"Miss Carlton." Lirihku.
"A-apa ada yang bisa kami bantu, Miss?" Tanya Edwin tergagap sebab terkejut melihat beliau yang tengah berdiri di samping kami.
Miss Carlton lantas ikut bergabung di meja kami. Kami menatap beliau heran.
"Tidak perlu, saya tidak membutuhkan apapun."
"Lalu apa yang Anda maksudkan tadi, Miss Carlton?" Tanya Edwin tanpa berbelit-belit.
"Kamu memang berasal dari sana, Allura," Miss Carlton tidak menghiraukan pertanyaan Edwin.
"Kau bukan penduduk asli bumi yang kau pijak saat ini, kau adalah bagian dari kami." Lanjutnya.
"Tidak mungkin, itu tidak masuk akal Miss." Sanggahku tak percaya.
"Tentu saja mungkin. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini." Aku hanya diam seribu bahasa.
Itu tidak mungkin. Batinku
Tetapi memang benar jika tidak ada yang tidak mungkin, apa saja bisa terjadi di dunia ini.
"Jika benar saya tidak berasal dari sini, dari dunia mana sebenarnya saya berasal?"
"Dunia yang sangat spesial."
"Spesial?" Beo Edwin pelan.
"Dunia yang tak pernah terpikirkan oleh semua orang sebelumnya, mereka yang mendengar mungkin menganggap hanya sebuah karangan fantasi, imajinasi tak logis. Padahal mereka tidak mengetahui yang sebenarnya, negeri indah yang tengah dalam bahaya." Miss Carlton memelankan volumenya di bagian akhir.
Kami hanya diam mendengarkan, mencoba mencerna setiap kata yang terlontar dari mulut beliau. Kami hanya remaja biasa, apa yang seorang Miss Carlton harapkan dari dua murid biasa? Aku bahkan tak yakin dapat memahami apa yang beliau coba katakan.
"Hutan lebat yang dihuni berbagai jenis satwa unik nan mengagumkan yang jika ditelusuri semakin jauh ke dalam, kita akan menemukan gerbang tinggi berdiri kokoh melindungi segala yang ada di dalamnya. Bangunan-bangunan bertingkat yang hampir memadati setiap sudut kota, yang tentu saja dihuni oleh masyarakat yang dipimpin para petinggi bangsawan Lethivian, masyarakat Bractlock." Miss Carlton memberi jeda sejenak, kemudian kembali melanjutkan kalimatnya.
"Mereka hidup damai, segala kebutuhan dapat terpenuhi, sampai teror makhluk-makhluk mengerikan mengancam masyarakatnya. Setidaknya dua warga hilang setiap harinya. Kalaupun seseorang yang telah melihat wujud salah satu dari mereka kembali, pada akhirnya mereka akan segera mengembuskan napas terakhirnya."
"Setiap hari?!"
"Benar, setiap hari." Miss Carlton membenarkan ucapanku barusan.
Sudah dipastikan bagaimana ekspresi Edwin yang juga mendengarnya. Bohong jika dia tidak terkejut.
"Mereka akan sangat terbantu dan berterima kasih jika kamu mau menolong mereka, Allura."
"Kenapa harus saya, Miss?" Tanyaku memastikan.
"Karena kau adalah bagian penting dari dunia itu." Jawab Miss Carlton sambil menyakinkan diriku.
"Apakah itu ... Vineland?" Edwin mulai membuka beberapa halaman buku tua itu.
"Benar sekali!" Seru Miss Carlton tiba-tiba.
"Mereka benar-benar sangat membutuhkanmu, apakah kau akan diam saja jika itu keluarga, teman, sahabatmu atau bagaimana jika itu orang-orang yang kamu sayangi?" Miss Carlton mulai mendesak ku, perasaanku campur aduk.
Bagaimana jika itu orang-orang yang kusayangi?
Tetapi aku hanya hidup sendiri selama ini. Aku pun hanya berteman dengan Edwin dan mungkin juga Ivy. Yeah, hanya itu saja. Bahkan aku tak mengenal tetanggaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vineland
FantasyAllura Carmoisine. Seorang gadis berusia lima belas tahun yang kini tengah menempuh pendidikan di jenjang SMP. Otaknya yang begitu jenius membuat dirinya menjadi salah satu siswa berprestasi di sana. Namun suatu hari, semuanya mulai berubah. Kehidup...