"ssttt stttt" seseorang dari balik gerbang belakang berdesis
"Ah itu Tian!" Ucap Arga berbisik supaya para dayang tidak mendengar
Wira dan Arga berjalan beriringan ke arah Tian yang masih setia berdiri di belakang pintu.
(Sama pintu aja setia apalagi sama kamu. Iya, kamu! Nevermind!)
"Mengapa kau mencariku sepagi ini, Tian?" Ujar Wira pelan
"Berat sekali resiko yang akan kita tanggung jika aku menginjakkan kaki disini" sambungnya
"Aku hanya ingin kau juga merasakan udara sejuk kadipaten di pagi hari. Aku tau, kau jarang bangun sepagi ini kan?" bohong! Tian sedang berbohong! Dia merindukan Wira, bukan hanya sekedar menginginkan Wira menghirup udara segar pagi hari di Kadipaten Lasem.
"Ah Tian! Aku selalu bangun fajar hari! Hanya saja Semalam aku tidur terlalu larut."
"Tapi kau tak apa apa?" Tian khawatir
"Iya" apa ini Wira? Tidak peka sekali dia. Cuek banget yeorobun
"Oke! Sekarang kita akan pergi kemana?" Kata Arga to the point karena terlalu panas jika terus menerus mendengarkan Tian mengkhawatirkan Wira
"Mmmm... Bagaimana dengan pergi ke segaran?" Usul Tian
"Segaran ya? Apakah tidak terlalu beresiko?" pikir Wira
"Aku juga berpikir seperti itu, Wira! Bagaimana jika kita terpeleset kedalamnya? Bukankah segaran di Trowulan sangatlah dalam?" Arga menyetujui Wira
"Kalian tidak mau?" Akhhh selalu saja kalau ditentang, Tian akan selalu bersikap memelas seperti itu. Siapa yang tak luluh dengan gadis cantik yang mempunyai pipi gembul itu
"Ayolah, Tian jangan cemberut" ujar Wira ambil menoel-noel pipi Tian
"Isshhh aku ingin ke segaran, titik!" Keras kepala Tian
"Apa salahnya, Wira? Mari kita turuti saja Putri Lasem ini" Arga menengahi
"Sangat beresiko, Arga!" Tegas Wira. Ia tak mau Tian atau Arga kenapa kenapanya
"Sudahlah, Arga! Jika Wira tidak mau ikut, kita kesana berdua!" Tian merajuk
Tak mungkin Arga menolak ya kan?
"Ehh.. aa ayoo" Arga gelagapan saat Tian menarik tangannya
"Eh tunggu aku!!!" Susul Wira
Wira meraih tangan Tian, sehingga langkah ketiga terhenti
"APA LAGI?! BUKANKAH KAU TAK INGIN IKUT?!" Geram Tian
"Hei, ayolah jangan merajuk padaku"
"Kau tak suka melihatku bahagia?!"
"Aku... Dengarlah, Tian. Jika sesuatu terjadi padamu, aku takkan memaafkan diriku ini yang membiarkanmu mengunjungi Segaran. Aku... Aku hanya khawatir" jelas Wira
(Uwu bgt sih jadi kakek moyang. Andai Wira ada di tahun ini kugebet kau)
"Wira, takkan ada hal buruk yang terjadi, percayalah" Kata Tian meyakinkan
"Baiklah, tapi kau tetap harus berhati-hati ya?" Ucap Wira
"Tentu!!!" Ucap Tian terlampau bahagia sampai tak terasa tubuhnya terulur mendekap Wira dalam pelukannya. Arga? Dia menatap kedua bocah itu dengan tatapan tidak suka
"Kalian! Ayolah cepat" teriak Arga
"Ah iya! Maaf, Arga" ucap Tian
Ketiganya pun berjalan menuju pintu belakang Kadipaten untuk sampai ke Trowulan. mereka tak merasa letih sedikit pun karena mereka tak kan menyesal jika dapat sampai ke Segaran yang terletak di Trowulan itu. Cukup lama, dan akhirnya mereka sampai ditempat itu
KAMU SEDANG MEMBACA
BELA PATI
Historical FictionAku mencintainya tak hanya sekedar memberi dan menerima. Tapi aku mencintainya untuk hidup. Dia tak hanya keinginanku namun kebutuhanku. Aku mencintainya sebagaimana aku bernafas dan jantung ku berdetak -tian- Ini adalah kisah. Dimana sepasang manu...