambil membenarkan topinya, kemudian melirik wajah Changbin yang tertekuk.

"Ya sudah, ayo kita ke ruangan Felix dulu untuk mengambil barang." ajak Hyunjin.

Keduanya sama-sama berjalan beriringan menuju ruangan Felix. Ketika tiba di sana, Hyunjin langsung membuka pintu ruangan tanpa mengetuknya.

"Permisi,"

Felix secara spontan menoleh ke arah pintu. Ia tengah membuat alat-alat yang mungkin bisa disebut aneh ataupun unik, sampai-sampai Changbin dan Hyunjin saja terpekur saat masuk ke dalam.

"Ohh, peralatan ya? Aku sudah siapkan kok." Felix mengambil 2 buah pistol beserta ikat pinggang khusus untuk menaruh senjata, selain pistol, ada pisau dan pendeteksi jejak juga untuk berjaga-jaga.

"Oya, jangan lupakan talkie walkie dan maskernya."

Changbin dan Hyunjin menerima benda-benda itu dan meletakkannya secara tersembunyi, ditambah lagi dengan kantung-kantung tersembunyi yang ada di balik jaket hitam mereka.

"Baiklah, selamat bertugas." Changbin menepuk pundak Felix dan tersenyum, "Kau juga," ujar Felix. Setelah itu Changbin dan Hyunjin pergi dari sana.

--




"Uhukk, uhuk!"

Chan memuntahkan semua isi dalam perutnya, tapi lama-kelamaan yang ia muntahkan berubah menjadi darah.

Darah kental yang berasal dari mulutnya dan berakhir di dinding wastafel itu membuat Chan syok sekaligus takut. Berkali-kali ia menatap cermin untuk mengecek keadaannya, tapi yang ia dapat malah bibir pucat serta mata lesu miliknya.

Tak mau mengundang tanya lebih lama, Chan memilih menyalakan keran untuk membersihkan sisa darah itu. Ia menadangi air dengan tangan, lalu memaparkannya ke wajah. Setelah wajahnya terasa sedikit segar, ia mematikan kerannya dan menatap cermin lagi.

"Ada apa denganku? Kenapa badanku semakin terasa sakit?"

Mata Chan lesu, dan tulang tulangnya terasa tak sanggup untuk menopang tubuhnya lagi, penampilannya juga sudah tak terurus akibat rasa sakit itu.

Wonderland || SKZ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang