BAB XI

9 2 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan jangan lupa tinggalkan jejak.
Comen hadir juga Asal kalian yah🙋‍♀🤗

Happy Reading❤

***

Saat ini Aldrian tengah berbaring sambil memandangi langit-langit kamarnya, Aldrian tengah melamun memikirkan akan sikapnya akhir-akhir ini kepada Renata, bagaimana tidak, setelah balik mengacuhkan Renata, ia bahkan mempermalukannya di depan semua orang. Aldrian bukannya senang dengan melakukan hal tersebut namun mengapa lagi-lagi membuatnya merasa bersalah dengan perempuan tersebut.

Aldrian meraih benda pipih yang ada di atas meja belajarnya seraya membuka  grub Whatsappnya yang sedari tadi selalu saja memumculkan notifikasi.

.D.A.R.

Reza: apa loh nggak terlalu keterlaluan Al sama Renata?
19.01

Didin: iya Al sampai lecet gitu lututnya
19.04

Reza: bukannya apa-apani yah kita tuh belum pernah terlalu sekeras itu sama cewek, kalau sama laki-laki sih gue fine-fine aja.
19.05

Didin: 2
19.05

Didin: woi... Al! Kemana loh nggak nongol-nongol?
21.22

Aldrian: kalau lo berdua nggak suka cara gue, nggak usah ikut campur.
21.44


Aldrian hanya mengirimkan pesan singkat saja kepada dua sahabatnya tersebut dan tak ada lagi tanggapan setelahnya. Setelah mengecek beberapa pesan yang masuk dan menurutnya tidak ada lagi yang penting, Aldrian pun melempar handphonenya kesembarang arah. Ia tidak mengetahui akan dirinya saat ini, disisi lain ia tidak suka dengan Renata, namun disisi lain pula, mengapa ia selalu memikirkan wanita itu?

***

Renata benar-benar kecewa dengan Aldrian. Sangat kecewa.

Saat ini Renata tengah memegangi lututnya yang masih terasa nyeri saat insiden di sekolahnya pagi tadi. Renata tidak habis fikir, Aldrian akan mempermalukannya di depan semua orang bahkan membuatnya terluka. Jika tidak ada Ratu waktu itu maka Aldrian tidak akan berhenti mempermalukannya. Renata salah, mengapa dulu ia tidak suka pada Ratu sedangkan Ratulah yang menolongnya pagi tadi.  "Kak Ratu ternyata baik" batin Renata

Saat Renata tengah melamun, ia tiba-tiba di kagetkan oleh kakaknya Rendra hingga membuatnya terpekik kaget,

"Oii... Ngelamun aja"

"Astagfirullah..." pekik Renata sembari memegangi dadanya

"Ihh apaansih, ngagetin aja" lanjut Renata kesal lalu menepis tangan Rendra yang berada di bahunya.

"Ngapain ngelamun kayak gitu, kesambet baru tau rasa lo"

"ih siapa yang ngelamun. Ngapain lo kesini? Tanya Renata, Renata selalu tahu kalau kakaknya Rendra akan menemuinya jikalau ada keperluan saja. Renata sudah sangat hafal.

"Gue tau pasti lo ada maunya kan?" lanjut Renata bertanya

"Hehehe, tau aja adikku yang satu ini" ujar Rendra gemas seraya mencubit kedua pipi adikknya tersebut.

"I HATE YOU" "BUT I LOVE YOU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang