Nothing is Impossible 14

47 4 0
                                    




"AAAAA!!! Kak Jeki, kak Maykel. OMG-OMG!! Kak Ravel punya ku!!" 

"Aku padamu kakk!!"

"Wuhuuu tambah ganteng aja trio gans sekul.."

"Andai masih pada jomblo.. Huhuuu"

Suara-suara netizen lucknut, bagi Ravel. Sudah menghantui pendengaranya itu. Ia jengah terus di gosipi. 

Ditambah lagi dengan adik kelas yang menurut nya kecentilan dan kurang sopan alias belagu. 

Lagian, siapa sih yang tidak kenal dengan mereka? Trio gansekul.. Ya itu-itu aja, Ravel-Jeki-Maykel. 

Ravel yang notabenya ketua OSIS, sekaligus ketua tim basket dan sepak bola. Oh ya, prestasinya dalam hal akademik juga tak main-main. Ia selalu mendapat peringkat lima besar di kelas nya. 

Jeki, Sekretaris satu OSIS. Anggota tim basket dan juga anggota tim sepak bola. Oh ya, prestasi akademik Jeki juga tak main-main. Namun sayangnya, Jeki kelas IPA bersama Maykel sedangkan Ravel masuk kelas IPS. 

Maykel, bendahara OSIS. Ia juga masuk tim basket, ia juga ikut ekskul eh tidak. Kurasa hanya itu saja yang diikutinya.

"Ravel.." 
"Hmmm?" deheman lembut itu keluar dari mulut Ravel ketika menanggapi sang pacar.

Siapa lagi jika bukan Dasya? 

Jangan dikira ia sudah memutuskanya, no! 
Ia masih sayang dengan kekasihnya itu. 

"Aku mau bicara..." 

Ravel menurut kemanapun Dasya membawanya. Dan ternyata, Dasya membawanya ke taman belakang sekolah. 

"Kenapa?" tanya Ravel to the point. 

"A-aku, mau kita putus!" 

Ravel? Tentu kaget. Kenapa tiba-tiba putus begini? Padahal kan dia masih sangat tulus tentang perasaanya. 

"Lo..Kenapa minta putus?" nada yang dingin itu sedikit membuat nyali Dasya menciut. 

Dasya meneguk ludah nya dengan susah payah.
"Kamu, ga suka sama aku lagi kan? Kemarin aku lihat waktu liburan kamu sering jalan sama emm.. siapa ya? Ah, iya! Meira yang alumni IPA 1 kan? Oh ya sama sahabat kamu sama sahabat dia juga kan ya? Kamu kalo mau putus bilang aja hikkss. Ga usah main belakang hikss. A-ak hikks bakalan rela kok.." 

Ravel memegang bahu Dasya. 

Ia menatap pacar nya dalam. "Okey, dengerin aku. Liburan kemarin aku memang main sama mereka, tapi aku terpaksa. Aku juga ga bisa nolak karena itu permintaan best friend aku. Okey? Aku masih sayang sama kamu...." 

Dasya menangis semakin kencang. 

"M-maaf, tapi kita seharusnya memang putus.." 

Setelahnya Dasya meninggalkan Ravel yang mematung di tempat. 

"ARRGHHH, Sialan!!" 

Ravel ikut pergi dari sana. 

Sementara itu. 

"S-semuanya gara-gara Una?" Meira menatap tidak percaya kejadian yang baru saja dilihatnya. 

Flash back*

"Aduhh. Bising banget sih!!" 

"Lis, Sin tolong cari in kelas Meira ya? Meira mau cari tempat yang tenang. Dadah.." 

Meira pergi meninggalkan Lisa dan Sindi yang udah menggeram sebal. 

"Kemana ya?" 

Notimp MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang