V

25 0 0
                                    

Siang itu, panas menyengat menyapu alam raya, Negri Avignus sedang menghadapi musim panas, jalanan tanah yang biasanya basah di guyur hujan, kering berdebu, tiap langkah manusia atau kereta berkuda yang lewat akan menerbangkan kepulan debu ke angkasa.dimusim panas ini penduduk biasanya berkumpul di tepi sungai Grendel menikmati hawa sejuk pepohonan hutan Grendel, aliran sungai yang bening dan menyegarkan, menjadi sumber kehidupan masyarakat Negri Avignus beberapa aliran anak sungainya melewati Desa Loffes, dan digunakan sebagai sumber kehidupan penduduk desa, air sungai biasa digunakan untuk minum ternak dan juga mengairi lahan pertanian, karena itulah, walaupun musim panas, negri Avignus tetap hijau bak permadani, hasil pertaniannya melimpah ruah, ternaknya terawat , kehidupan penduduknya juga terjamin.

Dibawah pohon Gaharu, Rafiqh dan Irena sedang menikmati hawa sejuk hutan Grendel, Rafiqh bersandar pada pohon, sedangkan Irena berbaring beralas kepala dipaha Rafiqh, hampir 1 jam mereka disana, Rafiqh hanya terdiam memandang pegunungan Hangerin yang tertutup awan putih.

" Rafiqh , sejak pagi kau berubah, kau hanya diam , apa aku tak menarik lagi bagi mu ? " tanya Irena heran dengan perubahan sikap Rafiqh.

Rafiqh hanya mengela nafasnya dalam - dalam, dipandang wajah cantik Irena, diusapnya kening Irena, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

" Rafiqh.....kenapa ? ada yang salah !? " pekik Irena, terbangun, kali ini dia duduk dihadapan Rafiqh, mengangkang diatas paha Rafiqh.

Rafiqh tersenyum, wajah setengah malaikatnya begitu tampan dengan garis wajah tegas. " mata amber mu, adalah mata terindah yang pernah aku lihat..Irena , aku kawatir, aku akan merindukannya " pungkas Rafiqh.

" Ma..." kalimat Irena terpotong ketika Rafiqh melumat bibir indah kemerahan milik Irena, mereka saling berpagutan dibawah pohon Gaharu, semilir angin yang membawa hawa sejuk seolah - olah mengijinkan Rafiqh untuk menelusuri tubuh indah Irena lebih jauh lagi.

" Henti....." kembali bibir Irena diberangus oleh nafsu birahi Rafiqh sang nephilim, dilumatnya dalam - dalam, Irena mendesah lembut ketika lidah Rafiqh bermain - main didalam mulut Irena, Irena menyerah, pikiran warasnya mengatakan bahwa ini bukan tempat yang baik untuk bercinta ditepis dengan mudah oleh api asmara yang sudah membakar sendi - sendi tubuhnya, pertahanan Irena hancur luluh berantakan, ketika tangan kasar Rafiqh mulai menggerayangi setiap lekukan tubuh moleknya, desahan Irena pelan namun jelas, memaksa Rafiqh meningkatkan serangannya kepada Irena yang sudah tak berdaya, siang begitu panas, tetapi hawa sejuk hutan Grendel memberi perlindungan kepada dua sosok yang sedang saling menghimpit, menerjang, menindih dan mengerang, lalu lemas terkulai.

++++

" Aku lapar Irena, ayo pulang, aku akan memasak sop ikan spesial untuk mu " ajak Rafiqh yang mulai keroncongan perutnya karena menggempur Irena habis - habisan.

" Ayok, aku ingin mencicipi masakan mu " jawab Irena sambil kembali menggunakan pakaiannya yang sempat di lucuti Rafiqh hingga ke bagian paling dalam.

Keduanya melangkah keluar dari hutan Grendel, berjalan bergandengan, wajah Irena nampak sumringah, berbeda dengan wajah Rafiq yang kembali datar tanpa ekspresi, tugas yang diembannya yaitu mewakili Raphael sudah mulai terasa beratnya, padahal belum dimulai sama sekali.

++++

Aroma wangi dari sop ikan mas menyeruak keluar dari dapur milik ibu Maryam, menggoda hidung siapa saja yang lewat didepan rumahnya.

" Pasti lezat, segeralah layani kami " gurau Irena kepada Rafiqh yang keliatan repot didapur, siang itu dia akan melayani ke dua wanita kesayangannya, Irena dan Ibu asuhnya, Maryam.

Tiga mangkok sop ikan Mas dan sewadah kentang tumbuk yang dicampur keju dan Lada Hitam sudah dihidangkan diatas meja kayu sederhana. mereka bertiga duduk melingkari meja, hendak berdoa, tiba - tiba terdengar pintu depan diketuk oleh seseorang. " makanlah, aku akan melihat siapa yang mengetuk " Rafiqh berdiri meninggalkan Irena dan Ibunya lalu menuju pintu depan.

Dibukannya pintu depan, nampak seorang wanita muda, memakai jubah bertudung dan dua orang lelaki bertubuh kekar yang berdiri dibelakang wanita tersebut berjaga - jaga, nampaknya seperti pengawal, " Wanita ini menggunakan jubah bertudung disiang hari yang panas ? dia pasti sedang menyembunyikan identitasnya " gumam Rafiq sekilas dalam hati.

" Benar ini rumah Maryam !? " tanya wanita muda tersebut dengan sedikit angkuh.

" Bukan , anda salah alamat !!" jawab Rafiqh langsung menutup pintu.wanita muda tadi terkejut mendapat perlakuan tidak hormat dari penduduk desa, dia belum tau siapa aku sebenarnya, geram wanita itu dalam hati.

Kembali wanita muda tadi mengetuk pintu kali ini lebih keras lagi, seolah - olah ingin merubuhkan pintu tersebut. dengan kesal Rafiqh membuka pintu, begitu pintu terbuka, langsung disambut dengan hunusan pedang kedua pengawal wanita tadi kearah leher Rafiqh.

" Kalian tidak serius kan ? kalau aku jadi kalian, aku akan memasukkan pedang itu kembali ke sarungnya dan pergi secepat mungkin dari sini " ujar Rafiqh dengan senyum menghina diwajahnya

" Coba saja ! " suara congkak wanita tadi kembali terdengar.

"Baiklah , kalian menggangu makan siang ku dan sekarang merusak selera makan ku " bentak Rafiqh dan langsung bergerak menepis pedang kedua pengawal tadi, dengan tiga gerakan sekejap mata, dua lelaki kekar tadi sudah terkapar ditanah berdebu, mengerang kesakitan sambil memegang rahang mereka masing - masing, pedang mereka pun berpindah tangan, entah bagaimana kedua pedang tersebut sudah berada dalam genggaman Rafiqh.

Wanita muda tadi nampak melongo, bagaimana tidak kedua pengawal terbaiknya dipecundangi seorang pemuda desa. " Hentikan !! " bentak wanita muda itu sambil membuka tudungnya , dia melihat Rafiqh sedang menghunus pedang ke arah dua orang pengawal yang terbaring ditanah, tanpa perduli pada suaranya.

" Aku bilang hentikan...!! bodoh ! " kali ini wanita tersebut membentak dengan suara keras.

" Oke, baik aku berhenti, segeralah angkat kaki dari sini, " kalimat Rafiqh begitu terdengar sombong ditelinga kedua pengawal tadi, dan juga si wanita muda, tapi kedua pengawal tersebut tak mampu berbuat apa - apa, rasanya ingin menghajar mulut lancang Rafiqh yang menghina junjungan mereka.

" Pu....putri Ca..sandra..." pekik ibu maryam terkejut melihat putri Casandra berdiri diteras rumahnya, belum lagi rasa kagetnya hampir membuat dia pingsan melihat kedua pengawal Casandra terkapar ditanah.

" Maafkan hamba yang mulia, silahkan masuk " ibu Maryam sedari tadi mendengar ribut - ribut didepan rumahnya langsung menarwarkan Casandra masuk ke dalam rumah.

" Putri....? " gumam Rafiqh mendengar ibu Maryam memanggil si wanita muda tadi.

" Iyaa..dasar bodoh...! " gerutu Casandra dengan melotot.

TBC

Angelus AvignusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang