VI

25 0 0
                                    


" Silahkan duduk Tuan Putri, mohon  maaf kelancangan putra ku" ibu Maryam berlutut memohon maaf atas kelancangan Rafiqh.

" Oh jadi si bodoh itu putra ibu ?! , berdirilah bu, ibu tidak pantas memohon maaf atas kelakuan si bodoh itu, dia akan segera menerima hukumannya " tegas  Casandra dengan sikapnya yang sedikit angkuh.

" Hmmm...wangi masakan apa ini bu ? " tanya Casandra. " perjalanan seharian ke sini membuat aku lapar, boleh aku minta sedikit makanan ? " Casandra sedikit memelas, tergoda wangi sop ikan masakan Rafiqh.

" Tapi...bu " Rafiqh sedikit menjerit, mengingat tinggal semangkuk sup ikan dan itu jatahnya , perutnya sendiri kelaparan, belum terisi apa - apa dari kemarin.

" Sudahlah nak, anggap ini membayar kelancangan mu " Bu Maryam mengambil semangkuk sup ikan dan kentang tumbuk yang tersisa milik Rafiqh dan diserahkan kepada Casandra, tanpa banyak bicara, langsung disantap dengan lahap. Rafiqh hanya berdiri menelan ludah melihat Sop ikannya disantap oleh Putri Casandra dari kerajaan Avignus.

++++

" Enak sekali masakan ibu, baru kali ini aku menyantap sop ikan terlezat " riang wajah Casandra dengan mata berbinar, sop ikan tadi mengembalikan energinya yang terbuang selama perjalanan menuju desa Leffos.

" Itu masakan putra saya ,  Putri " jawab Ibu Maryam, dengan wajah sumringah berharap Putri Casandra melupakan kejadian tadi.

" Oh..si bodoh ini pintar masak juga " Casandra memutar bola matanya yang indah, dengan warna biru ruby.

" Baiklah, kembali ke pokok tujuan kami kesini, apakah benar ini Rumah Ibu Maryam ? " tanya Casandra.

" Benar Tuan Putri,  saya Maryam " jawab Ibu maryam sedikit keheranan, " apa yang membawa  Putri kesini mencari saya ? "

" Saya mencari Rafiqh Putra Raziel ! " Tegas suara Casandra.

Rafiqh terkejut mendengar namanya disebut lengkap dengan ayahnya , dibumi ini cuma ada dua orang yang mengetahui nama ayahnya, yaitu, Ibu Maryam dan Raphael.

" Dari mana kau tau nama ayah ku !? " suara Rafiqh berubah serius dengan sorot mata tajam, sisi malaikatnya menampakan wujud.

" Semoga bukan kau orangnya , bodoh..!! " nada sinis Casandra menghardik Rafiqh.

" Aku sedang tidak main - main !! " bentak Rafiqh, tangannya mencengkram lengan Casandra hendak mematahkan lengannya, " aku tidak perduli, putri dari kerajaan manapun kau..! berani menyebut nama ayahku , akibatnya akan fatal..!! " semakin keras cengkraman Rafiqh dilengan Casandra, Casandra  merasa aliran panas mengaliri tubuhnya.

" aauww...sakiiit...! "  terdengar suara kesakitan dari mulut Casandra merasakan cengkraman Rafiqh.

" Cepat katakan...! dari mana kau tau nama ayahku !!? " bentak Rafiqh, kali ini wajahnya berubah menyeramkan, sinar matanya berkilauan, membuat Casandra semakin ketakutan.

" Raphael..Raphael yang menyuruh ku datang kesini..lepaskan tangan mu, ku mohon " jawab Casandra meringis kesakitan.

" Apa buktinya Raphael yang mengirim mu kesini ?! " selidik Rafiqh penuh curiga, lalu melepaskan cengkramannya dari lengan Casandra.

" Bukti..? bukti apalagi ? dia kakak iparku, panglima kerajaan Avignus, penjaga Pusaka Surga..! dia yang menyuruh kami kesini mencari mu, sebelum dia dijemput Legion..! " Gerutu Casandra kesal, sambil mengusap - ngusap lengannya yang nampak membiru.

" Tidak semudah itu aku percaya, kau nampak angkuh..bisa saja semua orang mengaku - ngaku utusan Raphael.." sekali lagi Rafiqh tak percaya pengakuan Casandra.

Casandra mulai kesal dengan Rafiqh , bukan karena cengkramannya, tapi dengan perkataan Rafiqh yang sama sekali tidak menghormatinya sebagai Putri seorang Raja. tapi  Casandra memutar otak mencari bukti apa yang membuat Rafiqh percaya kepadanya. tiba - tiba Casandra mengingat Sauksana yang dititipkan Raphael kepadanya.

" Pedang...ya pedang, Raphael menitipkan Pedang Sauksana kepada ku, sebelum dia meninggalkan Istana,! " jawab Casandra dengan jujur.

" Hmmm , baiklah, mulai masuk akal, tapi aku belum yakin seutuhnya sebelum aku melihat dan menyentuh Sauksana " Rafiqh hafal betul dengan Sauksana, ketika diselamatkan dan dibawa oleh Raphael, Rafiq sering ditugaskan untuk membersihkan atau menghapus bekas - bekas darah yang tertempel dibilah Pedang Sauksana, setiap kali dia menyentuh Sauksana, pedang tersebut akan bergetar, menandakan kuatnya aura Naphilim Rafiqh.

" Baiklah, ikut dengan ku malam ini, kita harus kembali secepatnya ke istana " ucap Casandra.

" Kenapa malam ini ? tidak baik menembus hutan Grendel dimalam hari , banyak bahaya mengintai diluar sana "  cegah Rafiqh,  dia sering merasakan aura aneh di hutan itu menjelang  malam, ketika dia tak sengaja berada di tepi hutan Grendel.

" Kenapa ? kau takut...? bukannya kau seorang Naphilim ? " sindir Casandra dengan nada sinisnya.

++++

Menjelang malam, sesaat setelah Surya tenggelam di ufuk, Putri Casandra mempersiapkan kereta kuda yang baru dibelinya di desa, Rafiqh mengusulkan agar Casandra duduk di dalam kereta ketimbang berkuda , demi keamanan.

Di tempat terpisah, di ruangan paling belakang, Rafiqh sedang mengucapkan perpisahan kepada Irena, dipeluk kekasih hatinya itu dengan erat, diciumi kening dengan lembut.

" Aku akan segera menjemput mu, seketika apabila aku sudah mendapatkan tempat yang layak diistana, Irena. "  janji Rafiqh pada pujaan hatinya itu.

" Cepatlah kembali , Rafiqh, aku menunggu mu. " pinta Irena dengan mata berkaca -kaca, wajah cantik itu tak mampu menahan kesedihan.

" Rafiqh..kami telah siap..! " suara  Casandra memanggil. kedua pengawal yang sudah mempersiapkan kuda yang dibeli dari peternakan setempat untuk ditunggangi Rafiqh.

" Semoga kita sudah tiba diistana sebelum Fajar " gumam Casandra menatap langit malam yang tampak cerah bertabur bintang.

" Ya..dan segera tunjukan Sauksana pada ku, atau kau akan terima akibatnya " Rafiqh masih kesal dengan kejadian hari ini. dan di  dalam pikiranya, Rafiqh  mencoba menghubung - hubungkan sumpahnya yang diberikan kepada Raphael   malam itu.

Casandra, Rafiqh, dan kedua pengawal berangkat menembus malam , memasuki rimbun Hutan Grendel, ditemani sinar rembulan yang perlahan mulai muncul dari ufuk timur, cahayanya menembus menerangi jalan tanah kering berdebu yang mengantar mereka keluar dari desa Loffes

Casandra duduk didalam kereta  berkuda yang di kemudikan oleh kedua pengawalnya sedangkan Rafiqh menunggangi kuda jantan berbulu putih agak keemasan, mereka melesat secepat kilat, meninggalkan debu yang berterbangan.

TBC..

Angelus AvignusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang