Nama: Nepta Nur Rahma
#ChallengeLKSetiap langkah penuh tatih kutabahkan menyusuri jalan kehidupan. Mendambakan bahagia dalam sepotong bait kata yang kutuliskan, saat semua yang fana seakan mencekikku dengan keabadian. Termaksud untuk sakit ini, takkan usai rasanya apabila kupertahankan. Haha, itu dulu. Saat dimana mata memandang semua patahan arah yang sama. Membingungkan hati, kemana lagi harus mengembara. Aku yang senantiasa setulus jiwa memuja Yang Kuasa agar diberi kata bahagia. Terus dan terus menapakkan kaki, mencari jawab kemanapun ia menuntun aku berkelana. Haha, itu juga dulu. Sekarang, masa ini, entah sampai kapan tak ingin kuakhiri. Ada keluarga dimana bicaraku didengar bermakna. Ada ruang berias suka tanpa duka melainkan emosi ceria. Ketika ku kata disinilah aku berada, memungut ilmu demi aksara tempatku meluapkan rasa. Semuanya seakan baik-baik saja dan berharap baik itu nyata adanya. Semula aku yang hina kini terasa lebih sempurna walaupun hanya terasa, pada dunia kuungkapkan betapa senangnya menemukan arti keluarga walaupun tanpa darah bukti saudara. Semua harapan bermunculan, tujuan menampakkan dirinya samar dan temaram. Namun pasti, sekali lagi aku menemukan jalan pengejaran. Ambisiku, asaku, mimpiku, citaku, mendapat dorongan dengan sentuhan kasih dukungan sehingga menuai harapan.
Untukmu apa perlu kulakukan sujud terima kasihku pada Tuhan. Bukan seorang ataupun seinsan, namun rasa kekeluargaan yang erat memberkahi ilmu yang kudapatkan. Apa mungkin gadis desa 'tak bisa mensyukuri keluarga darimu yang selalu dihadapan. Bukan tanya yang kulontarkan, namun cemooh kepada aku yang dulu dan kau tau apa yang kurasakan. Sudah semestinya aku memberikan sesuatu untuk rasa imbal persaudaraan. Sekali lagi namun, 'tak dapat kusuguhkan sesuatu yang lebih berarti selain sepucuk tulisan. Untuk Literasi Kita.
Pagaralam, 23 Juli 2020
Tata