Thank u yang udah mau coba baca cerita baru aku!^^
Semoga suka ya><
Jangan lupa Vote dan coment, dan maaf kalau ada typo.
Let's read! Enjoy~
•••
Gadis kecil yang berusia 7 Tahun sedang kelaparan menunggu ibunya datang. Dia sudah menunggu diambang pintu rumahnya yang terbilang kecil.
"G-gimana ma, Wony lapar banget" rengeknya yang melihat ibunya datang sambil memegangi Perutnya.
Ibunya memasang wajah tak enak, karna dia belum juga mendapat pekerjaan. Bahkan meminjam tetangga pun tidak ada yang bersedia.
"Maaf ya...mama belum dapat uang ataupun pinjaman" sedihnya.
Wonyoung. Gadis kecil itu sudah tidak tahan, karna memang dia memiliki riwayat penyakit maag.
"Mah, sakit. Perut Wony sakit banget."
Ibunya tidak dapat berpikir jernih sekarang, dia panik melihat putrinya yang begitu pucat.
"Masih bisa ditahan gak? Ibu mau ngantar kamu ke suatu tempat."
Wonyoung mengangguk lemah, yang dia harapkan saat ini suatu tempat yang dimaksud ibunya adalah rumah sakit.
•••
Akhirnya mereka sampai, karna kurangnya budget mereka hanya bisa menggunakan angkot.
"Ini dimana?" Bingung Wonyoung melihat rumah yang besar nan megah.
Ibunya tidak menjawab, langsung menarik Wonyoung menuju kedalam gerbang.
Saat mereka ingin masuk ke rumah utama, mereka di cegat oleh satpam yang ada dirumah mewah itu.
"Cari siapa?"
"Saya mau ketemu ibu irene." jawabnya.
"Sudah ada jadwal pertemuan?"
Wanita paruh baya itu menggelengkan kepalanya.
"Maaf anda tidak bisa bertemu jika belum ada kesepakatan. Ini aturan yang berlaku dirumah ini."
"Tapi saya harus bertemu sama dia" ucap Ibu Wonyoung sambil mendorong satpam itu untuk menghindar.
Wonyoung hanya diam, dia tidak tau harus apa ditambah perutnya yang makin sakit.
"Tidak bisa bu" larang Satpam itu dengan tegas.
"Tolong saya harus bertemu dengan dia" pintanya.
"Biarkan saja dia masuk." perintah seorang wanita yang Wonyoung percaya dia adalah Irene.
Wonyoung dan ibunya diperbolehkan untuk masuk ke area ruang tamu yang mewah itu.
•••
"Ada keperluan apa?" tanya Irene dengan suara yang arogan.
"Tolong jaga anakku" Prontal langsung ibu dari Wonyoung.
"Kau kan tidak memiliki anak, aku akan memberikan anakku." lanjutnya.
Wonyoung bersembunyi kebelakang ibunya, apa maksudnya ini.
"Jaga anakmu? cih"
"Aku tidak sudi menjaga anakmu. Bukan menjaga, tetapi lebih tepatnya aku ingin mengambilnya dari dirimu yang miskin." kata Irene sambil menaikkan ujung bibirnya.
"Apapun yang kau katakan, itu terserahmu. Aku akan serahkan anak ini untukmu. Mohon jaga baik-baik dia" pinta Ibu Wonyoung.
"Saat aku mengambilnya, kau tidak berhak lagi atas dirinya, dan sekarang akulah Ibunya. Dengan kau membawanya kesini, aku akan memberimu imbalan besar"