Hari minggu. Juli mempersiapkan bajunya untuk bertemu Romeo nanti sore. Sampai saat ini, laki-laki itu tidak memberi kabar apapun, itu berarti Romeo jadi bertemu dengan Juli. Gadis itu kini menaruh baju kemeja, kaos polos dan dress di atas tempat tidurnya. Ada enam pakaian yang harus ia pilih satu.
"Aishh. Kenapa aku harus menyiapkan ini semua? Kita hanya bertemu." Juli berkacak pinggang.
Tetapi tetap saja ia memilih satu diantara baju-baju itu. Ia memilih kaos lengan pendek berwarna hitam dan celana jeansnya. Tidak mau memilih dress karena berlebihan dan kemeja terlalu formal.
Juli melihat ke arah jam dindingnya yang menunjukkan angka tiga. "Aku akan siap-siap sekarang." Ia langsung masuk ke dalam kamar mandinya untuk membersihkan dirinya sebelum bertemu Romeo.
Setengah jam Juli mempersipkan dirinya, ia menggunakan sedikit polesan make up di wajahnya. Menggerai rambutnya. Lalu mengambil tas selempangnya. Ia sangat rapih seperti ingin kencan.
Apakah itu sebuah kencan?
Juli pun pergi meninggalkan rumahnya. Sebelumnya ia sudah meminta izin untuk pergi kepada Ibunya meskipun tidak memberitahu dengan siapa.
👑💫
Romeo kini sedang bersama keluarganya. Entah mengapa tiba-tiba ada acara keluarga, ia baru tahu sejam sebelum acara ini dimulai. Sekarang dirinya hanya menatap orang tuanya sedang mengobrol dengan partner kerja Ayahnya. Beberapa kali ia mengalihkan tatapannya kepada jam dinding yang cukup besar ada disalah satu sisi dinding rumahnya, menunjukkan pukul tiga lewat lima puluh siang. Ia harus pergi bertemu Juli.
Bagaimana caranya kabur? Ia tahu acara seperti ini pasti akan sampai malam.
Ia pergi ke arah belakang rumahnya yang sepi untuk menenangkan pikirannya agar mendapat ide untuk kabur.
"Tuan kok disini?" tanya Bi Una menghampiri Romeo yang sedang berdiri dibelakang rumahnya.
"Iya, nanti masuk lagi, Bi." Romeo mengusap kepalanya.
"Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Bi Una dengan senyumnya yang teduh.
"Ti-dak."
"Baiklah. Bibi masuk dulu, kalau ada apa-apa bisa cerita sama bibi," ucap wanita paruh baya itu.
"Hmm sebenarnya saya punya janji, Bi, jam empat. Dan sekarang saya sudah terlambat." ucap Romeo jujur.
"Mengapa Tuan ngga bilang aja kalau sedang tidak bisa? Bukankah Tuan Edward dan Mika sudah terbiasa?"
"Hmm bu-kan sama mereka, Bi."
"Lalu?"
"......" Romeo ingin mengucapkannya tetapi sulit.
"Seorang perempuan?" Bi Una menebak.
Romeo mengangguk ragu.
Bi Una tersenyum, "Ternyata Tuan sedang jatuh cinta ya?"
Romeo diam tidak ingin menjawab.
"Coba hubungin perempuan itu dan minta untuk menunggu Tuan sebentar. Sebentar lagi pertemuan itu akan selesai karena Nyonya akan bertemu client-nya jam lima sore, Tuan." ucap Bi Una membuat Romeo sedikit tenang dan punya solusi.
KAMU SEDANG MEMBACA
R & J
Fiksi RemajaRomeo Alianta Esgaskar, seorang anak laki-laki muda yang sangat beruntung karena terlahir sebagai anak CEO kaya yang sangat terkenal. Romeo nama panggilannya itu juga tidak kalah terkenal dengan orang tuanya, 'pangeran' itulah sebutan yang diberikan...