Mentari pagi menyadarkan seorang wanita yang tertidur lemas di kasur dengan selimut yang menutupi seluruh badannya. Baju yang ia kenakan kemarin malam kini tak lagi melekat ditubuhnya, baju tersebut terlihat tergeletak di lantai dengan pakaian dalamnya.
Matanya perlahan membuka menerima cahaya yang masuk di sela-sela jendela yang tertutup oleh gorden. Memjamkan matanya kembali sebelum terbuka sepenuhnya, ia menghela napasnya saat suara tulang berbunyi begitu nyaring menandakan bahwa kemarin adalah malam yang melelahkan untuknya.
Ia menguap seraya menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya dan mulai berjalan untuk mengambil baju, lalu dipakainya. Ia menutup matanya seraya mengingat kisah panjang yang dilaluinya semalam, lebih tepatnya saat sepulang kuliah.
Ia kembali di bawa ke tempat ini dengan seorang lelaki yang sangat ia cintai dan ingin hidup bersamanya selalu, ia dibawa ke sini untuk memenuhi nafsunya akan harta yang berlimpah dan bebn utang yang selalu menjadi mimpi buruk bagi seorang lelaki itu.
Entah sampai kapan akan terus begini, yang jelas perempuan bernama Hwang Ryuki ini harus tetap bersama dengan lelakinya, sampai kapanpun, karena Ryuki amat mencintainya, begitupun sebaliknya, harapnya...
Terdengar suara ponsel berdering, setelah selesai berpakaian, Ryuki langsung mengampil telepon gegamnya. Tanpa melihat namanya ia langsung mengangkatnya, terdengar suara seorang lelaki yang sangat ia kenal menyapa namanya.
"Hi, how's your day?" tanyanya dibarengi dengan tawa.
Ryuki pun ikut tertawa, bibirnya membentuk sebuah bulan yang sangat manis jika dipandang.
"I feel great, how about you?" tanya Ryuki.
"Good to know, I'm fine, can we go for lunch today?" ajaknya.
Tanpa berpikir Panjang, Ryuki langsung mengangguk, "Sure, but first of all I need to go to the campus, at 10.00 a.m."
"Okay you can go... tell me if you're ready."
Setelah mengucapkan itu telepon terputus dibarengi dengan suara ketukan di pintu membuat Ryuki sedikit tersentak, namun dengan cepat ia berjalan menuju pintu untuk membukakannya.
Seorang lelaki yang sebenarnya sangat dicintai oleh Ryuki baru saja datang dengan hoodie putih dan celana hitam dengan wangi yang khas, lalu tersenyum kepada Ryuki.
"Hai, kita pulang yuk!" ajaknya seraya mengelus lembut surai hitam milik Ryuki.
Ryuki merasakan kenyamanan saat tangannya menyentuh kepalanya dengan lembut.
"Ayo, aku udah laper pengen makan ni..." ucap Ryuki dengan tersenyum.
Choi Yeonjun, lelaki yang menyandang status sebagai kekasih Ryuki itu ikut tersenyum karena melihat Ryuki tersenyum, lalu ia memeluknya dengan erat dan mengecup kening Ryuki cukup lama.
"Aku udah masak buat kamu, makasih ya untuk pekerjaan yang kamu lakukan, aku udah dapat uangnya tadi pagi di tempat biasa."
Mendengar itu, Ryuki tersenyum tipis seraya menghela napasnya. Ia sangat berharap seseorang yang meneleponnya tadi dapat membantunya untuk terlepas dari siksaan perlahan Choi Yeonjun, meski ia sangat mencintai Yeonjun.
•••
Setelah membersihkan badannya, Ryuki memilih untuk merebahkan tubuhnya di kasur miliknya. Sambal melihat foto-foto yang terpasang di dinding dengan rapi, wajahnya tersenyum kagum betapa bahagianya dia saat melakukan pemotretan waktu itu bersama Yeonjun. Keduanya sangat terlihat serasi menggunakan baju seragam. Senyumnya sangat lepas tanpa ada paksaan.
Sudah sekitar empat tahun lamanya mereka bersama melewati hari-hari indah setiap tahunnya, dilihat dari foto yang ia pajang, Yeonjun dan Ryuki selalu berfoto bersama di saat perayaan hari jadi mereka. Di tahun pertama terlihat Ryuki yang masih malu-malu, di tahun kedua terlihat Ryuki tersenyum begitu lepas dan sangat bahagia, di tahun ketiga wajah Ryuki dan Yeonjun terlihat sangat bahagia, tapi saat melihat tahun keempat, wajahnya memperlihatkan tekanan dan kepalsuan yang dibungkus indah dengan senyuman.
Masa-masa sulit mulai dirasakan oleh mereka saat mendapatkan kabar yang tidak mengenakan, baru saja tinggal bersama di sebuah apartemen, Ryuki sudah mendapatkan pekerjaan yang sangat tak pernah ia inginkan bahkan mimpikan. Berita itu adalah berita terburuk bagi Choi Yeonjun yang membuatnya menjadi berubah dan sedikit gila untuk membantu bangkitnya perusahaan ayahnya dari kebangkrutan dengan mengandalkan Ryuki sebagai pegawainya.
Ryuki dijadikannya budak pemuas nafsu pria hidung belang dan semua upahnya diberikan kepada Yeonjun tanpa sepengetahuan Ryuki, jadi transaksi itu sangat tertutup. Ryuki hanya tahu bahwa setiap malam ia harus pergi untuk bekerja setiap harinya.
"Ryuki..." panggil Yeonjun di ambang pintu membawakan sarapan untuk Ryuki makan.
Memang seperti itu, setelah bekerja Ryuki akan dimanjakan oleh Yeonjun, Ia akan diberikan apapun yang ia inginkan, termasuk dengan pelukan hangat dan tidur bersama Yeonjun. Meski hanya tidur bersama, itu membuat Ryuki nyaman dan merasa bahwa Yeonjun masih menyayanginya.
"Makan dulu, udah itu istirahat ya, kan kamu ada kelas jam 10," ucap Yeonjun seraya menyimpan nampan berisi makanan itu di meja nakas dekat kasur. Ryuki bangkit dari tidurnya, lalu duduk ditepian kasur, menatap Yeonjun yang berdiri di depannya.
"Temenin?" tanya Ryuki seperti meminta.
Yeonjun terkekeh, ia pun mengangguk, "Iya, tapi kamu makan dulu terus minum obatnya ya, aku mau siapin barangku dulu buat pergi ke kampus nanti."
Ryuki menatap kepergian Yeonjun, lalu mengambil nampan itu dan disimpannya di pahanya, lalu menyantap makanan yang ada di piring dengan perlahan. Setidaknya Yeonjun masih memerhatikannya meski harus ada uang dan jerit payah Ryuki untuk mendapatkan itu.
Ia harus menjerit dan mendesahkan nama setiap pria yang sudah tertidur dengannya di kamar yang selalu Yeonjun sewa untuk menlancarkan pekerjaan Ryuki. Setelah itu, Yeonjun mendapatkan uangnya dan Ryuki mendapatkan apa yang ia inginkan yaitu, kasih sayang dari seorang Yeonjun.
Itulah kehidupan Ryuki tahun ini, sangat kejam namun di satu sisi, Ryuki tak bisa melepaskan Yeonjun begitu saja karena jujur sepenuh hatinya masih ada nama Choi Yeonjun terukir Indah di sana. Meski dengan rasa sakit dan malu yang ia dapatkan, tapi itu tak akan pernah menghapus nama Yeonjun dalam hatinya.
Setelah menyelesaikan makannya, ia berjalan menuju dapur untuk menyuci piring bekas makannya, terlihat Yeonjun ada di depan laptopnya seperti sedang mengerjakan sesuatu. Ryuki tak mau mengganggu ketennagan Yeonjun dan menyuci piringnya dengan hati-hati. Namun karena telinga Yeonjun seperti telinga gajah, ia mendengarnya dan langsung menutup laptopnya.
Tubuh Ryuki tiba-tiba terangkat saat baru saja selesai menyuci piring dan tubuhnya di bawa kembali ke kasur, tapi kali ini, Yeonjun ada di sebelahnya dengan memeluknya erat.
"I love you..." bisik Yeonjun tepat di telinga Ryuki.
Ryuki terkekeh mendengar itu, lalu mengeratkan pelukannya.
"I love you more..." jawabnya yang langsung dihadiahi ciuman dari Yeonjun.
•••
Hi, this is new version of Obsession : A Crazy Things Called Lust
By the way, this story attend for writing chalenge LFLC, so I should finish this story before December 31. I wish, I can do this!! I hope you enjoy it and i hope you guys like it, thank for supporting me. See u, i love you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession: A Crazy Thing Called Lust
Ngẫu nhiên[Obsession #1 : Choi Yeonjun Version] [15+] "Ingat, semua yang kamu lakukan harus demi aku, bukan karena aku." ··· #writtingchallengeLFLC © sesicha, 2021