4. R & J - Mungkin Cantik 👑💫

14 1 0
                                    

Mika pergi meninggalkan ruangan UKS membiarkan sang Romeo dan Juliette merajut kisah asmaranya. Sebenarnya sedari tadi dirinya memikirkan cara agar Juli dapat membantu Romeo dan meninggalkan mereka berdua. Tetapi ternyata tanpa pusing-pusing memikirkannya, sang semesta memang sudah membuat rencana untuk mereka.

BRUKK!!

"Maaf, maaf," ucap seorang gadis dengan rambut pendek bob-nya meminta maaf karena sudah menabrak dirinya.

"Caca?" ucap Mika melihat seseorang yang dikenal olehnya. Caca adalah teman sewaktu SMP-nya, mereka sempat sekelas selama dua tahun terakhir. Karena sekelas itu, Mika sempat menyukai Caca dan begitupun gadis itu, mereka pun berujung menjalani hubungan sebagai kekasih namun kandas setelah sepuluh bulan lamannya. Caca adalah mantannya Mika.

Caca gugup mengetahui yang ia tabrak adalah mantannya sendiri meskipun hubungannya sudah selesai dua tahun lalu namun setelah putus dengan Mika, dirinya belum juga berpacaran dengan orang lain sampai saat ini. "Eh, ma-af, Mik,"

"Lo gapapa?" tanya Mika melihat Caca yang mengusap lengan kirinya karena terbentur dengan tubuhnya.

"I-iya gapapa,"

"Baru pulang?"

"Hm iya tadi habis dari perpustakaan,"

Hening.

Caca tidak mengerti mengapa tubuhnya diam, tidak mau bergerak pergi. Namun dirinya tidak bisa terus didekat Mika, kenangan-kenangan itu datang terus kepadanya kalau melihat Mika.

"Duluan," Caca melewati Mika.

Mika tidak menjawab hanya melihat Caca dari belakang hingga gadis itu menghilang.

"Semua menjadi berbeda ketika kita putus." - Mika.

👑💫

"Bagaimana Tuan bisa terluka?" tanya Bi Una membawa kotak P3K untuk membantu Romeo membersihkan lukanya di kamar miliknya. Bukan tanpa alasan laki-laki itu memanggil Bi Una diam-diam untuk ke kamarnya karena dia tidak mau para pelayan mengetahui dirinya terluka dan dilaporkan ke orang tuanya yang sedang bekerja ke luar kota. Mempersulit suasana.

Romeo bahkan sulit menutupi lukanya dari supir yang menjemputnya di sekolah.

"Hm ini jatuh saat bermain bola, Bi." ucap Romeo di depan kaca sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan sebuah handuk kecil lalu menghampiri Bi Una yang duduk di sofanya.

Bi Una sedang membuka kotak P3K itu yang ia bawa secara diam-diam dari ruangan dekat dapur. Sesampainya di rumah, Tuannya itu menghampirinya yang sedang ada di dapur, meminta tolong untuk membawakan obat-obatan untuk lukanya dan melakukan semuanya dengan diam-diam.

Bi Una sangat mengerti Romeo. Tanpa berpikir lama dirinya langsung mengangguk ketika Romeo meminta tolong.

"Bibi beri obat ya lukanya," Bi Una menuangkan alkohol diatas sebuah kapas.

Romeo memberikan tangan kanannya. "Pelan-pelan, Bi," ucap Romeo dengan ekspresinya yang antara siap dan tidak siap merasakan pedihnya obat itu.

"Iya." Bi Una menempelkan kapas tersebut ke luka di tangan Romeo.

"Shhh." Romeo meringis kesakitan.

"Apa sangat sakit?" tanya Bi Una sambil memeriksa seluruh luka di tangan Romeo sudah terobati.

"Sakit." ucap Romeo, jawabannya sangat berbanding terbalik ketika Juli menanyakan kepadanya. Romeo mengakui kalau dirinya berpura-pura mengatakan tidak sakit dan menahan rasa perihnya obat yang diberikan ke lukanya.

R & JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang