XIV

35 0 0
                                    

Sehari semalam sebelum  perayaan di Avignus, ada pertemuan penting di Aggnam, beberapa petinggi kerajaan Aggnam nampak  duduk mengelilingi sebuah meja panjang di ruang pertemuan Istana. nampak disana, Baalzebul penasihat kerajaan,  Dorus sang Panglima perang Aggnam, Pangeran Leviatan dan kepala pasukan pengintai Ergonad.

Mereka sangat serius mendengar penjelasan dari Ergonad, tentang apa saja yang telah di intai selama bertahun - tahun di Wilayah Avignus, termasuk kemungkinan - kemungkinan yang terjadi disana.

" Hmmmm, aku tak menyangka, kau sehebat itu Ergonad, dibalik wajah buruk mu itu ! " Dorus, sang panglima memuji anak buahnya, Ergonad, sesaat setelah selesai menjelaskan hasil pengintaian .  " Bagaimana ini Tuan, Baalzebul !? " lanjut Dorus bertanya kepada Baalzebul.

" Kita harus bergerak cepat, segera lah berangkat Dorus ! , bawa orang terbaikmu ke hutan Mineral, tangkap sebanyak - banyaknya orang penting disana, bawa mereka kesini, hidup - hidup !! " perintah Baalzebul kepada Dorus.

" Tapi..Paman...apa tak terlalu riskan ?! " Leviatan tiba - tiba bertanya.

" Kalau begitu, menurutmu apa yang tak riskan , anak muda ? " bukannya menjawab, Baalzebul malah memberi pertanyaan kepada Leviatan.

" Aku tidak setuju dengan penyerangan ke Kerajaan Nolag, ini akan menyebabkan bencana besar..paman !! " tolak Leviatan " Kita sedang tak ingin berperang melawan siapapun, Tidak ! sampai Ayahku kembali !! " dengan nada yang meninggi Leviatan menentang ide pamannya itu.

" Bahkan Jika Ayah mu disini, dia akan menyetujui Ide ku ini, Leviatan, kau lelaki, jangan takut ! Avignus tak sehebat dulu, tak ada malaikat yang menjaga mereka lagi..! mereka menerima seorang Naphilim, dan itu bertentangan dengan Surga ! " penjelasan Baalzebul cukup meyakinkan Leviatan !

" Braakkkk " tiba - tiba pintu ruang pertemuan terbuka, bersamaan dengan itu masuk sosok menyeramkan, jubah serba hitam, dengan muka sangar, wajahnya putih pucat, matanya dalam dan hitam, mulutnya menyeringai dan dengan gaya berjalan penuh kesombongan. aura kegelapan mengikutinya seperti bayangan. Para pejabat kerajaan terkesiap menoleh ke arah pintu.

Dorus langsung mencabut pedang yang terselip dipunggungnya. " Iblis tak tak tau sopan santun !! " bentak Dorus sembari bersiap menyerang.

" Tutup mulut mu bodoh ! kau tak tau sedang berbicara dengan siapa ! " bentaknya kepada Dorus.

" Luci saudara ku...! selamat datang,kami sudah menunggu mu " tiba -tiba Baalzebul membuka tangannya sambil berdiri hendak memeluk sosok yang baru saja hadir ditengah - tengah mereka, Dorus yang mendengar sambutan  Baalzebul langsung mundur dan menyelipkan kembali pedangnya dipunggung.

" Aku bukan saudara mu Idiot..! " sosok itu langsung duduk disebelah Leviatan. " dan aku muak bila kau memanggil ku dengan nama itu !.sekali lagi ku dengar, kau akan ku jadikan  santapan para anjing di neraka !! " mata hitamnya tajam menatap Baalzebul.. " Dimana si tua bangka Launums ? bukannya dia besok harus hadir di perayaan Nomar Avignus ? " tanya sosok bernama Lucifer itu kepada para pejabat.. " Jangan - jangan kalian berkumpul disini sedang merencanakan perbuatan jahat kepada si tua bangka itu ?! " kembali Lucifer bertanya kepada mereka dengan nada sedikit menyindir.

" Lucifer...! tunjukan sedikit hormat mu kepada kerajaan ini..! " Leviatan protes dengan sikap Lucifer.

Lucifer memalingkan malas wajahnya menatap Leviatan " rahang mu terlalu muda untuk berkata seperti itu anak muda..! " seringainya, " silahkan lanjutkan pembicaraan kalian, apapun rencana kalian, sungguh tidak ada sopan santunnya tanpa mengajak aku !"

" Huh...seorang Raja Iblis dari neraka berbicara soal sopan santun ! seolah - olah dia berasal dari Surga " sinis, Dorus membalas kalimat Lucifer.

mendengar ucapan Dorus, Lucifer berdiri menghampirinya, santai, tiba - tiba dengan gerakan secepat kilat,  tangan kiri Lucifer menarik rambut Dorus kebelakang hingga kepalanya mendongak, dengan kekuatannya dibuatnya Dorus kaku tak mampu bergerak. hanya sepasang mata Dorus yang terbelalak terkejut dan ketakutan. di wajah Lucifer terbit senyum licik, menakutkan, tangan kanannya mengusap wajah Dorus yang kaku tak bergerak, bulir - bulir keringat mengalir di dahi Doruz, deras membasahi wajah dan leher, lalu..Clinggg, dan Sreettttss..jleebsss, sebuah belati tiba - tiba keluar dari bagian lengan jubahnya dan muncul digenggaman Lucifer, lalu di tusukan ke batang tenggorokan Dorus, menembus batang leher dan menancap di sandaran kursi yang terbuat dari kayu. darah kental merah kehitaman mengalir melalu pembuluh nadi leher yang putus dan membasahi gagang belati, berwarna perak tersebut, Dorus menggelepar sesaat sebelum nyawanya di kirim ke neraka oleh sang penguasa neraka !  " keparat...! sudah ku katakan dari tadi tutup mulut mu ! kau tak tau sedang berbicara dengan siapa !! " bisik Lucifer ditelinga Dorus yang tak bernyawa lagi. " Ah...si bodoh ini mengotori Belati kesayangan ku !" umpat Lucifer, sambil menarik Belatinya dari leher Dorus, diusapkan belati yang berlumuran darah itu ke pakain Dorus, lalu dikembalikan ke dalam jubahnya lagi, tubuh Dorus yang lunglai dibiarkan jatuh kelantai, darahnya terus mengalir membanjiri lantai !

Angelus AvignusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang