Seorang siswa berjalan melewati setiap kelas melalu koridor sekolah itu, mengikuti laki-laki dewasa yang melangkah didepannya. Siswa tersebut merasa seperti tersangka kejahatan karena para siswa yang lainnya tidak melepas tatapan mata dari dirinya. 'Juli' tertulis di seragam putihnya sebagai tanda nama milik pemiliknya. Juli hanya fokus mengikuti Pak Bima, guru yang menjadi wali kelasnya itu, mengacuhkan setiap pasang bola mata yang tertuju padanya.
"Anak baru?" tanya seorang laki-laki yang kini berjalan dengan kedua temannya. Mereka melihat Juli dan Pak Bima berbelok di pertigaan koriodor itu. "Pasti anak beasiswa." lanjutnya.
Seorang yang didepannya hanya mengacuhkan perkataan temannya itu dan tetap berjalan melewati koridor sekolahnya dan kini setiap pasang mata berubah menuju kepadanya.
"OMG. My Prince," ucap beberapa siswa yang sedang berdiri dan dilewati oleh laki-laki itu. Beberapa yang berada didalam kelas kini juga berhamburan untuk melihatnya. "Wah Romeo itu manusia atau malaikat sih?" tanyanya sambil tidak melepas matanya untuk melihat pangerannya hingga akhirnya tidak terlihat lagi, "yah udah pergi,"
Seluruh siswa kembali ke dalam kelasnya dan menduduki tempat duduknya. "Enak ya yang sekelas sama Romeo." ucap salah satu siswa. "Jangan mimpi lo sekelas." jawab temnannya.
Rata-rata seluruh siswa yang tidak sekelas dengan Romeo bermimpi dapat sekelas dengan laki-laki tampan sepertinya. Pasti akan bersemangat untuk menatap ketampanannya, pelajaran akan dibiarkan olehnya. Bahkan ketampanan Romeo lebih penting bagi otak dan hatinya dibanding pembelajaran sekolah itu.
Romeo dan kedua temannya melangkah masuk ke dalam ruangan kelas. Kelas ini cukup luas meskipun hanya dua puluh siswa yang ada didalamnya dengan sepuluh laki-laki dan sepuluh perempuan. Siswa yang ada didalam kelas ini adalah anak-anak dari partner kerjasama bisnis Tn. Esgaskar. Mereka secara sengaja didalam satu kelas untuk mempererat hubungan mereka yang nantinya pasti akan digunakan dalam perencanaan bisnis mereka kedepannya.
👑💫
"Jadi nama lo beneran Juliette?" tanya seorang gadis yang kini menjadi teman sebangku Juliette, namanya Gyna. Sekarang sudah waktunya istirahat namun mereka memilih untuk makan bekal yang dibawa. Kelas ini hanya memiliki delapan belas siswa, sangat sedikit tetapi kompak. Kini mereka makan bersama mendekatkan bangku satu sama lain. Dan karena Juli adalah siswa baru jadi mereka ingin bertanya dan mendengar cerita gadis itu.
"Iya. Tapi panggil saja aku Juli," ucap Juli sambil membuka tempat makan miliknya, memperlihatkan ketiga roti tawar miliknya yang berisikan selai stroberi.
"Kenapa? Bukankah nama Juliette bagus?" tanya yang lainnya.
Juli menghentikan tangannya yang ingin memasukkan roti tawar itu. "Karena hidupku tidak seindah Juliette hehehe," ucapnya lalu memakan roti tersebut.
"Apa kau pernah dibully karena nama itu?"
Juli langsung menoleh kearah sumber suara yang ada didepannya itu, "Wah Caca, bagaimana kau tahu?" tanyanya yang membuat seluruh mata dikelas ini kini tertuju kepadanya.
"Kau dibully apa?" tanya Juna, si ketua kelas.
"Hmm. Seperti yang ku bilang hidupku tidak seindah Juliette. Mereka meledekku karena tidak secantik Juliette. Rumahku sama sekali tidak terlihat seperti istana dan aku tidak sekaya Juliette. Itu yang mereka ucapkan padaku."
"Wah, padahal kau sangat cantik." ucap Caca dan diiyakan oleh para perempuan di kelas ini.
"Hehe, kalian juga." Juli tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
R & J
Teen FictionRomeo Alianta Esgaskar, seorang anak laki-laki muda yang sangat beruntung karena terlahir sebagai anak CEO kaya yang sangat terkenal. Romeo nama panggilannya itu juga tidak kalah terkenal dengan orang tuanya, 'pangeran' itulah sebutan yang diberikan...