18. Perjuangan sebenarnya dimulai

36 5 9
                                    

"Kak!" ucap Hueningkai disamping Neza. Hueningkai duduk di kursi rodanya.

"Ya ampun bestie, kamu tau ga? Eh engga? Aduh sayang sekali slibaw. "

Sebenarnya Hueningkai baik-baik saja. Cuma hormonnya yang terlampaui banyak jadinya rada-rada. Beginilah ia selalu mengikuti tren tik tok dan Neza selalu menjadi sasarannya.

Tadi sebelum ke ruangan Neza pun, ia meraung raung macam tuyul berbedak putih

Ia jungkir balik di tempat tidurnya, mengeluatkan jurus baling-baling bambunya. Diputarlah infus baling-baling tersebut dengan kecepatan 360° searah jarum jam. Membuat pak dokter dan suster kewalahan karena makan angin yang tak ada hentinya.

Setelah itu, ia meminta dokter untuk menyewakan kursi roda dengan roda truk gandeng. Kalau tidak, ia bakal memutar baling-baling infusnya lagi dengan kecepatan tornado.

Ya berakhir seperti ini, badannya terlampau menjulang tinggi.

Neza hanya bisa mendongak ke atas.

"KAK?! TES TES SATU DUA LIMA, TES TES DO RE MI FA SOL, TES TES TES TES TES TES." panggil Hueningkai pada neza menggunakan speaker.

Hueningkai ini pakai speaker masjid rumah sakit. Ia sudah tahu kalau endingnya belahan jiwanya bakal tidak kedengaran. Sudahlah belahan dadanya nyangkut di truk kandang ayam. Jangan pula belahan jiwanya tak mendengar pesan khalbu nya

"HAI BESTIE, EH HAI BEHALAN EH BELAHAN, JIWAKU. ENENG NEZA GIMANA KABARNYA HARI INI? SI DEDEK UDAH NENDANG SAMPE BANTUIN NGEGOL IN INDONESIA VS VIETNAM BELUM? ATAU NONGKI MANJAH DI DALAM ALAM KANDUNGAN?"

Hueningkai berucap keras. Selalu saja tidak dewasa, pikir Neza.

"Sstt pelan-pelan tuan muda. Nanti mengganggu kamar sebelah." Ucap Neza mengingatkan.

"Hehe maaf yang. Dedek terlalu bersemangat."

Bisa tidak sih Hueningkai satu hari saja tidak membuat onar. Neza merasa kalau Hueningkai tidak bisa menjadi ayah yang baik untuk buah hatinya. Batin dan lukanya terlalu menganga. Ia merasa bodoh telah ena-ena dengannya. Argghh!

Andai saja ia bisa bersama dengan Soobin. Pasti ia akan bahagia.

Ngomong-ngomong tentang Soobin. Kemarin ia sudah tunangan dengan Atih alias Yeji. Walaupun wajah Soobin dingin-dingin tapi tidak dimandiin. Tetap saja wajahnya selalu fresh bak kecelup air cucian. Senyum dan raut wajahnya terpancar bahagia.

Entah bagaimana jurus jujitsu dari Yeji bisa menembus belahan hati dinginnya Soobin. Yang pasti, Yeji sekuat tenaga memperjuangkan Soobin seperti dia memperjuangkan Alamemeter Kuningnya.

"Huhh.. " Desis Neza

"Ada apa kak?" Sahut Hueningkai sembari turun daru kursi rodanya dengan tangga.

"Tuan muda.. "

"Iya sayang?"

"Tuan muda saya... "

"Iya sayang... "

"Hah! Tuan muda ingin menikahi saya kapan?! "

Krik krik

Itu teriakan Neza. Sudahlah Neza tak kuat dengan tingkah laku Hueningkai. Ia jengkel sekaligus kecewa. Hueningkai sama saja seperti dulu. Hueningkai yang kekanak-kanakan, seenaknya, dan merepotkan.

"Abis lulus ini kak, percaya sama aku. " Hueningkai turun dari kursi roda nya dengan susah payah. Nada Hueningkai mulai serius. Kali ini Neza tak bergeming. Ia kaget, apakah tuan mudanya kali ini bercanda atau tidak?

"Kakak masih ragu ya?" ucap Hueningkai memastikan.

"Iya." jawab Neza mantap.

"Huh... Pasti kak Neza capek ya liat kelakuan aku? Sebenarnya aku juga capek kak kenapa aku selalu seperti ini. Bertingkah konyol, kekanak-kanakan, merepotkan, dan menjijikan. " Neza otomatis menggeleng cepat. Poin terakhir tidak benar. Tuan mudanya baik dan tidak menjijikan.

"Kakak pasti nyesel kan? Apalagi dulu kak Neza suka sama bang Soobin. Pasti kak Neza iri kan? Pengen punya suami kayak bang Soobin?" Neza menunduk. Pernyataan ini benar adanya. Bohong jika Soobin belum benar-benar hilang dari isi hatinya. Dirinya pernah dibuat jatuh cinta olehnya.

Kemudian dua sejoli ini terdiam. Sama-sama berkecambuk pada ego mereka. "Maaf... " Hueningkai memulai duluan.

Hueningkai mendongak dan menggenggam tangan erat Neza. "Maaf sudah buat kamu menderita sampai sejauh ini. "

Tangis Neza pecah. Dirinya sudah tak dianggap lagi dengan ibunya. Ia merasa anak yang tidak tahu diri. Dia tidak punya siapa-siapa sekarang. Bahkan ayah dari anaknya pun tak cukup menjadi sandaran sebentar.

Dirinya tak bisa mempercayai semua orang. "Maaf aku tidak bisa menjadi kepala keluarga yang baik untuk kamu. "

Kata-kata Hueningkai yang berbeda ini malah menambah kesedihan Neza. Cukup! Jangan buat Neza lemah seperti ini.

"Namun aku berjanji. Kamu, aku, dan anak kita akan hidup bahagia. " Hueningkai melanjutkan kata-katanya dengan pelukan hangat.

"Aku punya rencana. Aku akan lulus dalam beberapa bulan ke depan. Tinggal wisuda saja. Aku yakin jika aku berbicara kepada mama pasti kita tidak bisa bersama. Namun aku sudah menyiapkan rencana. Kita akan tinggal di desa bersama bik Asih. Kita hidup bahagia. "

Neza melepaskan pelukannya. "Tidak tuan muda. Saya tidak ingin menjadi beban tuan muda. Saya bisa membesarkan anak ini sendirian. Tuan muda mending fokus karir saja. Tolong jangan ikuti rencana tuan muda. Nanti nyonya besar marah. "

"TIDAK!!" huneningkai mulai berseru lumayan keras. Madih dengan kata-kata gentle nya.

"Dengar kak, aku adalah ayah dari anak ini. Dan aku adalah calon suamimu. Aku tidak peduli seberapa berat nanti. Karena ini sebuah kesalahanku. Dan aku harus menanggungnya sebesar apapun. Ini adalah proses menuju dewasa kak. Aku tau akan berat bagiku. Namun setelah difikirkan secara matang. Memang benar, aku tidak boleh menjadi Hueningkai yang kekanak-kanakan. Aku sudah dewasa. Dan sudah lulus tinggal wisuda. Akan lebih baik jika kita tumbuh dewasa dan berkembang bersama menikmati hidup bersama anak kita. "

Neza kaget. Sangat kaget dengan kalimat panjang kali lebar Hueningkai. Apakah benar ini tuan mudanya? Sejauh ini, tuan mudanya tidak pernah berbicara sehalus dan seserius ini. Tidaj pernah. Apakah ini hanya lelucon sesaat? Mengingat tuan mudanya suka bercanda.

"T-tuan muda bercanda? " Ucap Neza memastikan.

Hueningkai tersenyum kecut "Huh! Apakah wajahku terlihat sebercanda itu kak? Apakah aku harus merubah sikapku dulu baru kak Neza bisa percaya dengan omonganku?"

Neza terdiam ia masih saja tidak bisa menerima ucapan Hueningkai yang tiba-tiba itu. "Dengar kak. Setelah ini kakak harus bersiao. Akan ada tantangan besar untuk kita berdua. Aku tahu kak Neza belum mencintaiku sepenuhnya. Tapi aku, aku akan terus membuat kak Neza jatuh ke genggamanku. Masalah kak Neza menerimaku atau tidak itu terserah. Yang terpenting mulai sekarang aku akan terus mengejar kakak. Persiapkan diri kakak untuk menghadapi mama ya? Bersamaku dan genggam tanganku. Percaya kita semua bisa melewati semua ini. "

--------
HAIII GIMANAAAA KABARNYA KALIAN??
YANG KEMARIN NUNGGUIN CERITA INI MAKASIIIII BANYAKKKK AKU TERHARUUU BANGETTTT. MAKASII BANYAKK YAAA.
BTW KALIAN MASIH NUNGGUIN CERITA INI TIDAK? KOMEN YAA BIAR AKU MAKIN SEMANGATT😍😍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Young BOSS [HUENINGKAI(TXT)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang