"KEMANA KERETA KUDA KITA?!!!
Jreng jeng jenggg (musik dramatis)
"Aku lupa, dimana ya?"ucap Arga
"Bagaimana mungkin kau lupa, Arga?!" Tian marah
"Tadi kita berjalan dari arah sana. Coba kita kembali kesana" saran Arga sambil menunjuk suatu titik
"Baiklah kita coba"putus Wira
Mereka bertiga berjalan menuju titik yang ditunjuk Arga. Namun, sampai ujung taman itu pun mereka tidak menemukan keberadaan kereta yang mereka tunggangi.
"Bagaimana ini? Kita sudah berjalan jauh namun tak kunjung menemukannya" ucap Arga dengan nada pasrah
"Hei, jangan berputus asa! Sang Hyang Widhi tak akan membiarkan kita tersesat disini" ujar Wira menguatkan
"Tapi bagaimana cara kita pulang Wira?" Tanya Tian yang juga mulai pasrah
"Sebenarnya aku juga tidak tahu" Wira terlihat kelelahan
Arga berjalan mondar-mandir. Sedangkan Tian dan Wira duduk dibawah pohon yang rindang. Sampai dimana kedua matanya menangkap sosok pria yang kebingungan. Ia menajamkan pengelihatannya.
"Ah! Paman kusirrr!!! Kita disini!!!" Teriak Arga lantang sehingga membuat kedua orang yang sedang duduk di belakangnya itu terlonjak kaget. Sedangkan, yang merasa ia panggil berlari tergopoh-gopoh menuju tempat yang mereka pijak
"Radennn Argaaa!!!!" Teriak kusir itu
"Hei, Paman! Dari mana saja kau ini?!" Kesal Arga
Arga ialah yang paling mudah marah diantara Tian dan Wira. Seringkali ia memarahi bawahan ayahnya yang ia pikir sungguh menjengkelkan. Selain mudah marah, ia juga anak yang egois, sombong, keras kepala, dan kasar. Beda sifat jika ia sedang bersama Tian dan Wira. Sosoknya akan berubah menjadi anak yang lucu, hiperaktif, dan sangat menyayangi kedua sahabatnya itu.
"Maaf, Raden. Saya tadi sudah mencari Raden, tapi saya tidak menemukan Raden" ucap kusir itu khawatir dan sedikit gugup
"Sudahlah, Arga. ini juga bukan kesalahannya" lerai Tian
Dan benar saja, Arga langsung menurutinya dengan senang hati. Entahlah, sifat keras kepala nya langsung lenyap jika Tian yang meminta.
"maafkan saya juga, ndoro" pinta kusir itu pada Tian
"Tak apa, Paman. Aku juga bersalah"
"Sudah mari kita pulang sebelum surya benar benar tenggelam" pungkas Wira
******
"Astaga, Tian!!! Darimana saja kau. Ibunda mengunjungi kamarmu namun tak menemukan kehadiranmu" Ujar Bi Nang Ti.
Bi Nang Ti merupakan seorang putri Campa (cina) yang dinikahi Adipati Badranala 10 tahun yang lalu. Atas pernikahannya, ia dikaruniai tiga orang anak yaitu Putri Dyah Ajeng Tian, Pangeran Wirabraja, dan Pangeran santibadra.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELA PATI
Tarihi KurguAku mencintainya tak hanya sekedar memberi dan menerima. Tapi aku mencintainya untuk hidup. Dia tak hanya keinginanku namun kebutuhanku. Aku mencintainya sebagaimana aku bernafas dan jantung ku berdetak -tian- Ini adalah kisah. Dimana sepasang manu...