ALTHA 7

102 37 12
                                    

Althaf sampai di rumahnya. Althaf harus bersiap karena nanti malam ia akan mengajak Atha jalan-jalan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, eh udh pulang anak mama."

"Loh, kok mama udah pulang? Katanya masih seminggu lagi."

"Urusannya udah selesai Al. Ga enak juga ninggalin kamu sama Echa lama-lama." Althaf ber-oh ria menanggapi ucapan Anggi, mamanya.

Althaf naik ke atas mencari adik kesayangannya itu. Althaf hanya ingin menggangu Echa sebentar.

"Echaaa... Echaaa..." Teriaknya

"Ngapain ci abang teliak, atit tau kuping Echa." Echa cemberut sambil  memegangi kupingnya. Althaf yang melihat itu gemas dengan tingkah adiknya ini.

"Echa ngapain?" Echa tak kunjung menjawab. Echa tengah fokus dengan boneka Barbie yang baru saja dibelikan oleh mamanya.

"Echa." Echa menoleh mendengar panggilan dari Althaf.

"Apa abang?"

"Echa mau es krim ga?" Mendengar kata itu, wajah Echa berubah senang. Althaf tak habis pikir dengan adiknya ini. Entah kenapa Echa sangat menyukai es krim.

"Mau dong! Ayok bang beli es krim." Ajaknya

"Dasar ni bocah, giliran es krim aja nurut." Echa memilih pergi dan tidak mendengarkan ocehan Althaf.

***
Althaf dan Echa sampai di sebuah toko es krim. Echa sangat senang mendapatkan sebuah cup berisi es krim coklat kesukaannya. Sayangnya Echa hanya boleh membeli satu, karena Althaf tak membiarkannya memakan es krim terlalu banyak.

"Bang Al. Echa udah selesai. Balik yuk bang, Echa ngantuk." Echa menguap, ia berusaha menahan kantuknya. Sisa es krim masih menempel di mulutnya.

"Echa makannya kenapa sampe belepotan gini sih. Sini abang bersihin dulu." Althaf mengambil tisu dari kantong nya. Althaf membersihkan sisa es krim di mulut adiknya itu.

Diliriknya jam ternyata sudah pukul 5 sore, ia harus kembali ke rumah, ia tak mau membuat gadis itu menunggu.

***
Althaf sudah siap dengan pakaian santai nya. Tiba-tiba Anggi memanggilnya dari arah dapur.

"Al mau kemana?"

"Mau jalan sama temen ma."

"Batalin dulu bisa ga Al?" Tanya Anggi sedikit khawatir.

"Al udah janji ma, gimana dong?"

"Batalin aja ya Al, kali ini aja. Malam ini kita harus berangkat ke Bandung. Nenek kamu ngadain pertemuan keluarga. Nenek kangen sama cucu-cucu nya Al. Mama tadi lupa bilang ke kamu, kalo papa sih udah mama bilang tadi. Mau ya nak?" pinta Anggi memohon

"Yaudah deh." Althaf mengangguk pasrah. Satu yang ia pikirkan hari ini, bagaimana jika gadis itu sudah menunggunya? Althaf jadi tidak enak.

***
Atha keluar dari rumahnya, ia sudah rapi dengan pakaian santainya. Rambut yang dikucir memberikan kesan sempurna bagi Atha, dan tak lupa sedikit polesan make up natural. Atha yang tak pernah memakai riasan wajah hari ini sengaja memakainya. Atha ingin terlihat cantik di depan Althaf.

Sudah 1 jam gadis itu menunggu, tetapi Althaf tak kunjung datang.

"Apa Althaf lupa ya? Mana sih ni anak. Gue udah cantik ini. Udah satu jam nunggu ga nongol-nongol." Atha mulai kesal. Tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Dddrrrtttt

"Halo. Al, lo dimana sih? Gue ampe lumutan ni nungguin lo."

"Duh Tha. Sorry nih. Sorry banget. Gue sama keluarga harus ke Bandung malam ini. Ada pertemuan keluarga. Kita perginya lain kali aja ya? Gimana?"

Atha terdiam mendengar ucapan Althaf. Tak terasa air sudah mengalir di kedua pipinya.

......

"Tha.. Haloo. Lo masih disana kan?"
......

"Gapapa kok. Have fun ya."

Tut.

Atha segera menutup panggilan itu. Hatinya sakit. Padahal Atha sudah cantik malam ini. Tapi Atha sadar, Atha bukan siapa siapanya Althaf.

Mau marah pun Atha tak bisa. Atha memilih masuk ke dalam rumahnya lagi. Atha merebahkan badannya di kasur. Tak peduli dengan air mata yang keluar, sekarang Atha hanya ingin menenangkan dirinya. Atha bahkan mematikan posel nya agar tidak ada yang mengganggu.

Isakan kecil masih terdengar. Hembusan angin malam menyelimuti tubuh Atha kali ini. Dingin, tapi ia tak peduli. Mengingat kembali kejadian Althaf yang baru saja membatalkan janjinya membuat Atha kembali sakit. Tak terasa, Atha telah larut dalam mimpinya. Atha memilih rehat sejenak, membiarkan tubuhnya istirahat. Atha hanya perlu itu saat ini.

Mungkin benar kata orang, berharap lebih pada sesuatu itu tidak boleh. Hanya akan membuat kita merasakan sakit pada ujungnya.

***
Hai! Maaf ya baru sempat update🤗
Semoga suka sama ceritanya!!
.
.
.
Jangan lupa vote dan comment😉
Stay Healty and stay tune ya🤗

ALTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang