➼ tumben sekali hyunjin bisa bangun sepagi ini tanpa alarm. Biasanya satu alarm saja tidak cukup sampai-sampai minho juga ikut andil membangunkan hyunjin dengan sejuta caranya.
Berhubung kebiasaannya yang hari ini berbeda, hyunjin jadi ingin melakukan sesuatu. Membuat sarapan, mungkin? Minho juga belum bangun dari lelapnya.
Tungkai panjangnya melangkah ke dapur kemudian membuka kulkas untuk melihat bahan-bahan yang ada. Baiklah, bagaimana dengan nasi goreng? Gak buruk, hyunjin juga tau resepnya.
Ambil celemek, ikat rambutnya, dan hyunjin siap untuk bertempur. Sibuk memotong daging juga bawang, serta mengambil nasi dari rice cooker.
Hyunjin sangat telaten melakukannya, kalau tau begitu mereka masak sendiri saja. Untuk apa membeli makan luaran terus-menerus jika memiliki skill memasak walaupun pas-pasan? Memasak masakan rumahan juga menguragi resiko terjangkit penyakit kan.
Ngomong-ngomong, disaat hyunjin tengah sibuk dengan kegiatannya. Ada suara yang menginterupsi, derap langkah kaki yang tidak terlalu nyaring namun mampu tarik atensi hyunjin.
Karena ia terlalu malas untuk menoleh, pada akhirnya ia menelisik menggunakan sudut mata. Mereka hanya tinggal berdua di kamar apartemen ini, jadi tentu saja itu Lee minho.
Dengan wajah khas bangun tidur. Matanya yang biasa bulat menjadi sipit akibat nyesuain cahaya pagi yang masuk dari gorden, juga kebiasaan yang sering orang lain lakukan yaitu menggaruk kulit tubuh mereka dengan wajah yang mengandung rasa puas.
Si rambut pirang ketawa geli melihat gelagat minho pagi itu, ditambah lagi minum air dari gelas sampai-sampai air tersebut mengalir dari kedua sudut bibirnya.
Tubuhnya mendekat dengan kepala condong sedikit kepada hyunjin. Karena melihat minho yang bertingkah aneh, hyunjin memberhentikan kegiatannya.
"Minho?"
"Bunda masak apa?"
Hah? Bisa dibayangkan wajah kaget hyunjin ketika minho memanggilnya dengan sebutan bunda. Sontak saja hyunjin tatap wajah minho yang tengah asik menggaruk perut dengan hiasan kotak-kotak tipis hasil jerih payahnya dalam olahraga.
"Lo mabok ya?"
"Bunda kok suaranya nyebelin sih?"
Karena terlalu greget, hyunjin menciprat air tepat di depan wajah minho. Berharap lelaki itu berhenti memanggilnya bunda. Toh, mereka udah pulang sejak kemarin. Apa mungkin kalau minho masih rindu dengan bunda?
Bisa jadi. Setelah cipratan air itu sentuh wajah minho, tak lama kemudian mereka terdiam dan saling menatap untuk waktu yang cukup lama.
Senyuman hyunjin terbit secerah mentari kepada minho. Niatnya mau ucapin selamat pagi, alih-alih minho bakal balas senyumannyaㅡ ternyata ia langsung nyelonong pergi tanpa rasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate ° Hyunho ✔
Fanfiction「 we arguing all day and hugging each other all night 」ㅡ end Lee Know × Hyunjin Dom! Lee know © Blueishby