Penulis
1. Naufal setiawan
2. Jovita Athallah
3. Ratnawati
4. Dea Sholihatun ni'mah
5. Indri
6. Annisa Khaliqa
7. IsmailSHJudul : Virus Bucin
Part 1
Oleh : Naufal Setiawan
Pagi ini aku bersiap siap sekolah, dan setiap aku bangun dari tidur rasanya mimpi yang aku jalani pertanda buruk. Bertemu macan ,bertemu singa, bertemu beruang ,dikejar-kejar sampai aku naik pohon. Mungkin aneh, tapi mimpiku rasanya selalu dekat dengan kematian.Tapi walaupun mimpiku selalu buruk dan aneh, setiap berangkat sekolah rasanya sangat indah. Tentu saja, karena adanya orang yang aku cintai disekolah. Namanya Jovita, anak IPA. Suka lihat bola, mukanya seperti reaksi kimia, kadang bersenyawa,kadang masam, seringnya manis, dan membuat aku meleleh.
"He, Pal!" ini Mus teman baik aku, dia preman tapi sudah pensiun.
"Pal, itu Jovita nyariin." datang- datang ngomong gak jelas sambil ngakak-ngakak layaknya orang gila."Hilih bacod, mana ada nyariin aku. Sadar!" jawabku kesal sambil nepak pipinya biar sadar.
"Anjir nepak-nepak, Yang aku ngomong bener!" ucapnya sambil ngelus-ngelus pipi
"Bacod ,dah ayo masuk kelas!" saat berjalan menuju ke kelas, Jovita datang dari arah depan bersama temannya, Indri. Rasanya, aku ingin melihat dia sambil jalan terus senyum, tapi malu. Saat aku bersebelahan dengannya ...
_"Ngiiiikk"_ Mus mendorongku ke samping. Sampai-sampai aku menabrak Jovita. Sampai hampir jatuh, tapi untungnya aku masih memegang tangannya.
"Eh, Jop, Jopi maaf gak sengaja!" seketika aku dag dig deg malu dan terdiam.
" Iya gak apa-apa, Pal" Jovita tersenyum dan langsung pergi begitu saja.
"Goblokkkkk, ngapain dorong aku Muss, Muslihaatt!!!" sambil nepak kepalanya aku membacod.
"Harusnya kamu berterimakasih oon, kamu bisa megang tangan dia terus bisa liat senyum dia!" si Mus malah balik ngegas padahal dia salah.
"Dia itu reaksi kimia, hati aku meleleh kalo megang dia, apa lgi dia senyum, hati aku semakin lebur." Hatiku terasa sangat senang, sebab aku bisa memegang tangan sekaligus melihat senyumnya.
"Yaudah-yaudah, ayo masuk kelas, Pal, ntar telat suruh nyanyi." aku memutuskan untuk pergi ke kelas bersama Mus. Selama diperjalanan aku selalu senyum-senyum sendiri masih tidak menyangka bisa bertemu dengan Jovita. "gila si emg tmn aku yg satu ini."
Berhubung aku anak mageran, jadi aku duduk di pojok kanan paling belakang supaya bisa meliat keluar jendela, siapa tahu ada Jovita lewat. Jadi, aku bisa suit-suit lalu sembunyi.
Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 hari-hari penuh penderitaan, perhitungan, dan sensasi membuatku mengantuk. Pelajar pertama matematika, kedua fisika, ketiga kimia, keempat olahraga.
Setiap detik rasanya sangat menderita, setiap detik rasanya sangat membosankan. Aku tidak mengerti ngerti kenapa cewek-cewek suka sekolah, padahal membosankan. Lebih baik makan bareng sama Jovita.
Jam-jam penuh perhitungan aku lalui, pertanyaan-pertanyaan yang tidak aku mengerti sudah aku antisipasi, yaitu ijin ke kamar mandi. Setelah 3 jam berlalu akhirnya pelajaran membosankan ini selesai. Saatnya istirahat, saatnya melihat Jovita.
Dengan penuh semangat, aku bangkit dari tempat duduk dan berjalan cepat ke kantin supaya dapat tempat duduk yang aku inginkan.
Sesampainya disana, mataku terus menyusuri kantin. Berharap, akan ada Jovita disana.
"Pal!" Mus datang secara tiba-tiba sambil nepak.
"Goblokkkkk, ngagetin aja tuh. Oon!" aku yang sedang asik memperhatikan kantin, mendadak menjadi terkejut.