Plak
Plak
Plak
Suara tamparan begitu menggema di ruang bawah tanah. Tzuyu menampar Neza dengan membabi buta. Menyalurkan kebenciannya pada pembantunya itu.
"Sudah saya bilang! Kamu harusnya tau batasan! Kamu ini cuma pembantu yang ga punya uang. Untung ada saya yang mungut kamu! Kalo gak saya pungut udah jadi gembel kamu. Ibu kamu juga!"
"Bisa-bisanya kamu nyantolin anak saya yang bungsu. Pake pelet apa kamu? Jawab!" ucap Tzuyu sembari menjambak kasar rambut Neza.
Sekarang anak-anak Tzuyu sudah berangkat sekolah. Membuatnya leluasa untuk menyalurkan emosi yang selama ini terpendam pada dirinya kepada Neza. Yang Tzuyu anggap tak lebih dari pembantu.
"A-aw hiks maaf nyonya. Saya memang tidak bermaksud seperti ini. Saya berjanji setelah ini saya akan pergi dari rumah ini. Tapi tolong, tolong jangan pecat ibu saya" ucap Neza dengan suara parau.
Darah mengalir di subut bibir. Juga rona kebiruan menghiasi hampir di seluruh wajahnya. Se kejam itu Tzuyu pada seseorang jika ia sedang dikontrol oleh emosinya. Tzuyu tak peduli sekalipun itu manusia atau si pret.
Plak
"GAUSAH SOK SUCI LU! JALANG KAYAK LU GINI PANTES JADI TUKANG PUNGUT SAMPAH! UDAH SAMPAH, NYUSAHIN, TUKANG MELET, JELEK LAGI. KOK BISA SI NINING KEPINCUT SAMA LU YANG SEBELAS DUA BELAS KEK SALEP PAGODA!"
"Ampun nyonya. Maafkan saya" Neza terus meminta maaf sembari memegangi perutnya. Neza kesakitan. Dia harus bertahan. Iya harus!
Tzuyu menendang paha Neza tak lupa mejambak rambut Neza dengan kasar. "UNTUK HARI INI GUE MAAFIN. UNTUK HARI BERIKUTNYA GUE PASTIIN GA AKAN!"
Neza tergeletak di lantai. Tubuhnya terasa lemas, dan lemah. Tidak seharusnya ia lemah untuk saat ini. Pusing mulai menyerangnya. Perlahan kedua matanya tertutup.
.
.
.
."Naik kereta api tut tut tut. Si Neza hendak pulang. Pulang ke pelukanku ciaaa" Hueningkai bersenandung ria sembari menenteng plastik berisi Sepaket Rocket Chicken untuk sang ibunda negara.
Hueningkai pergi ke ruabg bawah tanah. Hueningkai sesekali menyapa mbak kunti yang ada di pojokan.
"Mari teh! Ini lagi jengukin calon istri sama anak. Iya teh ini saya beli nasi. Teteh gausah minta ya. Gabisa dimakan sama teteh soalnya. " mbak mbak kunti itupun langsung pergi menembus tembot capek ketemu hueningkai yang banyak omong. Mau nakut-nakutin eh mbak kuntinya udah takut duluan.
Hueningkai masuk ke dalam. Terkejut melihat ibunda negara tepar tak berdaya. Lantas seperti drama korea yang menjatuhkan barang, hueningkai kebablasan melempar sekotak rocket chiken hingga paha ayamnya keluar.
"OMO! OMAYGOD BUNDA?! BUN? BUNDA? BUUUUUNNN~" Hueningkai mendekati neza menggoyangkan badan neza. Nihil. Tak ada sahutan dari neza. Apa mungkin mbak kunti tadi yang membuat mate nya seperti ini? Wah kalau iya bakal hueningkai ajak omong terus sampai mbak kunti itu minggat.
Hueningkai menggendong neza di punggungnya. Tidak kuat kalau bridalstyle encok nanti. Susah nyari tukang pijat yang sudah mbah mbah adanya janda muda yang mempesonah.
Disela sela pelariannya. Hueningkai merasakan basah diarea tidak bisa diartikan . hueningkai bingung sebelah mana yang kebasahan. Yang pasti basah.
Sampai di rumah sakit Hueningkai dengan segala sisa tenaganya-akibat menggendong Neza-menghampiri resepsionis. Memerintah untuk segera menangani ibunda negaranya.
Dokter dan suster itu langsung bergegas. Hueningkai yang punya darah rendah itupun tepar akhirnya. Bersamaan dengan neza yang ditangani dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young BOSS [HUENINGKAI(TXT)]
Fanfiction"Kak!pilih mana aku hueningkai kembarannya sapri pesbuker atau bang soobin kembarannya tainya banteng? ",ucap hueningkai "Jangan gitu tuan muda ",jawab neza "Abisnya kakak ga peka sih! ",hueningkai mulai mode ngambeknya Menceritakan tuan muda huenin...