O2 - Muskil

99 15 5
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Terbangun dengan kepala yang masih merasakan sakit, Ryuki meringis saat cahaya masuk menyinari indera penglihatannya. Pusing melanda di kepala Ryuki dengan terus meremas rambut miliknya, berharap rasa itu hilang. Membuka matanya dengan perlahan, mencoba menetralkan penglihatannya. Matanya masih belum jelas melihat semuanya, sampai akhirnya, rasa sakit itu kembali menyerang kepala Ryuki.

Dia lemas, dia menutup matanya dan kembali berbaring di kasur. Menggosok-gosok kepalanya dengan tangan, berharap itu akan membantu dirinya. Namun baru saja merasakan ketenangan, satu tarikan tangan membuatnya terpaksa bangun dan bangkit dari kasurnya. Matanya dipaksa terbuka, membuat rasa sakit itu semakin sakit terasa.

"Makan." ucapnya dingin, tanpa peduli dengan suara ringisan dari mulut Ryuki yang masih merasa kesakitan.

Dia menarik Ryuki ke meja makan, lalu dia duduk di sebelah Ryuki dan segera menyantap makan malamnya yang sudah disiapkan oleh dirinya sendiri. Ryuki mencoba kuat untuk menahan dirinya saat duduk, dia mengambil beberapa makanan di depan sana menggunakan sumpit. Lalu menyantapnya perlahan. Keadaan ruang makan kali ini sangat sepi, hanya ditemani suara dentingan sumpit yang beradu dengan mangkuk. Lalu, suara kunyahan dari mulut masing-masing.

Rasa sakit itu sudah tak terasa lagi saat mata Ryuki melihat seseorang yang amat dicintainya sedang makan dengan lahapnya. Ryuki tersenyum tipis melihat Yeonjun yang masih sibuk dengan makanannya, tanpa peduli dengan tatapan yang Ryuki berikan. Kemudian Ryuki kembali dengan makanannya. Dia menghela napasnya pelan, saat hatinya tiba-tiba bertanya 'kenapa kamu bertahan untuknya?'

Pertanyaan yang sangat mudah untuk Ryuki jawab, namun sangat sulit Ryuki lakukan. Ryuki ingin sekali pergi dari sini dan meninggalkan lelaki yang bisa saja disebut gila. Namun entah kenapa, rasanya sulit untuk melangkah menjauh dari tempat ini, dan menghapus kenangan indah bersama lelaki ini. Meski Ryuki tahu, semua yang Yeonjun lakukan adalah kepura-puraan dan setiap perbuatan Yeonjun hanyalah kebohongan.

Tapi entah kenapa, Ryuki sangat mencintai lelaki ini, ia bahkan tak pernah membayangkan bagaimana dia hidup tanpa adanya Yeonjun. Namun, entah tentang Yeonjun. Yeonjun selalu menutupi segalanya, bahkan sampai sekarang Ryuki tak pernah tahu mana ucapan tulus dan bohong dari mulut Yeonjun. Karena Ryuki selalu mengingat kata-kata yang pernah diucapkan Yeonjun sebelum dirinya menjual Ryuki setahun yang lalu.

"Ingat Ryuki, putri perlu waktu untuk menjadi seorang ratu, maka sekarang jadilah pelacur untuk menjadi ratu dikehidupanku, nantinya."

Itulah alasan Ryuki, enggan untuk pergi.

Setelah makan malam dengan keheningan, Ryuki pergi dari meja makan dan segera membersihkan badannya untuk bersiap kembali ke pekerjaannya, menjadi pemuas nafsu pria hidung belang.

Obsession: A Crazy Thing Called LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang