ALTHA 19

99 25 87
                                    

Sinar mentari menyambut pagi Atha dengan senyuman. Atha bangkit dari tempat tidur dan bergegas untuk bersiap berangkat ke sekolah karena sebentar lagi Althaf akan menjemputnya.

Hingga beberapa menit bersiap ria, Atha juga kerap kali melirik ke arah jendela kamarnya untuk melihat apakah Althaf sudah sampai atau belum.

Tiittt tiittt

Suara klakson mobil terdengar dari arah luar, membuat Atha langsung mendekati Jendela kamarnya dan celingak-celinguk memperhatikan halaman depan rumah.

Namun naas, ternyata dari kaca jendela kamarnya tidak terlihat siapa yang baru saja datang.

"Apa itu Althaf ya?" pikirnya.

Jam menunjukkan pukul 6 pagi. Jika itu Althaf, mukjizat apa yang diberikan Allah kepadanya. Atha bergegas keluar rumah dan benar saja, seorang lelaki tampan tengah berdiri di samping mobilnya dengan melambaikan tangan ke arah Atha. Tak lupa senyum manis dan kacamata hitam yang bertengger di matanya.

Masya Allah. Pagi-pagi udah liat pangeran gue. Sahabat gue makin lama kok makin ganteng ya, batin Atha.

Atha tersadar dan segera membuang pikiran itu jauh jauh. "Atha, sadar. Dia cuman sahabat lo. Bukan lebih."

Althaf berjalan menghampiri Atha. Tatapan mereka bertemu, "Tumben banget lo udah siap pagi pagi buta gini," ucap Atha.

"Kalau mau jemput bidadari harus jam segini. Biar bisa diajak sarapan bareng." Ucapan Althaf membuat pipi Atha bersemu.

"Masih pagi Al, jangan bikin gue baper deh."

"Itu kenyataan, Atha."

"Ayo masuk dulu. Al, gue belum dandan, lo duduk dulu aja ya, tunggu sebentar." Atha melangkah pergi, tiba-tiba sebuah tangan menarik tangan Atha.

"Gak perlu dandan, lo udah cantik," ucap Althaf tersenyum.

"Udah gue bilang, masih pagi jangan baperin gue, kalau gue salting lo tanggung jawab ya?"

"Ogah! Udah sana. Cepat ya, jangan lama-lama ninggalin gue."

"Iyaa, Al."

Beberapa menit berlalu, Atha telah siap lengkap dengan seragam dan atribut sekolah lainnya.

"Yuk, Al. Gue udah siap." ucap Atha setelah berdiri tepat didepan Althaf

Althaf mendongkakkan kepalanya, "Lo belum sarapan kan? Sekarang masih jam 6.20, kita sarapan dulu mau gak?" Tawar cowok itu

Atha mengangguk, "Boleh. Gue lagi pengen nasi uduk."

"Siap bu bos. Gue ada langganan nasi uduk yang enak banget." ucap Althaf kemudian beranjak berdiri.

"Yuk! Gue udah laper." ujar Atha senang.

Kedua remaja itu melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah Atha, hari memang masih sangat pagi, bahkan matahari belum sepenuhnya muncul.

"Kunci pintunya jangan lupa." Ingat Althaf setelah mereka keluar dari rumah.

Atha mengangguk paham, ia menutup rapat pintu utama kemudian bergerak untuk mengunci.

"Udah deh." Imbuh Atha pada dirinya sendiri kemudian menyusul Althaf yang sudah menunggu dimobil.

Althaf memperhatikan Atha yang tengah berjalan menghampirinya, entah kenapa melihat gadis itu saja sudah sukses membuat Althaf ingin tersenyum.

Cowok itu memiringkan kepalanya, ia memandang Atha yang sudah berdiri tepat dihadapannya, "Dasar cantik." ujarnya pelan.

Atha yang sedang melirik sekitar rumahnya sontak mendongkak melihat Althaf, ia menyipitkan matanya lucu, "Ngomong apa?" tanya gadis itu.

ALTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang