ALTHA 2

209 44 29
                                    

Cowok itu..

Ya, dia penyelamatku

Seorang cowok yang sedang duduk di tepi brangkar UKS sedang menapku dalam. Dia adalah seorang  bernama Althaf Rifqie Aldyasta. Lelaki yang selalu aku temui 2 tahun terakhir ini.

Di UKS

Atha meringis, “Aww,” sambil memegang kepalanya

“Tha lo gak papa??” tanya Althaf panik

“Althaf?? Itu lo kan??”

“Iya Tha. Ini gue, Althaf. Lo udah mendingan??”

“Udah dikit.”

KRUKKK....KRUKKK....

Tiba tiba perut Atha berbunyi. Atha melihat makanan yang terletak di samping brangkar UKS. Atha balik menatap Althaf dengan senyum tulus diwajahnya.

“Makan, itu buat lo,” ucap Althaf  datar seolah mengerti dengan code yang diberikan Atha.

“Beneran?? Alhamdulillah. Baik bener temen gue.”

Althaf menatap Atha penuh arti. Secarik senyum muncul di bibir Althaf. Ia senang melihat Atha makan selahap ini. Untung saja dia sempat membeli makanan di kantin. Althaf tau, Atha pingsan pasti karena belum sarapan.

"Jangan diliatin gitu juga kali. Gue tau gue cantik." Sebuah degupan kecil mulai terasa di jantung Atha.

"Jantung gue kenapa Ya Allah," ucap Atha membatin.

"Dih.. Pede banget ni anak. Punya kaca kan di rumah? Ngaca dulu sono,"
Ucap Althaf. Atha tertawa melihat muka kesal Althaf , kemudian meneguk minuman terakhirnya.

“Al, kelas yuk! Gue udah kenyang, hehe”

“Ihh dasar. Gak tau terima kasih banget sih. Udah capek gendong lo ke sini, beliin lo sarapan, nungguin lo sampai gue harus bolos pelajaran,” celoteh Althaf panjang lebar

“Uluhuluhhh... Maaci Althaf ganteng yang gantengnya melebihi Jefri Nichol,” ucap Atha manja sambil mencubit kedua pipi Althaf

“Aww..sakit Tha. Ah, lo mah ngeselin,” protesnya

Atha kembali  tertawa melihat ekspresi Althaf yang kesakitan memegang kedua pipinya. Entah kenapa Atha suka ekspresi itu.

“Udah yuk, keburu habis jam pelajaran ntar.”

Atha turun dari brangkar UKS lalu melangkah pergi sementara Althaf mengikutinya dari belakang.
Mereka memasuki kelas bersama. Ya, mereka sekelas.

***
Di kelas

“Selamat pagi, Bu,” ucap Atha dan Althaf bersamaan.

“Kalian dari mana?? Kok jam segini baru masuk??” tanya Bu Ranti ramah.

Bu Ranti adalah guru Bahasa Indonesia. Ia adalah guru yang paling baik di seantero sekolah. Mempunyai kepribadian ramah,murah senyum,dan friendly. Bu Ranti tidak pernah memberikan PR sekalipun.

Bagi siswa SMA National High Bu Ranti tempat mengadu,tempat menceritakan keluh kesah mereka, tak salah Bu Ranti sangat disegani di National High.

“Maaf, Bu. Kami telat masuk. Tadi Atha pingsan bu, untung ada Althaf yang nolongin, kalau gak pasti saya udah kering di tengah lapangan kek ikan asin, Bu.”

“Ada ada aja kamu Tha. Tapi kamu gak papa kan??”

“Atha pingsan karena belum sarapan, Bu.”  potong Althaf tiba-tiba.

“Makanya besok besok kalau mau ke sekolah sarapan dulu. Yaudah,kalian duduk aja.”

“Siap, Ibu kapten!!”

“Makasih, Bu” ucap Atha dan Althaf barengan.

Mereka duduk di tempat mereka masing-masing sementara Bu Ranti kembali melanjutkan pelajaran.

“A good teacher is a master of simplification and an enemy of simplism”

***
Author up lagi nih!
Lanjut ga nih? Hihi☺
Stay tune!

Jangan lupa vote dan comment yah!😋

ALTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang