LIMA

228 19 15
                                    

"HEY SIAPA KALIAN?!"

Baru saja mereka melangkahkan kaki, tiba-tiba terdengar teriakan seseorang dari depan pintu.Mereka berempat tak bisa berkata-kata.Terpaksa mereka diam di tempat saat orang yang meneriaki mereka perlahan mendekat.

"Ngapain kalian di sini?"

Seorang pria tinggi menghampiri mereka seraya memasang ekspresi murkanya.

Sheryl dan Ziva hanya menunduk ketakutan.Begitupun Leo.Hanya Harry yang berani menatap pria tinggi tersebut.

"Permisi Pak tadi kami habis mengembalikan buku," ucap Harry.

Pria tersebut seperti tidak percaya dengan ucapan Harry.Namun pada akhirnya ia membiarkan mereka berempat untuk pulang.

"Tadi itu guru bukan sih?" tanya Sheryl saat berjalan menyusuri koridor.

"Entah," jawab Harry.

"Eh soal surat tadi, mau lo apain?"

Pertanyaan Ziva membuat Harry menghentikan langkahnya.

"Kenapa?" tanya Leo.

"Kayanya gue tau siapa yang nulis surat itu."

Harry meluruskan pandangannya ke depan kelas kosong yang tiba-tiba saja pintunya terbuka sendiri.Otomatis Ziva,Sheryl, dan Leo langsung bersembunyi di belakang Harry.

"Dia cuman iseng, udah ayo pulang," ujar Harry.

Akhirnya mereka berempat pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

***

Sesampainya di rumah, Harry membaca ulang surat yang tadi ditemukan oleh Ziva.Ia juga mengamati kode pada kursi gudang yang sempat ia foto tempo hari lalu.Harry menerawang kejadian masa lalu dengan kemampuannya.Ia menyentuh sepucuk surat tersebut.Tak lama kemudian sebuah memori layaknya kaset rusak terus memutar di dalam pikirannya.

Flashback on

Seorang siswi diseret paksa ke dalam sebuah gudang.Ia terus berusaha meminta tolong walaupun sangat mustahil ada yang mendengarnya.

"Tolong!!! Lepasin aku!!"

"Diam!! Percuma kamu berteriak karna tak mungkin ada yang menolongmu."

Seorang pria yang menyeret siswi tersebut menyodorkan sebuah kertas dan pulpen.

"Ayo kamu tulis surat izin untuk Orang Tuamu!"

"Nggak, Aku nggak mau!"

Plak...

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi milik siswi tersebut.Air matanya sudah mengalir sejak tadi.Ia terpaksa menulis surat izin sembari menahan rasa sesak di dadanya.Namun diam-diam ia menulis surat pribadi untuk orang tuanya yang berisi permintaan tolong.Ia menyelipkan surat pribadinya itu di antara surat izin yang dibuatnya.

"Jangan mimpi ke Jepang kamu, anak kaya kamu tidak pantas pergi ke sana!"

"Lalu buat apa anda memilih saya!?"

"Kamu harus jadi tumbal.Hahahaha!"

"Sialan! Kenapa harus saya!?"

"Sudahlah anak malang, terima saja nasib burukmu!"

Brak...

Pria tersebut pergi meninggalkan siswi malang itu.Lalu membanting pintu gudang dengan keras kemudian menguncinya dari luar.

SECRET HIGH SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang